45: semakin rumit

47.6K 3.3K 77
                                    

Tidak terasa waktu pernikahan sudah tinggal menghitung hari, Kayla mendadak seperti merasa tidak siap. Semakin dekat waktu pernikahan tiba semakin sering juga ia dan pak Satya bertengkar. Mereka sering bertenggar mulai dari hal-hal kecil seperti memilih makanan sampai ke hal-hal yang besar seperti tadi.

Kayla duduk bersandar di kursi meja belajarnya, fikirannya melayang ke kejadian tadi pagi.

Flashback
Kayla duduk di kursi ruang tamu kontrakan pak Satya dengan perasaan sedikit gugup, hari ini ia akan bertemu kembali dengan ibu pak Satya. Sebenarnya semenjak lamaran Kayla masih penasaran bagaimana mungkin ibu pak Satya dengan mudah menerimanya, ingin sekali Kayla menanyakan hal itu pada pak Satya namun ia merasa tidak enak hati.

Kayla menoleh saat pak Satya dan ibunya muncul dari balik ruang keluarga.

"Assaalmualaikum bu" sapa Kayla ramah.

"Walaikumsalam" jawab ibu Pak Satya tanpa tersenyum sama sekali, walaupun tidak ada tatapan sinis namun hati Kayla seperti teriris, entah ia seperti merasa kehadirannya hanya seperti angin lalu.

"Ibu bagaimana kabarnya?" Kayla mencoba berbasa-basi berharap ia bisa mengambil hati calon mertuanya.

"Alhamdulilah sehat."

Kayla tersenyum berusaha mencari topik pembicaraan lagi.

"Bapak ikut kesini juga bu?"

"Iya ikut, sekarang masih jalan-jalan keliling, katanya mau lihat suasana di kota"

"Sendirian bu?"

"Iya"

Belum sempat Kayla bicara lagi pak Satya yang tadi sempat kembali kebelakang kini sudah kembali dengan 3 gelas minuman dan beberapa kue jajanan pasar yang baru dibelinya tadi saat ada pedagang lewat.

"Minum dulu Kay"

Kayla mengangguk sambil tersenyum, kemudian ia mengambil gelas di depannya.

"Kalian setelah nikah nanti langsung pindah ke jogja kan?"

"Uhu-uhuk" Kayla langsung tersedak minumannya saat mendengar ucapan ibu Pak Satya. Kayla tidak salah dengar kan? Sejak kapan ia merencanakan pindah ke jogja??

"M-maksudnya ibu bagaimana?"

Ibu pak Satya langsung menoleh kearah Kayla, "loh Satya belum bilang sama kamu?"

"Belum. Maksudnya pindah ke jogja bagaimana bu?"

"Sesuai perjanjian kemarin sebelum Satya melamar kamu, ibu setuju asal kalian pindah dan pulang ke Jogja setelah menikah"

Kayla semakin terbelalak, "A-apa?" Kayla langsung menoleh ke arah pak Satya, bagaimana mungkin pak Satya tidak memberitahunya menganai hal sebesar ini.

Sedangkan Satya yang ditatap Kayla langsung kikuk, ia mengusap tengkuknya bingung harus bersikap bagaimana. Sebenarnya ia sudah ingin menceritakan hal ini kepada Kayla tapi ia bingung bagaimana cara mengutarakannya, ia terlalu bingung merangkai kata hingga kurang 2 hari tanggal pernikahannya Satya belum berani mengatakan kepada Kayla.

"T-tapi bagaimana kuliah saya bu?"

"Kan bisa pindah kesana" jawab ibu Pak Satya santai.

Kayla terbelakak, pindah kuliah? Dia sudah semester 4 dan harus pindah?.

"T-tapi" Kayla bingung tak bisa berkata-kata, ia bingung kenapa menjadi rumit seperti ini.

"Yasudah ibu kedapur dulu ya, kalian pasti butuh waktu berdua untuk membicarakan rencana pindah ini" ucap ibu pak Satya kemudian menuju dapur meninggalkan Satya dan Kayla.

My Ice Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang