30▶ dibawah hujan sore ini

1.2K 89 8
                                    

"Gue seneng bisa ngeliat lo."
- Sagara

----

Sinar senja mulai terlihat seiring tenggelamnya sang surya. Cahaya itu masuk melalui jendela besar yang mengarah ke salah satu koridor rumah sakit, menemani langkah kaki gadis dengan rambut tergerai itu.

Matanya menyipit ketika menoleh ke sumber cahaya jingga tersebut. Sampai merasakan keramaian dari arah berlawanan, gadis itu berhenti menatap indahnya senja, juga menghentikan langkahnya.

Hana menatap rombongan lelaki yang perlahan semakin dekat dengannya. Ia tak kenal siapa mereka, namun ada yang ia kenal, Panji dan Areis.

"Eh, Hana." Sapa Areis.

"Areis," balas Hana. "Ini... abis pada jenguk Gara?" Tanyanya dengan terheran-heran.

"Ho'oh."

"Siapa nih? Cewek baru lo?" Celetuk salah satu anak buah Gara itu.

"Wah, punya cewek nggak ngobrol-ngobrol."

"Gak asik lu, hu."

"Lah kaga, coy." Bantah Areis. Lalu ia berbisik, "gebetannya Bos nih."

"Ooooh," ucap mereka serempak.

"Em, gue kesana dulu deh." Pamit Hana.

"Kasih jalan, Men." Intrupsi salah satu lelaki itu. "Titip Bos, ya. Kalo ada perubahan kabarin kita."

Hana mengangguk, "iya, nanti gue kasih kabar. Dadah."

Setelah terbebas dari kerumunan lelaki itu, Hana kembali berjalan menyusuri koridor hingga sampai didepan pintu ruangan Gara.

Seperti yang sudah-sudah, Hana mengintip ke dalam melalui jendela kecil. Keningnya mengernyit melihat lelaki dan wanita sedang menemani Gara disana. Wanita itu bukan Gilen, Hana tak kenal dengan keduanya.

Mereka terlihat begitu terluka melihat keadaan Gara, apalagi dengan wanita tersebut.

Sekitar lima belas menit kemudian, mereka keluar, tepat ketika Hana baru duduk di bangku.

Hana jadi bingung sendiri sekarang. Jika bertemu mereka, apakah ia harus pergi dulu, lalu balik lagi. Atau main hape, berpura-pura sibuk. Atau sok akrab dengan kedua orang itu.

"Permisi?"

Mendengar itu, Hana mendongak. Ia menatap seorang wanita cantik bersama pria tegap yang memiliki kemiripan dengan Gara. "Iya?" Balas Hana, sambil berdiri.

"Kamu..., temannya Gara?"

Hana mengangguk.

"Kenalin, saya Divara, Mama Gara. Dan ini Ayah-nya Gara, Rezfan."

Tersenyum, Hana pun ikut memperkenalkan diri. "Aku Hana, Tan, temen satu sekolahnya Gara."

Divara melirik Rezfan sejenak, mereka saling melempar senyum. "Udah lama disini?" Tanya Divara pada Hana

"Enggak kok."

"Kalo gitu ayok masuk aja?"

Hana mengangguk semangat. "Tadi aku takut ganggu Tante sama Om."

"Enggak ah." Balas Divara. Lalu ia berbicara pada Rezfan. "Kamu pergi aja nggak pa-pa. Kasian client-nya nunggu lama."

Divara memberikan senyum tipis pada sang suami. Demi menemani dirinya menjenguk Gara, Rezfan harus menunda pertemuan dengan salah satu client penting.

"Iya, Sayang. Aku titip Gara." Rezfan mengelus pipi Divara.

"Jangan pulang kemaleman," ujar Divara.

GarahanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang