"Rasa iri dalam diri itu wajar. Yang tidak wajar adalah berlebihan menuntut keirian itu"
-Albyanor Daniswara-
***
"Byan?"
Panggilan itu berhasil membuat diri nya tersentak dari lamunan panjang dan keresahan hati. Celine, gadis ayu nan cantik yang memiliki rambut panjang sepunggung melebihi panjang rambut Syabil, kini datang menghampiri nya. Menarik tangan nya dan menyeretnya duduk di bangku paling depan
"Lo dari mana?" Pertanyaan itu sontak membuat Byan mengerutkan dahi, "dari rumah lah" jawabnya dengan santai
"Bukan! Bukan itu maksudnya" satu tarikan nafas Celine kini terdengar frustasi, "kemaren gue liat Lo jalan bareng Shasa pas sore-sore. Kalian pacaran?" Celine bertanya dengan sedikit nada tak suka
"Enggak! Kemaren tuh nggak sengaja aja liat Shasa pulang sendirian. Ujan lagi. Kebetulan gue baru pulang les musik. Yaudah barengan" Byan mengatakan yang sejujurnya.
"Oh ya?"
"Iya, Celine" Byan mencubit hidung mancung Celine dan menariknya hingga hidung putih berlapis bedak tabur itu kini berubah sedikit merah, "ihh! Byan! Sakit" Celine menggerutu sebal, Byan melepaskan tangannya dari sana dan beranjak. Berjalan menuju bangku nya yang berada di barisan ke empat. Berjarak dua bangku dari bangku Celine dan Syabil.
"Kok gue rada-rada nggak percaya?"
"Yaudah terserah. Syabil aja percaya. Iya nggak?" Tanya nya pada satu sahabat nya agar mendapatkan pembelaan, "kata siapa aku percaya?"
"Cewek kan gitu. Hobi banget nggosip"
"Makanya jelasin biar kita itu nggak hobi nggosip" Syabil menasehati dengan pandangan nya yang bergantian melirik Celine dan Byan. "Ntar aja, deh. Bel udah bunyi. Ntar keburu pak Sutra masuk. Lagian, apa yang tadi gue omongin itu udah jelas"
Belum sempat Celine protes, Guru berambut yang di penuhi uban itu masuk menenteng buku paket tebal bertuliskan 'FISIKA'. Semua anak langsung berlarian duduk di bangku masing-masing dengan tertib. Pembacaan doa dipagi hari pun dipimpin ketua kelas. Mereka memulai pelajaran dengan baik dan aktif.
Berbeda dengan Byan. Laki-laki yang memiliki paras kebulean ini memilih diam di tempat menikmati keramaian yang terjadi dikelas. Bukan hanya itu, dia yang dikenal aktif maju untuk mengerjakan soal kini hanya mau menulis jawaban nya di buku tulis bersampul biru.
Hatinya kacau. Saraf dalam otak nya terus saja memutar obrolan kecil antara Syabil dan Celine yang barusan terjadi. Sekarang, lamunannya kosong, sampai teringat pada masa dimana dia bertemu dengan Syabil untuk pertama kalinya.
Albyan. Laki-laki blasteran indo-jerman ini dikenal ramah dan baik hati. Pembawaan diri yang mudah bergaul dengan siapa saja membuat nya dikenal banyak orang. Mulai dari kalangan adik kelas sampai guru guru disekolah. Bahkan, penjaga kantin dan penjaga sekolah mengenal baik Albyan.
Sisi periang nya mampu menghipnotis isi hati nya. Tidak banyak yang tau bagaimana kisah hidup Byan kecuali Syabil. Bahkan Celine pun tidak tau.
***
Syabil dan Byan bersahabat sejak kecil. Sejak usia mereka enam tahun. Di awali dengan jatuhnya Syabil dari sepeda mini yang dibelikan papa nya di semak-semak depan rumah Byan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DCRe-2] Senja Kelabu
Teen Fiction[Season 2 SELESAI] Konten Remaja Islami ❤😊 Kisah cinta segitiga yang terjadi diantara persahabatan mereka, membuat semua apa yang sudah terjalin menjadi kacau berantakan. Syabilla, gadis berusia 16 tahun ini memulai persahabatan nya bersama Celine...