Bab 27 : Sakit

55.7K 3.6K 73
                                        

Setelah mengantar Kayla pulang Satya langsung pulang ke kontrakannya. Belum sampai kontrakan tiba-tiba hujan deras. Satya menghentikan motornya dipinggir jalan dan membuka jok motornya untuk mengambil jas hujan. Sialnya ia lupa, tadi pagi jas nya ia keluarkan untuk di jemur dan lupa untuk mengembalikan lagi ke tempatnya.

Dengan terpaksa ia naik motornya lagi mencari tempat berteduh karena hujan cukup deras. Bajunya basah kuyup saat menemukan emperan toko yang bisa untuk berteduh.

Sudah hampir satu jam Satya menunggu tapi hujan tak kunjung reda. Dengan terpaksa akhrinya ia menutuskan untuk menerobos hujan, tak apa jarak tempatnya berteduh dengan kontrakan tinggal kurang lebih 5 menit lagi.

Sesampainya di kontrakan, Satya langsung memarkirkan motornya di garasi dan masuk ke rumah.

"Sat kamu kenapa nggak pakai mantel?"

Satya menoleh ke Adit yang duduk di depan tv.

"Lupa nggak bawa. Tadi pagi tak jemur"

"Trus jaket kamu kemana? Tumben nggak pakek jaket"

Satya teringat jaketnya, tadi ia meminjamkan ke Kayla karena tak tega Kayla kedinginan memakai baju lengan pendek. Satya juga teringat senyum manis Kayla saat mengucapkan terimakasih, entahlah tiba-tiba Kayla terlihat sangat imut jika tersenyum.

"Heh ditanya nggak jawab malah senyum-senyum nggak jelas."

"Mana? aku nggak senyum-senyum" Satya lamgsung merubah wajahnya menjadi datar lagi.

"Itu tadi kamu senyum-senyum. Oooo jangan-jangan kamu habis kencan yaaa? Iya ini pasti. Yakin aku Sat. Kencan sama siapa? Ngaku-ngaku"

Satya hanya memutar bola matanya malas kemudian pergi meninggalkan Adit.

"He Sat ditanya nggak jawab malah pergi" teriak Adit sambil tertawa dari depan tv

Tanpa menghiraukan ucapan Adit Satya langsung masuk kamarnya dan mengambil baju kemudian ke kamar mandi untuk mengganti bajunya yang basah. Lama-lama menggunakan baju basah membuatnya kedinginan.

Selesai mengganti bajunya Satya ikut duduk di sebelah Adit menonton tv. Belum 5 menit ia duduk ponselnya berbunyi ada notif pesan.

From : Kayla
Pak Satya makasih ya udah anterin Kayla pulang trus di pinjemin jaket lagi. Makasih banyak pak. Jaket pak Satya wangi, Kayla suka hehe

Satya membaca pesan dari Kayla dengan tersenyum, jelaslah jaketnya wangi karena setiap mau memakai jaket pasti selalu ia semprot parfum dulu

To : Kayla
Sama-sama.

Ingin rasanya Satya membalas pesan dari Kayla dengan kalimat yang kebih panjang tapi gengsi. Ia harus tetap terlihat cool di depan Kayla. Belum 1 menit sudah ada balasan chat lagi dari Kayla.

From : Kayla
Sebagai tanda terimakasih, lusa Kayla ganti traktir pak Satya nasi goreng ya.

Adit yang penasaran Satya senyum-senyum membaca chat mencoba mengintip ponsel Satya.

"Oooh lagi chat an sama Kayla. Cie-ciee yang mau di traktir. Aku juga mau dong"

Satya yang sadar Adit mengintip lamgsung menyembunyikan ponselnya.

"Apasih dit, kamu ngintip ya"

"Dikit hehe. Jangan-jangan bener nih tadi baru kencan"

Satya hanya diam melanjutkan menonton tv tak menghiraukan ucapan Adit. Rasanya hari ini ia capek sekali, ditambah kehujanan membuat badannya sedikit tidak enak dan meriang.

Tiba-tiba perut Satya terasa sedikit mual. Satya memejamkan matanya untuk mengurangi rasa mual di perutnya.

"Kemana?" Tanya Adit saat melihat Satya lari kebelakang.

Satya lari ke toilet, ia sudah tidak kuat menahan mual.

"Sat kamu kenapa mual? Hamil??"

Satya langsung menoleh kebelakang.

"Ngawur" Satya sebal dengan Adit bisa-bisanya masih bercanda padahal ia muntah banyak.

Setelah tidak ada tanda-tanda ingin muntah lagi Satya kembali ke kamar dan merebahkan badannya.

"Nih minum obat masuk angin sama minyak kayu putih"

Satya menerima obat masuk angin dari Adit dan meminumnya, setelah itu mengolesi perut dan kakinya dengan minyak kayu putih.

Satya memejamkan matanya kembali saat Adit keluar kamarnya, tak lupa memakai selimut karena udara mendadak terasa dingin.

Belum 15 menit Satya memejamkan mata ponselnya berbunyi. Ternyata yang menelepon ibunya.

"Assalamualaikum bu"

"Walaikumsalam" jawab suara ibunya dari seberang telepon.

"Gimana kabarnya ibu sama bapak?"

"Alhamdulilah sehat-sehat saja disini. Kamu lagi sakit kok suara kamu seperti orang sakit?"

Satya terdiam, ibunya selalu tau kalau ia lagi sakit walau tidak bertatap muka secara langsung.

"Cuman masuk angin bu. Bentar lagi juga sembuh"

"Jangan lupa minum obat, pakai minyak kayu putih trus minumnya yang hangat-hangat"

"Iya bu. Ibu ada apa kok nelpon Satya malam-malam?"

"Kangen sama kamu. Kamu kapan pulang?"

Satya terdiam, ia sebenarnya juga rindu ibu dan bapaknya.

"InsyaAllah libur semester pulang bu"

"Alhamdulillah. Oiya gimana sama Aisyah? Kamu mau ibu kenalin?"

Satya memijat dahinya, bingung harus menjawab apa.

"Satya belum tau bu"

"Aisyah itu baik, sholehah mantu idaman ibu pokoknya. Kalau kamu mau ibu sama bapak pasti senang sekali"

"Satya pikir-pikir dulu ya bu"

"Iya. Kalau kamu mau langsung telepon ibu. Yasudah kamu cepat tidur, semoga cepat sembuh ya cah bagus anak ibu."

"Iya bu trimakasih. Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

Setelah panggilan diakhiri, Satya memejamkan mata dan memijat dahinya. Ibunya menanyakan lagi perjodohannya dengan Aisyah. Satya bingung ia tak tau harus mau atau tidak. Jika ia menerima perjodohan ini kedua orang tuanya pasti bahagia, tapi Satya merasa berat hati untuk menerima. Satya mengacak rambutnya bingung dengan perasaanya sendiri.

To be continued
_

_____________________________________

☆☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆

My Ice Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang