Malam ini Satya menumpang tidur di kamar Adit karena di rumah kontrakan mereka hanya ada dua kamar saja, sedangkan ibu Satya hari ini menginap sampai beberapa hari kedepan. Beruntung kasur Adit cukup lebar untuk di tiduri 2 orang jadi Satya tidak perlu tidur di sofa.
"Sat bisa diam nggak sih?"
Satya menoleh ke arah Adit yang kini tidur memunggungi nya. Memang sedari tadi Satya tidak bisa tidur karena memikirkan permintaan ibunya.
"Apa? Aku dari tadi diam nggak ngomong sama sekali."
Adit berdecak kemudian membalikan tubuhnya, "jangan gerak terus, aku jadi nggak bisa tidur."
Satya berdecak sebal, kemudian membalikan tubuhnya memunggungi Adit. Satya mencoba memejamkan matanya tapi fikirannya terus melayang bagaimana caranya memenuhi permintaan ibunya. Ia tidak mungkin mengajak Kayla, tapi kalau bukan Kayla siapa lagi tidak ada terfikir perempuan lain. Tapi bagaimana caranya mengajak Kayla, akan berasa aneh kalau ia tiba-tiba meminta Kayla bertemu dengan ibunya. Satya menelentangkan tubuhnya dan mengacak rambutnya bingung.
"Sat, jangan banyak gerak dong" tegur Adit lagi.
"Iya maaf, lupa"
Satya membalikan tubuhnya lagi, kemudian mengambil ponselnya. Ia menimang-nimang haruskan menghubungi Kayla sekarang, tapi ini sudah malam. Tapi kalau tidak segera dihubungi ibunya pasti akan terus menanyakannya, atau yang paling buruk ibunya akan memaksa menjodohkan dengan Aisyah.
Satya menyalakan ponselnya kemudian membuka ruang chat Kayla, dan ternyata Kayla baru saja online 5 menit yang lalu. Satya berdecak melihat Kayla yang sudah malam belum juga tidur masih saja main hp, padahal sekarang sudah jam 10.
Satya menghembuskan nafas pelan kemudian mencoba mengetik pesan.
Assalamualaikum Kayla bisa besok ketemu ibu saya?
Satya menggelengkan kepalanya, nggak nggak hapus hapus Kayla pasti nanti menganggapnya aneh kalau ia tiba-tiba mengirimi pesan seperti itu.
Satya mengetuk-ngetuk ponselnya bingung memikirkan bagaimana merangkai kata, sial kenapa untuk mengirim pesan ke Kayla saja susah sekali padahal kalau untuk membuat jurnal penelitian otaknya selalu encer merangkai kata.
Sudah tiga kali Satya menghapus pesan yang sudah ia ketik tapi belum juga ada yang pas untuk dikirim ke Kayla. Kali ini Satya memejamkan matanya terlebih dahulu kemudian menghirup udara dalam-dalam dan mulai mencoba mengetikan pesan.
Adit yang sedari tadi tidak bisa tidur karena Satya terus bergerak-gerak, kini ia mengubah posisi untuk telentang. Adit melirik Satya yang memunggunginya sambil sesekali berdecak, cahaya ponsel Satya yang menyala di kamar temaram menyilaukan mata membuat Adit sedikit penasaran. Dengan pelan Adit bangun dari tidurnya dan mengintip ponsel Satya, Satya yang terlalu fokus melihat ponsel tak menyadari kini kepala Adit sudah melomgok membaca pesan yang ia ketik sedari tadi.
To : Kayla
Assalamualaikum Kayla. Besok bisa kita bertemu bersama ibu saya?Adit geli membaca pesan Satya, jadi sedari tadi Satya akan mengirim pesan ke Kayla. Tiba-tiba ide jahil Adit muncul karena sedari tadi Satya mengetuk ponselnya dengan sedikit melamun. Tangan Adit terulur memencet send di ponsel Satya, Satya berjingkat kaget langsung tersadar dari lamunnya dan membulatkan matanya karena pesannya sudah terkirim ke Kayla.
Satya langsung menoleh ke arah Adit yang kini nyengir seperti orang tak bersalah.
"Apa-apaan sih kamu dit"
"Apa? Aku kan cuman bantu kamu buat ngirim pesan hehe"
Satya berdecak sebal dan membalikan tubuhnya lagi setelah merebut guling yang dipakai Adit. Adit hanya menggeleng tak percaya melihat kelakuan Satya yang biasanya dingin sekarang mendadak seperti bocah.
Satya memeluk guling dengan cemas, sesekali ia melirik ponselnya menunggu pesan balasan dari Kayla. Ia tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Kayla membaca chatnya, rasanya Satya ingin menenggelamkan dirinya dilautan saja.
Hampir 5 menit belum ada balasan dari Kayla, Satya menghela nafasnya kemudian memejamkan matanya. Belum 1 menit Satya memejamkan mata, ponselnya bergetar. Jantungnya mendadak berdetak lebih cepat, Satya mendadak gugup. Setelah meyakinkan diri ia meraih ponselnya dan membaca basmalah sebelum menghidupkan ponsel. Satya menghidupkan ponselnya dengan memejamkan mata, setelah sudah siap dan menghembuskan nafasnya pelan Satya membuka matanya.
Sial sudah degdegan eh ternyata bukan pesan dari Kayla tapi pesan dari operator, ingin sekali Satya membanting ponselnya kenapa operator harus mengiriminya pesan malam-malam begini dan di suasana genting. Satya menaruh ponselnya kembali dengan sebal, tapi baru saja ditaruh ponselnya bergetar lagi. Satya semakin sebal mungkin chat operator lagi, tapi Satya juga penasaran. Satya menghidupkan kembali ponselnya dan ia langsung melebarkan matanya karena ada pesan atas nama Kayla di ponselnya. Dengan perasaan was-was Satya membuka pesan dari Kayla.
To be continued
______________________________________☆☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆
Hai jangan lupa vote dan comment ya😙 happy reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Dosen
Teen Fiction♡Follow author dulu sebelum baca♡ #1 in literasi (10 juni 2020) #2 in literasi (16-20 juni 2020) #1 in klasik(10 agustus 2020) #1 in pelajar (19 agustus 2020) Kayla putri Raesya cewek cantik primadona difakultasnya tapi bodoh dalam pelajaran, justru...