"Jangan mainin perasaan. Lo nggak tau apa yang bakal dia lewatin karena ulah lo itu."
- Aleyzea----
Grahana :
Gue udah bilang sama mang Edi. Lo bilang aja temen gue, ya. Terus tunggu gue di gazebo depanArka :
Oke. Jangan lama-lamaGrahana :
Enggak kok, cuma make baju ajaArka :
OhhArka :
Ayo vidio call!Grahana :
Ih Arka mesum!!!!Arka :
Hahaha. Buruan ya nanti gue kurus dicemilin nyamuk-nyamuk nakalHana terkekeh membaca pesan dari Arka. Ia memakai kaos pink-nya, lalu segera keluar menghampiri gazebo di taman.
Sengaja Hana tak menyuruh Arka masuk rumah. Sebab Maminya belum pulang. Ia takut orang mengira mereka yang bukan-bukan. Lagian lebih enak diluar ditemani hembusan angin sore, daripada didalam dengan pendingin buatan.
"Hai," sapa Hana, begitu sampai. Lalu ia duduk di depan Arka. "Lo baru pulang sekolah?"
Arka mengangguk, "gue langsung kesini."
"Mau ngapain emang?"
"Em ... mau main aja," Arka mengedikkan bahu. "Katanya gue boleh main kan?"
"Iya. Tapi...," Hana menjeda tiga sekon, membuat Arka menaikkan alis kirinya. "Gue nggak punya mainan. Ada si berbi. Emangnya lo mau main itu? Kalo gue sih nggak pa-pa." Ujar Hana.
Kepolosan Hana membuat Arka terkekeh gemas. Rasanya ia ingin mencubit kedua pipi gadis itu. "Maksudnya main bukan gitu juga, pinter. Gue cuma mau namu dirumah lo aja."
"Oh gitu," Hana menyengir. "Tapi namunya disini aja, ya. Didalem sepi, gue takut."
Meskipun ada beberapa asisten rumah tangga disana, Hana kurang yakin membawa orang yang belum terlalu kenal kedalam rumah. Kecuali jika Ilda mengizinkan, baru nggak pa-pa.
"Takut gue ngapa-ngapain lo?" Sahut Arka.
"Ish, bukan. Takut dikira yang enggak-enggak, kayak di tivi gitu. Terus nantinya digrebek orang banyak." Jelas Hana, halu-nya ketinggian. Sepertinya ia korban sinetron.
Sontak Arka terbahak. "Sumpah, lo tuh aneh, ya. Imajinasi lo tinggi banget dah." Ia menetralkan tawa. "Iya deh, lagian gue lebih suka di tempat terbuka gini."
"Maaf, ya," kata Hana, sebetulnya kurang enakan.
Arka tersenyum tipis. "Gimana hubungan kalian?"
Kening Hana mengerut, bahkan kedua alisnya hampir menyatu. "Kalian siapa?"
"Lo sama Gara lah," jawab Arka.
"Nggak gimana-gimana, kayak biasanya aja. Emang kenapa sih?" Hana heran.
"Dia nggak marah gue temenan sama lo?"
Hana terdiam sejenak, mengingat kejadian beberapa hari silam. "Suka marah sih. Kata Gara, gue nggak boleh temenan sama lo. Kalo gue tanya kenapa, pasti bilangnya "tinggal nurut aja" atau malah marah. Kan gue bingung."
Samar-samar, Arka tersenyum menyimak penuturan Hana barusan. Berhasil. Emosi Gara sudah terpancing. Itulah tujuan Arka. "Jelaslah dia nggak ngebolehin lo temenan sama gue."
"Kenapa gitu?" Tanya Hana.
"Simak, ya." Arka tersenyum tipis. Ia akan memulai drama-nya sekarang. "Jujur, gue nggak setuju lo punya hubungan sama Gara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garahana
Teen Fiction"Apa? Ngomong yang jelas! Perlu diajarin kayak anak TK?!" "Gue suka lo!" g α r α h α n α Abban ⓒ 2018