38▶ resmi berakhir

1.1K 56 10
                                    

"Kita resmi putus sekarang."
- Sagara

------

Sepasang sneakers putih turun dari motor. Tangannya bergerak melepas helm, lalu memandangi parkiran yang belum begitu ramai.

"Sigit, nih," Hana memberikan helm ketika Sigitto selesai dengan urusannya.

Sigitto memasangkan helm itu di jok belakangnya. "Hari ini mau belajar bareng?"

"Iya."

"Lo bareng gue aja."

Hana mengangguk.

Senin depan SMA Skyline akan memulai Penilaian Akhir Semester ganjil. Maka dari itu, kelas Hana mengadakan acara belajar bareng, mulai hari ini, sampai ujian selesai.

Mereka berjalan beriringan meninggalkan parkiran. Suasana terasa canggung kala tak ada yang bersuara diantara mereka.

"Ekhem," Sigitto berdehem. "Han."

"Iya?"

"Soal semalem, lo seriusan nerima kalo kita dijodohin?" Sigitto bertanya serius.

"Serius," jawab Hana.

"Gimana sama Gara?" Tanya Sigitto lagi. "Bukannya kalian pacaran?"

"Udah enggak," lirih Hana. Ia menatap Sigitto. "Gue udah putusin Gara, bahkan sebelom Ayah minta kita dijodohin."

"Kok tiba-tiba mutusin?" Sigitto merasa ada yang aneh. "Gara nyakitin lo? Lo diapain? Cerita sama gue."

"Enggak, Git, jangan nethink ih, kata Mami itu nggak baik." Ujar Hana.

"Bukannya nethink, ya emang nggak ada yang 'baik' kalo tentang Gara." Cibir Sigitto. "Jadi, lo mau cerita kenapa mutusin dia?"

Hana diam.

Ketika memikirkan Gara, ada sesuatu dalam lubuk hatinya yang terasa sakit. Sungguh, Hana merasa sangat bersalah telah berbohong pada Gara seperti semalam.

Melihat Hana malah terdiam, Sigitto merangkul bahu Hana dengan satu lengannya. "Kalo nggak mau cerita sekarang nggak pa-pa, gue ngerti."

Hana menatap mata kecoklatan Sigitto, senyum pun terbit di wajah Hana, meski hanya sebuah senyuman kecil. "Makasih udah selalu ngertiin gue."

Sigitto mengangguk dan terkekeh gemas. Tapi senyumannya pudar begitu melihat Gara sedang berjalan berlawanan arah dengannya dan Hana.

Sigitto melirik Hana, gadis itu memasang raut pucat ketika menatap Gara. Paham akan situasi, Sigitto semakin mengeratkan rangkulannya saat mereka semakin dekat dengan Gara.

Kedua lelaki itu saling memberi lirikan tajam ketika berpapasan. Tak ada kata yang terucap, tetapi mereka seolah sedang berkomunikasi melalui indera penglihatan. Sedangkan Hana memilih menduduk, menolak bertatap muka dengan Gara.

Tiga langkah setelah melewati Sigitto dan Hana, Gara berhenti, lalu melengos ke belakang. Ditatapnya kedua orang itu dengan perasaan marah. Bahkan Hana sama sekali tak menatapnya, tak seperti ia sedang menatap gadis itu sekarang.

Cukup lama Gara memandangi mereka, tak peduli orang berlalu lalang menatapnya, bahkan menyapanya. Gara hanya memikirkan satu hal; Apakah Sigitto adalah alasan Hana mengakhiri hubungan dengannya?

Sepertinya, iya.

****

Bel istirahat pertama berdering lima menit yang lalu. Saat ini, Sigitto mengajak Hana untuk makan bersama di kantin. Sedangkan Zea, gadis itu tidak ingin ikut, dia stay di kelas.

GarahanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang