2. Daun, Aku dan Kamu

1.5K 59 0
                                    

"Berhati-hatilah saat berbicara. Mungkin saja apa yang kamu sampaikan menyakiti hati orang lain"

-Author-

***

Gerbang biru yang menjulang tinggi kini sudah nampak di hadapan. Sang kemudi mobil membelokkan mobilnya memasuki pekarangan sekolah. Menurunkan yang bersangkutan di parkiran depan dekat lobi.

"Makasih" katanya saat mata mereka saling bertemu. Tak lupa, senyuman manis yang selalu bertengger di wajah nya kian ia berikan pada sang lawan bicara

"Sama-sama" senyuman tak kalah manis membalasnya, "belajar yang pinter yah, biar bisa masuk ke universitas favorit kamu" pesan nya sambil mengacak sedikit rambut nya

Syabil beringsut sebal, dia sudah lama menata rambut dan poni baru nya, eh malah dirusak sembarangan oleh kekasih nya, "ihhh! Kak Dev! Nggak usah diacak-acak juga kali" yang ditegur hanya tertawa gemas menunjukkan deretan gigi nya

"Habis gemes, sih"

"Huh!" Tangan nya mulai mengalihkan kaca menggantung yang ada di dalam mobil ke wajahnya. Merapikan lagi tatanan rambut nya agar terlihat lebih baik lagi

"Udah cantik, kok. Ngaca nya jangan kelamaan"

"Makasih"

"Makasih Mulu. Lucu juga yah ternyata, punya pacar anak SMA yang masih labil kaya kamu. Rambut di acak sedikit aja ngomelnya berjam-jam" respon nya dengan mata terus meneliti ke arah Syabil

"Suruh siapa mau pacaran sama anak SMA?"

"Nggak di suruh siapa-siapa sih, kemauan hati aja. Hati aku mau nya sama kamu" gombalan renceh dari Devan berhasil membuat pipi nya memanas layaknya kepiting rebus. Syabil salah tingkah saat Devan lebih menatap nya intens

"Ihh! Udah ah. Aku mau masuk. Makasih udah dianter" syabil mengambil tas nya dan memakainya, "gausah ngeliatin gitu. Aku colok nanti matanya"

"Sadis amat. Yaudah sana turun"

Pintu mobil berhasil terbuka, syabil turun dari mobil sedan hitam milik Devan, "ntar pulang nya aku jemput di gerbang depan yah" pesan Devan

"Iya. Hati-hati" Syabil menunduk mensejajarkan diri agar dapat melihat wajah Devan sebelum masuk ke kelas

"Iya. Belajar yang rajin. Jangan kecentilan! omongan ku yang tadi dirumah nggak usah terlalu dipikirin." Ah iya, Syabil kembali ingat akan ajakan 'serius' yang Devan lontarkan beberapa menit yang lalu di ruang makan rumah nya

"Iya, nggak kok. Aku masuk dulu. Dadah" lambaian tangan Syabil di balas senyum manis Devan. Mobil sedan itu akhirnya pergi dari halaman parkir sekolah. Sampai mobil Devan tak terlihat, barulah Syabil melangkahkan kaki nya masuk ke dalam

"Syabil!!" Teriakan itu berhasil membuat langkah Syabil terhenti. "Tungguin" kini seseorang yang memanggil nya sudah dihadapan dengan nafas tersengal.

"Tumben jalan kaki?"

"Motor gue di bengkel. Kemarin habis di pake bunda nganter pesenan kue, eh pulang-pulang bermasalah"

"Bunda kamu kan pembalap. Maklumin aja kalo motor kamu rusak" tawa renyah namun sedikit mengejek itu mengawali langkah nya ke kelas bersama satu teman di samping nya

[DCRe-2] Senja KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang