35▶ dia diantara kita

1.1K 61 4
                                    

"Awan, kita sama-sama mendung. Kamu mau nurunin hujan, kalo aku mau nangis."
- Grahana

-----

"Ntar malem, Bos, bisa enggak katanya?"

"Dimana?"

"Biasa, samping basecamp Arka."

"Pindah lokasi, disitu deket rumah cewek gue." Ucap Gara dengan suara berat andalannya. Ia kembali meneguk minuman kaleng.

"Oke, konfirmasi dulu."

Garan dan tiga temannya, Iyan, Bemastra, dan Dante sedang nongkrong di tempat parkir ditemani dengan soda dan beberapa makanan. Mereka membicarakan acara balapan untuk nanti malam.

Dante mengunci ponselnya usai berbincang dengan seseorang. "Setuju ganti tempat, Ga."

Gara mengangguk-angguk. "Jam?"

"Sebelas."

"Bang," kini Gara berbicara pada dua kakak kelasnya yang sedaritadi menyimak saja. "Lu berdua gabut kan?"

"Tau aj—"

"Kaga lah!" Iyan menyerobot Bemastra. "Ada bimbel, Bos! Lo tau kan gue ambil fisika, gue kudu belajar bener-bener."

"Ah iya, gue mau konsultasi pilihan PTN, bentar lagi nih." Bemastra yang sadar akan di'babu'in oleh Gara pun ikut beralibi seperti Iyan.

"Jangan pada kayak tai," sinis Gara. "Ambil mobil gue di rumah lama, kasih ke Tegar siapin buat nanti malem."

Gara memaksa mereka berdua membolos untuk membawa mobilnya ke bengkel, sebab Gara masih alergi berkunjung ke rumah Genatha.

"Buru, Bang!" Dante ikut-ikutan.

"Gue kadang suka heran disini yang kakel siapa." Cibir Iyan.

"Udah, jangan ngeluh teros, Yan. Buruan nanti beresnya makin malem." Kata Bemastra yang sedang nyemil dengan santainya.

"Idih, lu juga, Bem." Sinis Iyan.

"Lah kampret." Bemastra sebal.

"Ga," Dante memanggil, lalu menunjuk seseorang dengan bisikan kecil, "itu, belakang."

Gara sontak menoleh.

"Hai," sapa seseorang itu, Olin.

"Cabut, cabut." Ujar Iyan.

"Kita pergi, Bos." Pamit Dante.

"Kuncinya di satpam, Bang." Ucap Gara sebelum Iyan dan Bemastra pergi.

"Ya!"

Olin berhenti tepat dihadapan Gara yang tengah duduk diatas motor. "Dicariin dari kelas, kantin, sampe ke markas, eh taunya disini."

"Kenapa? Lo mau mabal?" Tanya Gara yang seakan paham jika dirinya adalah partner yang tepat untuk diajak membolos.

"Itu mah lo kali," cibir Olin. "Besok nonton yuk?"

"Nonton balapan?"

Olin menabok kesal lengan Gara. "Nggak peka banget najis! Ya nonton di Bioskop lah."

"Oh, kayaknya gue nggak bisa." Jawab Gara.

"Ketebak, kan!" Olin memutar bola matanya malas. "Yang udah punya pacar mah 'bisa' nya emang kapan? Sibuk terus, pacaran terus, dasar bucin."

"Mau tanding futsal, sayang," ujar Gara sambil menepuk-nepuk pelan puncak kepala Olin.

"Jangan bilang sayang, ntar gue makin baper," ceplos Olin dengan nada kesal.

GarahanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang