"Lo jangan minta maaf kalo lo nggak buat kesalahan."
-Grahana----
"Han,"
"Hana.."
Lelaki yang telah melepaskan helmnya itu mengguncang pelan seseorang dibelakangnya, yang tak bergerak sama sekali.
Dia ketiduran.
Setelah cukup lama mencoba membangunkan, akhirnya Hana membuka matanya perlahan seraya menjauh dari punggung Sigitto. Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya lucu, kemudiam berkata, "udah sampe."
Segera, Hana turun yang kemudian disusul oleh Sigitto. "Masih ngantuk?" Tanya Sigitto.
Hana menggeleng, kemudian mengucapkan satu kalimat terimakasih dan segera berbalik untuk memasuki istananya.
Tapi, niatnya tak jadi karena Sigitto menahannya. Refleks Hana jadi berbalik karena Sigitto yang mencekal pergelangan tangannya. Mereka jadi saling berhadapan dengan jarak yang lumayan dekat. Lalu saling terdiam beberapa saat.
Jika ada orang lain yang melihat, mungkin ia akan memberi mereka berdua julukan 'Handsome and the beats'.
"Maaf, Han..." ucap Sigitto.
Hana tak menyahut, hanya memberi respon dengan kening mengerut -tanda bingung.
"Hari ini gue nggak bisa ngelindungin lo." Ungkap Sigitto lagi. "Gue minta maaf."
Menghela nafas, Hana melepaskan tangan Sigitto yang mencekal pergelangannya. Lalu diubah menjadi kedua tangannya yang membukus satu tangan Sigitto.
Ia tersenyum tipis.
"Jangan minta maaf," balas Hana, tak enak hati. "Lo jangan minta maaf kalo lo nggak buat kesalahan."
Sejak insiden tadi, Hana terlihat murung dan jadi tak mau berbicara. Melihat gadis itu tersenyum bahkan sudah mau berkata, Sigitto tersenyum lebar.
"Oke," Sigitto menuruti penuturan yang Hana ucapkan barusan. "Tapi, gue janji, gue nggak bakal ngebirain hal ini terjadi lagi. Gue bakal selalu ada buat jadi pelindung lo."
Didalam hati, Hana mengucapkan beribu rasa syukur karena ada orang yang menyayanginya sebaik Sigitto. Ia tersenyum lagi.
"Satu lagi, lo jangan takut sama mereka. Mereka bakal ngerasa menang kalo musuhnya takut, dan mereka bakal ngerasa capek kalo musuhnya cuek. Usahain santai aja kalo ketemu geng setan itu." Sigitto berceramah.
"Dan lo emang nggak perlu takut juga, kan gue ada disini. Oke?" Lanjutnya.
Hana tersenyum lagi dan lagi.
"Nah, gitu!" Sigitto girang melihat wajah ceria Hana mulai kembali. Ia sampai mencubit gemas pipi orang didepannya.
"Sana masuk terus mandi. Jangan lama-lama. Gue tunggu disini aja." Ujar Sigitto.
"Hah?" Memang Hana akan mandi setelah ini, tapi mengapa Sigitto harus menunggunya?
"Ayok jalan-jalan, biar lo nggak sedih lagi." Sigitto menjawab, lalu tersenyum lebar, sampai Hana yang melihatnya jadi gemas.
Sigitto memang teman idaman.
Hana mengangguk semangat untuk itu, "ayo! Lo nunggunya didalem aja."
"Yaudah," Sigitto setuju. "Buruan siap-siapnya." Kemudian, Sigitto menggandeng tangan Hana dan menuntun memasuki rumah itu.
Sigitto benar-benar bisa memperbaiki mood Hana. Sigitto bisa membuatnya kembali tersenyum. Sigitto bisa menenangkan hatinya. Sigitto membuat dirinya jadi ceria lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garahana
Novela Juvenil"Apa? Ngomong yang jelas! Perlu diajarin kayak anak TK?!" "Gue suka lo!" g α r α h α n α Abban ⓒ 2018