Bab 40 : Permintaan maaf

50.5K 3.3K 56
                                    

Kayla mengikuti langkah kaki pak Satya menuju gazebo samping gedung fakultas ekonomi yang tidak terlalu ramai. Mereka duduk berhadapan dengan Kayla yang melihat lalu lalang mahasiswa yang masuk menuju gedung fakultas hukum di seberang.

"Kay"

Kayla menoleh ke arah pak Satya, "ada apa mencari saya?"

Satya mengusap tengkuknya, "saya minta maaf"

"Kenapa minta maaf? Bukannya tadi minta saya memberi tau kalau sudah tidak marah lagi?"

"Kamu masih marah?"

"Enggak cuma sebal"

"Marah sama sebal apa bedanya?"

Kayla menatap pak Satya tajam, untuk apa pak Satya bertanya beda dari marah dan sebal bukanya sudah jelas beda, dari tulisan saja sudah jelas beda.

Kayla tak menjawab hanya menghela nafas gusar.

"Kay kamu nggak mau maafin saya? Masa cuma hal sepele seperti ini saja kamu marah?"

"Iya memang hal sepele. Katanya pak Satya mengajak saya berkomitmen untuk saling percaya satu sama lain, tapi bagaimana saya bisa percaya kalau dengan hal-hal yang sepele saja pak Satya tidak bisa jujur?. Mungkin kalau pak Satya jujur saya tidak marah."

Satya terdiam mendengar ucapan Kayla, rasanya memang benar harusnya ia lebih bisa terbuka.

"Maaf"

Kayla menghela nafas, "apa pak Satya tidak mengerti persaan saya melihat pak Satya bertemu dengan bu Aisyah?"

"Maafkan saya Kay, saya salah"

"Coba bayangkan bagaimana perasaan pak Satya melihat saya diam-diam bertemu dengan seseorang yang menyukai saya ?"

"Saya pastikan itu nggak akan pernah terjadi."

"kenapa?"

Satya berdehem, "saya nggak akan biarin kamu dekat dengan lelaki manapun"

Kayla hanya diam tanpa menyahut, ia kembali melihat lalu lalang mahasiswa.

"Kay, saya harus bagaimana biar kamu mau memaafkan saya?"

Kayla berfikir sejenak, "mau es krim"

Satya mengangkan sebelah alisnya, "es krim? Kamu minta es krim?"

"Ih nggak peka banget sih"

Salah lagi, batin Satya menahan diri.

"Yaudah kamu mau es krim rasa apa?"

"Rasa coklat, vanila, sama taro"

Satya terkejut mendengar permintaan Kayla, "sebanyak itu?"

"Kalau nggak mau yaudah"

"Iya-iya mau. Ini juga mau berangkat. Minta apa lagi tuan putri?" Tanya Satya dengan malas

"Nggak ikhlas nggak usah deh"

"Ya ampun ikhlas kok ini, ikhlas lahir batin"

"Iya"

"Yaudah tunggu sini jangan kemana-mana"

Satya langsung pergi meninggalkan Kayla untuk membeli es krim di kantin.

Sedangkan Kayla menatap kepergian Pak Satya dengan tersenyum. Lumayan lah bisa mengerjai dosen dingin dan killer seperti pak Satya hihi.

10 menit kemudian Satya sudah datang dengan sebuah kresek di tangannya. Kayla menerima es krimnya dengan senang dan langsung memakannya.

"Jadi kamu sudah maafin saya?"

"Sudah"

Satya tersenyum, "alhamdulillah, jadi minta maaf sama kamu enak ya tinggal belikan es krim, tau gitu sudah saya belikan es krim dari tadi"

"Jadi pak Satya mau buat saya marah lagi?"

"Bukan begitu" sahut Satya cepat, astaga ternyata benar kalau ada yang mengatakan cowok itu selalu salah dan cewek selalu benar.

"Terus?"

"Aduuh udah lupain jangan marah lagi, tadi cuman bercanda"

"Hmm"

"Maaf ya"

"Iya"

Kayla melanjutkan makan es krimnya.

"Oiya tadi saya lihat kamu kaya lagi debat sama Risa?"

Kayla langsung menoleh, "pak Satya kenal Risa?"

"Kan saya juga ngajar di kelasnya"

"Oh"

"Oh aja?"

"Iya oh aja"

Satya menghela nafas, "tadi kamu ngapain?"

"Cuman menyapa orang yang iri sama saya"

"Iri kenapa?" Tanya Satya penasaran.

"Iri pak Satya ngajak saya kencan kemarin"

"Kenapa?"

"Ih masa nggak paham sih, dia itu fans berat pak Satya" ucap Kayla sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa kamu cemburu?"

"Buat apa saya cemburu sama cewek kaya gitu"

"Halah udah ngaku aja nggak usah malu. Kamu cemburu kan?"

"Iiih nyebelin banget sih"

Satya hanya tertawa melihat Kayla yang sebal.

"Trus tadi dia ngancam saya"

Satya langsung menoleh, "mengancam apa? Bilang sama saya"

"Katanya nggak akan tinggal diam kalau saya masih dekat dengan pak Satya."

"Nanti saya akan tegur dia"

"Nggak usah" sahut Kayla cepat.

"Kenapa? Saya nggak suka ada yang mengancam kamu.

"Nggak usah, nanti malah Kayla di katain suka mengadu"

"Orang kaya gitu harus segera ditindaklanjuti"

"Udah nggak usah, mungkin dia cuma gertak aja"

"Tapi kalau seandainya benar bagaimana?" Tanya Satya khawatir.

"Udah tenang aja, pak Satya nggak usah khawatir."

Satya hanya menghela nafas, "yasudah kalau begitu saya ada jadwal mengajar lagi. Saya tinggal ya. Kalau ada apa-apa bilang saya"

"Iya"

Kayla memperhatikan pak Satya yang kembali masuk ke gedung fakultas ekonomi sambil terus memakan es krimnya, entah kenapa es krim nya mendadak enak kalau yang membelikan  pak Satya.

"Duh enak banget ya ada yang dibeliin es krim pak Satya, gue juga mau dong"

Kayla langsung melotot melihat es krimnya diambil Risa.

"Apa sih lo, balikin es krim gue"

Kayla berusaha merebut es krimnya tapi di hadang teman-teman Risa.

"Sebeneenya lo pakai pelet apa sih kok bisa gitu pak Satya mau-maunya lo suruh."

"Orang kalau iri tuh gitu ya, fikirannya negatif terus" ucap Kayla

"Udah deh ngaku aja, kasian gue lihat pak Satya kalau lo pelet. Mendingan pak Satya sama gue"

"Pak Satya nggak akan mau sama cewek kaya lo, udah ya gue pergi males ngladeni orang-orang nggak penting kaya kalian"

"Awas lo Kay" teriak Risa sebal.

Kayla langsung pergi meninggalkan Risa dan teman-temannya tanpa menghiraukan sumpah serapah orang-orang di belakangnya.

To be continued
______________________________________

☆☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆

Hai jangan lupa vote dan comment ya😙 happy reading❤

My Ice Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang