Kayla duduk termenung di depan televisi dengan banyak camilan di pangkuannya. Entah kenapa Kayla selalu suka camilan namun yang mengherankan berat badannya tak pernah naik.
Teringat kedekatan Satya dengan Bu Arsya tadi siang masih saja membuatnya kesal dan semakin bertekad mendekati Satya lebih giat. Sebenarnya Kayla masih bingung bagaimana cara mendekati cowok cuek seperti Satya namun tidak terkesa murahan. Ini baru pertama kali bagi Kayla mendekati seorang cowok, biasanya ia tak perlu mendekati tapi justru didekati.
Kayla mengambil ponsel di meja depan ia duduk kemudian membuka google berharap ia mendapat pencerahan bagaimana cara mendekati cowok dingin. Ia segera mengetikan cara mendekati cowok dingin di kolom pencarian.
Senyum Kayla mengembang saat yang dicarinya ketemu, dalam sebuah blog mengatakan kalau cowok dingin itu harus mengetahui hobby yang disukai supaya pembicaaan tidak garing.
Hobby? Ya ampun kenapa Kayla bisa tidak terfikirkan tentang hobby Satya. Oke besok nanti siang saat selesai jam kuliahnya Satya.
****
Kayla sudah bersiap duduk di kursi nomor dua dari depan tidak seperti biasanya yang selalu duduk di deretan paling belakang, ini dikarenakan hari ini adalah jadwal Satya mengajar di kelasnya.
"Lo tumben banget sih duduk didepan gini. Pindah belakang aja yuk." Bujuk Ella yang lebih suka duduk dibelakang seperti biasa apalagi hari ini jadwal Satya yang mengajar.
"Gue mau liatin Pak Satya dari dekat. Lo aja kebelakang sendiri gue disini aja"
Ella menatap takjub temannya, demi Satya ia rela duduk di nomor dua paling depan padahal biasanya ia paling susah kalau disuruh duduk didepan.
"Kanapa gak sekalian duduk dipaling depan aja say. Noh didepan meja dosen lo bakal puas liat Pak Satya dari dekat" tunjuk Ella kearah kursi kosong keramat depan meja dosen. Kursi itu selalu menjadi tempat duduk mahasiswa yang datang paling akhir masuk kelas.
"Ogah. Nyali gue kurang gede buat duduk disitu" jawab Kayla nyengir.
Ella hanya memutar bola matanya malas namun ia ikut duduk disebelah Kayla. Entah kenapa duduk di kursi paling belakang tanpa Kayla akan terasa garing dan membosankan.
Lima menit kemudian tepat pukul 10.30 Satya masuk kelas dengan penuh wibawa yang semakin membuat Kayla jatuh cinta. Tidak ada yang berubah dari penampilan Satya, masib seperti biasa kemeja lengan panjang biru dongker dimasukan kedalam celana bahan dan sepatu pantofel hitam mengkilat yang entah mengapa selalu membuatnya semakin keren.
Sikap Satya yang tegas, pintar, dingin dan serius itu justru membuat Kayla semakin terjerat akan pesona Satya. Ia bahkan tidak sadar jika pelajaran sudah dimulai.
"Apa kamu akan terus melamun sambil menatap saya sepanjang pelajaran dan membiarkan catatanmu kosong seperti ini Kayla?"
Kayla langsung berjengit kaget mendapati Satya yang sudah berdiri di sebelahnya sambil menatapnya tajam. Kayla berdehem gelagapan mencari polpen yang tiba-tiba menggilang.
"Itu polpem kamu jatuh" tunjuk Satya tepat di samping sepatu Kayla. Dengan secepat kilat Kayla segera mengambilnya.
"M-maaf pak" ucap Kayla sambil tersenyum paksa, demi tuhan ia benar-benar malu.
"Jangan diulangi lagi"
Kayla hanya mengangguk dan menunduk malu merutuki kebodohannya, seharusnya ia fokus dalam pelajaran dan tidak memberi kesan buruk pada Satya.
Kayla mencatat dengan semangat tulisan Satya dipapan, ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan melamun lagi dalam pelajaran.
"Tugas untuk minggu depan membuat artikel 10 halaman harus original. Jika ada yang plagiat siap-siap mengulang minggu depannya lagi. Selamat siang." Satya langsung keluar kelas tanpa menghiraukan wajah-wajah kecut mahasiswanya.
Melihat Satya keluar kelas, Kayla langsung memunguti alat tulisnya dan berlari keluar kelas mengejar Satya berharap belum terlalu jauh.
"Pak Satya." Panggil Kayla saat hampir dekat dengan Satya.
Satya langsung berhenti saat ada yang memanggilnya, tanpa menolehpun ia sudah tau suara siapa.
"Ada apa Kay?"
Kayla tersenyum saat Satya mengenali suaranya padahal Satya belum menoleh kearahnya.
"Ehm Kayla cuman mau nanya. Pak Satya hobbynya apa hehe."
Satya mengangkat alisnya sebelah mendengar pertanyaan Kayla.
"Maksud Kayla siapa tau hobby kita sama gitu pak jadi bisa sharing-sharing bareng" lanjut Kayla berharap mendapat jawaban dari Satya.
"Oh gitu. Saya suka mendaki gunung"
"Oya ? Wah kebetulan sekali saya pengen banget lo pak naik gunung. Kapan-kapan ajakin Kayla ya pak." Jawab Kayla semangat padahal
"Em boleh"
Mendengar jawaban Satya mata Kayla langsung berbinar bahagia, membayangkan akan mendaki gunung bersama Satya pasti sangat menyenangkan.
"Bener pak? Janji?"
"Iyam tapi saya nggak janji"
Sepanjang jalan Kayla tak berhenti menahan senyumnya. Mungkin ini cara yang tepat untuk mendekati Satya.
To be continued
______________________________________☆☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆
Hai jangan lupa vote dan comment ya😙 happy reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Dosen
Ficțiune adolescenți♡Follow author dulu sebelum baca♡ #1 in literasi (10 juni 2020) #2 in literasi (16-20 juni 2020) #1 in klasik(10 agustus 2020) #1 in pelajar (19 agustus 2020) Kayla putri Raesya cewek cantik primadona difakultasnya tapi bodoh dalam pelajaran, justru...