22▶ peluk gue

1.6K 93 8
                                    

"Gue nggak tau kenapa. Tapi, please, biarin gue meluk lo."
- Sagara

----

"God job!"

Semua orang dalam ruangan musik itu menghela nafas lega tepat setelah lagu selesai. Mereka gembira, tersenyum puas, juga bertepuk tangan untuk mereka sendiri.

Hana yang melihat itu ikutan senang. Ia kira kelompoknya akan hancur. Tapi berkat Gara, kini aransemen musik kelompoknya sudah mulus dan menyatu antar alat musik.

"Nice! Senen besok pasti kita lancar. Udah bagus ini, nggak ngaco lagi." Ujar Berta.

"Iya, Ber!" Seru Nino menyahut. "Wah gue demen banget dah sama kalean."

"Dih, najis," cibir Sayena.

"Eh, iya maap, Say," kikuk Nino pada Sayena didepannya. "Lo bakal tetep spesial kok meski gue demen seantero Skyline. Tenang aja, kau takkan tergantikan."

"Iyuh ih Nio! Diem lo!" Sayena jadi sewot. Ia selalu kesal ketika Nino menggodanya.

"Halah, lain di hati lain dimulut," goda Nino, dengan tatapan mengejek yang terlihat sangat sangat sangat menyebalkan.

"Mau gue sepak, ya, lo!"

"Heh...!" Berta melerai. "Kalian gue seret ke KUA kalo masih perang terus."

"Amit-amit."

"Setuju!"

Kedua mata Sayena sontak menyinisi Nino. "Hehe, becanda, Say." Cengir Nino.

"Jangan panggil gue "Say", Nio!"

"Apa dong? Oh, mau dilanjutin jadi "sayang", iya?"

"Nio, udah ih Yena-nya jangan di gangguin terus." Celetuk Hana. Ia kasian melihat pipi Sayena memerah. Dan ia beranggapan, itu karena Sayena menahan marah. Polosnya Hana.

"Tau tuh!" Sahut Sayena, senang. "Eh btw, lo katanya nggak bisa maen gitar. Tuh bagus. Lo kursus, ya?"

"Gila, niat amet," kata Nino.

"Hah, enggak." Hana menggeleng-geleng. "Gue nggak tau malah ada kursus gitar."

"Masa sih? Terus itu lo belajar sama siapa? Abang, ya?" Berta menimbrung.

"Hana kan nggak punya abang, macan." Nino menjitak pelan kening Berta.

"Jadi ama siapa?" Tanya Sayena.

"Sama...," Hana agak ragu memberitahukan bahwa yang mengajarinya gitar adalah Gara. Ah, nanti malah menjadi biang gosip. Apalagi disana ada si Admin lambe turah, Nino.

"Sama temen."

-◆◆-

"Han, lo duluan aja, ya. Gue nggak yakin rapatnya bakal cepet."

Sejenak Hana berpikir. Barusan, dikumandangkan pengumuman, bahwa seluruh ketua kelas dari kelas sebelas diminta untuk menghadiri rapat soal studytour yang akan mereka lakukan pada bulan Februari tahun depan, 2019. Hana yakin rapat itu tidak akan berjalan cepat.

"Nggak papa, kan?" Tanya Sigitto, membuyarkan lamunan Hana.

"Eh? Iya, nggak papa." Hana tersenyum.

"Yaudah, gue ke aula."

Hana mengangguk.

"Hati-hati pulangnya. Inget, jangan naik angkot. Terus kalo ada apa-apa langsung hubungin gue." Tutur Sigitto, tak mau kejadian lama terulang.

GarahanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang