Bab 17 : tragedi dan Satya

58.8K 4K 77
                                    

Kayla berjalan cepat ke arah jalan raya yang cukup jauh dari rumah tante Fandi, dan sialnya ponselnya mati sehingga Kayla tak bisa memesan taksi online.

Saat di persimpangan jalan tiba-tiba ada seekor anjing yang berdiri memperhatikan Kayla dengan tatapam tajamnya, sial Kayla sangat takut dengan anjing. Dengan langkah yang dipercepat Kayla berusaha melepas sepatu high heelsnya. Setelah sepatunya terlepas ia langsung berlari sekencang-kencangnya.

Saat menoleh kebelakang ternyata anjing yang tadi hanya memperhatikan sekarang justru mengejarnya, Kayla berteriak ketakutan dan lebih sialnya jalan yang ia lewati benar-benar sepi padahal masih jam setengah sembilan malam.

Kayla melempar sepatunya ke arah anjing berharap agar tidak mengejarnya lagi, namun dugaannya salah anjing tersebut masih terus mengejarnya. Kayla benar-benar susah kelelahan jika harus terus berlari tanpa arah seperti ini ia benar-benar capek. Ingin rasanya menyerah saja mungkin ia akan masuk rumah sakit setelah ini karena terkena rabies digigit anjing. Melihat ada pohon yang sepertinya bisa ia panjat akhirnya Kayla dengan nekat menaiki pohon itu. Kayla duduk di atas cabang pohon yang lumayan besar dengan nafas tersengal-sengal melihat anjing yang mengejarnya masih menggonggong dibawah pohon. Hari ini benar- benar sial Kayla sangat capek ternyata ia sudah berlari jauh bahkan sampai mengitari pekarangan orang.

Tanpa terasa ia menangis sesenggukan karena capek dan takut dengan anjing yang masih setia menantinya dibawah sana. Setelah 10 menit anjing itu menunggu nya dibawah akhirnya anjing itu pergi, mungkin anjing itu bosan menunggunya.

****

Satya yang sudah kenyang sehabis mengambil makanan dan berfoto bersama akhirnya memutuskan untuk pulang. Satya berjalan menuju motor vespa hitam kesayanganya di parkiran, motor itu adalah motor pemberian dari ayahnya.

Satya menyalakan motornya dan menjalankannya pelan sambil menikmati sepoi-sepoi angin malam menghilangkan kegundahan hatinya. Entah mengapa moodnya tiba-tiba hancur malam ini setelah mendengar Kayla berpacaran dengan Fandi. Padahal harusnya ia senang karena tidak akan ada yang mengusiknya lagi.

Di tengah jalan ia mendengar seperti ada suara perempuan menangis sesenggukan, namun saat di cari tidak ada seorangpun. Mungkinkan di komplek ini ada hantunya, membayangkan saja membuat Satya bergidik ngeri. Meskipun berpostur tinggi dan tegap jika dihadapkan dengan hantu Satya tidak akan sanggup. Bahkan di kontrakan Satya sering dibuli oleh Adi karena ia penakut.

Satya menghentikan motornya karena penasaran suara tangisan berasal dari atas pohon. Belum sempat satya menengok ke atas perempuan yang diatas pohon memanggilnya dengan pelan dan sedikit serak.

"Pak Satya"

Badan Satya mendadak kaku, darimana hantu itu tau kalau namanya Satya. Tapi tunggu dulu sepertinya ia tidak asing dengan suara itu. Dengan perlahan ia menengok ke atas pohon, dan terbelalak kaget.

" Kaylaa. Ngapain kamu malam-malam naik keatas pohon? Mau maling mangga?" Tanya Satya reflek.

Kayla yang ditanya justru mengerucutkan mulutnya sebal.

"Tolong.. Kayla nggak bisa turun, takut jatuh"

"Kamu ini bisa naik nggak bisa turun, sini aku pegangin"

Dengan hati-hati Satya membantu Kayla turun.

" mana sepatu kamu?"

"Saya lemparkan ke anjing pak hehe, tadi saya dikejar anjing"

"Ya ampun Kayla jadi kamu tadi dikejar anjing?" Tanya Satya kaget.

"Iya"

"Nih pakai" Satya memberikan sandalnya ia tak tega melihat Kayla harus bertelanjang kaki.

"E-eh nggak usah pak, Kayla nggak papa kok"

"Pakai" ucap Satya sambil menaiki motor meninggalkan Kayla yang masih terdiam.

"Sini naik"

"Apa pak?" Kayla memastikan pendengarannya tidak salah, benarkah Satya akan memboncengnya. Hati Kayla sudah sangar berbunga-bunga.

"Kamu bareng sama saya saja, bahaya perempuan jam segini sendirian"

"Bener pak? Serius? Pak Satya mau membonceng Kayla? Mengantar Kayla kerumah? Auuuh senangnyaa" dengan semangat Kayla berlari menaiki motor vespa Satya.

Satya hanya bisa memutar bola matanya melihat sikap kekanakan Kayla.

Sepanjang perjalanan Satya hanya terdiam canggung, ingin mengajak bicara tapi ia tidak punya topik pembicaraan sama sekali.

"Ehmm pak"

"Iya"

"Sebenarnya saya tidak pacaran kok sama Fandi"

"Lalu?"

"Cuman mau ngasih tau aja, takut pak Satya cemburu hehe"

Satya tak menanggapi ucapan Kayla, ia sebal bisa-bisanya Kayla berfikir ia cemburu.

"Dimana rumahmu?"

"Di perum permai indah, blok m pak"

"Oke"

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya sampai di depan rumah Kayla.

"Saya langsung pulang ya"

"Nggak mampir dulu pak?"

"Nggak usah sudah malam, Assalamualaikum"

"Makasih pak Satya, Walaikumsalam"

To be continued ->
______________________________________

☆☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆

Hai jangan lupa vote dan comment ya😙 happy reading❤

My Ice Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang