26▶ Kejelasan

1.3K 66 3
                                    

"Ambil resiko atau bunuh perasaan lo."
- Defarga

----

"Gue sayang sama lo."

Arka termenung sesaat.

Astaga! Kenapa mendadak Arka jadi sulit bernafas? Kenapa sekarang ia senang? Kenapa rasanya ia ingin melupakan balas dendamnya? Kenapa ia berharap lebih?

"Lo... serius?"

Hana mengangguk mantap.

Jantung Arka makin kacau! Rasanya ia bisa mati muda karena Hana.

"Arka, kok keringetan?" Celetuk Hana, heran dengan pelipis Arka yang mulai basah. Ia bingung, kelihatannya Arka kepanasan, tapi lelaki itu malah memakai topi dan hoodie.

Tanpa Hana ketahui, Arka memakai pakaian super tertutup sebab tadi ia mendatangi Skyline. Karena jika ada yang melihatnya? Mengenalnya? Atau mengetahui dirinya dari Aveloushe? Kemungkinan Arka mati ditempat. Dan bukan karena panas alasan keringat Arka mulai keluar, tetapi ia gugup setengah hidup! Arka sebal. Mengapa? Mengapa ia jatuh di lubang buatannya sendiri.

Tuhan memang sangat berkuasa untuk membolak-balikan hati manusia.

"Enggak pa-pa, agak panas," kilah Arka, sambil melepas topinya. "Em... jadi?"

"Hm?" Hana kebingungan.

Arka berdehem. "Oke, gini. Sebelumnya, gue boleh minta sesuatu dulu?"

"Apa?"

"Lo sama Gara harus putus."

Hah?

Harus putus?

Enggak bisa lah!

Secarakan Hana nggak pernah pacaran sama Gara. Dan bagaimana gosip itu bisa menyebar sampai telinga Arka? Oke, jadi Hana memang mendengar desas-desus begitu, tapi hanya di Skyline, ketika mendadak kedekatannya dengan Gara dicap pacaran.

Tapi Hana tak percaya ini. Serius, gosip itu juga keluar dari lingkup Skyline?!!

"Gue nggak pacaran sama Gara."

"Bener?"

"Serius. Tapi, lo kok bisa tau gosip itu?" Tanya Hana.

Lantas Arka berpaling sejenak dari jalanan, ia menatap Hana binar, seolah barusan gadis itu berkata sebuah kalimat ajaib. "Gosip?"

"He'em." Hana mengangguk-angguk ketika Arka sudah kembali terfokus pada jalanan. "Gue nggak suka orang-orang ngira kita pacaran. Kan kita emang enggak pacaran. Lo juga sama, kenapa lo ikutan percaya sih?"

Tak bisa dipungkiri, Arka senang, bahkan matanya sampai tak berhenti berbinar. "Eh tapi gue nggak sama, ya. Gue kira kalian pacaran, soalnya dari awal... ya kek orang pacaran gitu. Weekend aja lo nyempetin maen kerumah Gara. Siapa sih cewek selain Olin yang pernah Gara bolehin main? Cuma lo. Makanya gue udah mikir kalian ada apa-apa."

"Emangnya kalo main bareng boleh dibilang pacaran gitu?" Tanya Hana.

"Enggak sih. Tapi ini Gara, Han. Apalagi lo mainnya di rumah Genatha, langka bener! Gara aja nggak suka tinggal disana, tapi dia malah bolehin lo main."

"Kok nggak suka? Itu kan rumah Gara."

"Iya, tapi dulu. Sebelum nyokap-bokapnya pisah. Kabarnya sih dia ngikut Emaknya, dan ogah banget kalo disuruh tinggal bareng bokap sama nyokap tirinya." Tutur Arka. Ia bahkan tak sadar, mereka jadi membahas Gara.

"Mama tiri?" Hana agak kaget.

Arka mengangguk. "Katanya mereka cerai pas Gara baru masuk SMP."

"Gara cerita sama lo?"

GarahanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang