"Gue nggak takut sama orang kayak lo!"
- Grahana----
"Abang.."
"Bang Gara,"
Seorang lelaki dengan seragam SMA yang sudah rapih, tengah terus mengguncang sang kakak dengan sesekali berbisik memanggil nama dia.
Susah sekali anak itu dibangunkan.
"Bang Gara.."
"Bangun elah, Bang."
"Emm!!" Gara yang merasa terusik langsung mengulet sambil berdesah sewot, lalu menyingkirkan sebuah tangan yang berada dilengannya. "Berisik!"
"Jangan keras-keras, Bang" Arfan berbisik seraya melirik adiknya yang tidur tepat disebelah Gara -Veara. "Nanti Ara bangun."
Sadar dirinya tidak tidur sendirian, Gara lekas bangun dan melirik sampingnya. Ia langsung menghela nafas begitu mengetahui Veara masih tidur dengan damainya.
Gara menguap sebentar, merenggangkan otot-otot, lalu mengusap wajahnya. Selanjutnya, dengan penuh kasih sayang Gara membelai pelan rambut tipis Veara, lalu dikecupnya kening gadis kecil itu.
Setelah itu Gara segera beranjak dari ranjang dengan tenang dan keluar kamar.
"Bang!"
Pergerakan tangan Gara yang baru saja akan menyentuh tasnya, tiba-tiba terpause sejenak ketika mendengar seruan itu. Tiga detik berikutnya, Gara berbalik dan memberikan tatapan datar pada sang adik.
"Lo mau kemana, Bang?" Arfan bertanya.
"Balik lah!" Ketus Gara.
"Udah mau jam enam, Bang." Tutur Arfan setelah melirik arloji ditangannya. "Lo mandi disini aja, terus langsung berangkat. Kalo nggak nanti bisa telat."
"Bukan urusan lo." Gara langsung menyambar tasnya dan cabut.
"Inget Ayah semalem pesen apa ke Abang!" Lagi-lagi, Arfan menghentikan langkah Gara.
Gara melengos sedikit, "mana Ayah?"
"Udah berangkat, tadi malem. Bang Gara abis maen sama Ara langsung tidur, kayak kecapean banget. Jadi Ayah sama Mama langsung berangkat aja." Jelas Arfan.
Sehabis mendengar penuturan itu, Gara tidak mengangguk, membalas apapun, atau sekedar "oh". Gara malah melengos dan menghampiri pintu keluar.
"Bang, malah pergi!" Jerit Arfan lagi. "Nanti kalo Ar--"
"Pulang sekolah gue kesini. Bacot amet lo." Sambar Gara tanpa memandang lawan bicara.
-◆◆-
Tepat pada pukul 6.45 Gara telah selesai bersiap diri, dan kini ia tengah duduk didepan meja makan. Sendirian.
Disana sudah terhidang beberapa macam makanan, yang Gara yakin adalah masakan mama tercintanya. Saat baru datang dirumah, Gara diberi tau oleh bi Maria -asisten rumah tangganya, jika ibu Gara pergi bekerja sangat pagi hari ini.
Dengan semangat, Gara mengambil makanan itu dan melahapnya secepat mungkin. Karena SMA Skyline akan menutup gerbang dijam 7.10 dan tidak akan ditoleransi walau hanya telat satu menit.
Selesai makan, Gara memakai jaket maroon yang tersampir dikursi sebelahnya. Kemudian bergegas keluar rumah.
Ketika hendak menyalakan mesin mobil, tiba-tiba handphone Gara berdering lama. Menandakan sebuah panggilan.
![](https://img.wattpad.com/cover/156873254-288-k600672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Garahana
Fiksi Remaja"Apa? Ngomong yang jelas! Perlu diajarin kayak anak TK?!" "Gue suka lo!" g α r α h α n α Abban ⓒ 2018