19. Di Balik Kebahagiaan

673 33 0
                                    

"Sampai pada akhirnya, Aku sadar. Sakit yang sesungguhnya adalah kehilangan"

-Celine Pracha Elanor-

***

Dua bulan kemudian.

Gedung putih yang berdiri kokoh dengan bangunan yang tinggi dan luas itu, kini di ubah menjadi sebuah gedung pesta. Mirip namun tak serupa, seperti itulah istilahnya.

Hiasan bunga, tanaman, dekorasi, interior, penataan ruang, tata panggung, dan segalanya yang awal nya polos bersih, kini berubah hanya dalam waktu satu hari. Luar biasa.

Pada papan besar berlapis kain berwarna biru itu, kini terpampang jelas tulisan, 'PELEPASAN KELAS XII SMA ALSHAS NASIONAL'. Para murid yang diberi tugas, kini tengah sibuk mondar-mandir mempersiapkan segala keperluannya.

***

"Byan! Ayok, turun! Nanti telat, loh" teriak Marina dari dalam kamar nya yang pintu nya terkuak lebar,

"Aku disini, Mama. Nggak usah teriak-teriak" Marina menoleh sekilas sambil membenarkan letak anting nya.

"Mama kira kamu masih asik di atas" Marina segera menyambar lipstick nya dan memolesnya sedikit. "Byan ke kamar Leysi dulu yah, Ma. Mama langsung ke mobil aja kalau udah selesai" Pesan Byan sambil membuka kunci otomatis mobil lewat remot.

"Iya. Bentar lagi, Mama juga selesai"

Byan tak menghiraukan ucapan Marina. Ia segera pergi ke kamar Leysi. Di sana, Adik nya sudah tampil cantik dengan balutan dress pink yang tahun lalu di belikan almarhum sang papa sebagai hadiah ulang tahun. Dengan rambut yang di kepang sebelah, semakin menambah aura kecantikannya.

"Gimana? Leysi cantik, kan?" tanya nya pada Byan. Ia memutar-mutar badan nya agar Byan dapat menilai, bagaimana penampilannya.

"Cantik banget, malah. Mama aja kalah" Leysi tersenyum senang kala ia mendapatkan pujian itu.

"Tapi ini yang ngedandani mama, loh. Aku aduin mama, ah. Mama!" teriak Leysi spontan

Byan segera menutup mulut adik nya dengan satu tangannya. Namun, Leysi hanya mampu tertawa terbahak-bahak melihat wajah Byan yang merah padam.

Byan yang sadar sudah dikerjai, ia menggelitiki perut Leysi sampai pada akhirnya, terjadi kejar-kejaran. Namun, dengan tiba-tiba Leysi berhenti tepat di depan pintu kamar Marina.

"Mama?"

Marina segera menghapus airmata nya dan meletakkan figura itu ke tempatnya, "Mama nggak kenapa-kenapa kan?" Leysi datang langsung memeluk Marina. Air mata kedua nya tumpah.

"Jangan sedih, Ma. Jangan nangis" Marina mengecup kedua mata Leysi yang mengerluarkan airmata, "Enggak. Mama nangis karena terharu. Kakak kamu udah mau wisuda, bentar lagi dia kuliah. Kamu juga bentar lagi masuk SMP. Mama bakal sendirian. Mama sekarang cuma lagi kangen sama papa kamu" jelas Marina dengan sejujur-jujurnya

Byan memeluk Marina dari belakang, mengecup kening sang mama dengan lembut, "kami nggak bakal ninggalin, Mama. Walaupun nanti Byan keterima di Jerman. Byan, bakal sering-sering pulang ke Indonesia buat Mama"

[DCRe-2] Senja KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang