"Lo tumben ngomel-ngomel sih, mirip gue aja."
- Grahana----
"Udah di depan?"
"..."
"Depan mana?"
"..."
"Ya, ya, bentar."
Setelah sambungan telepon selesai, Gara melirik dua orang yang tengah asik bermain disamping tempat tidur.
Merasa semuanya aman, Gara menyimpan telfonnya, lalu keluar dari kamar milik adik perempuannya. Ia berjalan menuju wastafel terdekat, untuk membersikan wajahnya dari beberapa coretan spidol karena kalah bermain tadi. Lalu dilanjutkan keluar rumah.
Tiba di halaman depan rumah mewah itu, Gara bisa melihat sebuah mobil asing dengan satu motor disana, beserta dua temannya juga.
"Bos!" Sapa salah satu dari mereka, Dodi.
Gara menghampiri mobil asing tersebut, meraba-raba sedikit, lalu bercedak sinis.
"Mau gue apain nih mobil?" Tanya Gara pada kedua temannya.
Kalian ingat Gara pernah memenangkan balapan melawan Arka? Itulah hadiahnya. Dan Gara tidak tertarik, toh dia udah punya mobil, buat apa satu mobil lagi?
"Buat lo bakar juga nggak pa-pa." Sahut Dodi sekenanya.
Gara terkekeh, "yaudah, masukin garasi geh."
Mobil putih milik Gara tidak pernah ia masukkan kedalam garasi rumah keluarga Genatha ini. Jika mobil Arka masuk garasi, artinya benda itu tak akan Gara sentuh untuk waktu yang cukup lama.
"Siap!" Tanggap Dodi. "Masukkin, Yo." Ia menyuruh Mario menempatkan mobil di garasi.
Bilangnya "siap", tapi malah nyuruh orang lain. Dasar anak buah Gara, mirip bapak buahnya.
"Mau ke markas kagak nih?" Tanya Dodi begitu Mario mulai memasukkan mobil.
"Sekarang?"
"Yoi."
"Lagi pada kumpul?" Gara bertanya lagi.
Dodi mengangguk, "cuma sebiji dua biji doang yang nggak ada."
Gara terdiam sejenak. Di dalem ada Hana, tapi ia juga ingin pergi. Apa tidak apa-apa meninggalkan gadis itu sebentar?
Ah Tidak tidak! Masa ia malah main.
"Sekarang mah gue nggak bisa." Tolak Gara.
"Tumben," celetuk Dodi. Lalu menatap Gara dengan tatapan yang tidak sulit diartikan. "Mau jalan sama pacar lo, ya? Hayo..."
Kampret! Dodi ini memang menyebalkan. Jidat Dodi pun mendapat jitakan dari Gara. "Ngaco lo!"
"Aduh," Dodi mengelus jidatnya. Tapi sedetik kemudian tertawa. "Halah nggak ngaku! Bilang aja kalo lo udah punya cewek. Kenalin ke kita dong!"
"Akhirnya kita punya Ibu bos!" Tambah Mario yang sudah selesai dengan tugasnya.
"Udeh sono pergi lu pada!" Dengan teganya Gara menendang mereka berdua. Mereka nyebelin sih, jadi kena sapa dari kaki Gara.
"Iye iye," sahut Dodi sambil mengelus pahanya yang kena tendang. "Kita balik, ye, Bos!"
"Hm, ntar malem gue nyusul." Ujar Gara.
Mario menaiki Ninja merah, yang kemudian disusul Dodi di boncengan. Mereka berdua pun mulai menjauh.
"Salam buat si Ibu bos!" Celetuk Dodi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garahana
Teen Fiction"Apa? Ngomong yang jelas! Perlu diajarin kayak anak TK?!" "Gue suka lo!" g α r α h α n α Abban ⓒ 2018