18. Jangan Ikut Campur

710 30 0
                                    

"Aku nggak suka kamu atur. Aku mau jadi diri ku sendiri"

-Syabilla Ashilla Rahma-

***

Setelah acara jalan-jalan dan makan selesai, Syabil dan Devan memutuskan segera pulang. Tepat pukul tujuh lebih dua puluh menit waktu sore, Syabil sampai di rumah nya.

"Makasih, aku masuk dulu" ucap Syabil sambil mencangklong tas nya di pundak sebelah kanan. Baru saja dirinya memegang tarikan pintu, sebuah tangan kekar memegang satu tangan nya yang lain.

Syabil mendesah. Harus gimana lagi, sih?

"Aku mau masuk, kak. Lepas!"

"Nggak, Bil. Jawab dulu. Kamu kenapa?"

"Enggak kenapa-kenapa" ucap Syabil acuh tanpa mau menatap laki-laki yang kini tengah menatap nya

"Kalau nggak ada apa-apa. Terus kenapa sejak tadi aku jemput kamu sampai sekarang, kamu diemin aku? Aku salah apa?" tanya Devan dengan cengkraman yang lebih kuat pada tangan kanan nya.

Syabil tersenyum kecut, "salah apa? Kakak nggak sadar kakak salah apa hari ini?"

Devan diam. Semakin tak mengerti dengan ucapan Syabil. "Makanya kasih tau, kenapa?"

"Harusnya aku yang nanya, kenapa tadi pagi kakak ngomong kaya gitu sama Byan?" ucap nya menatap Devan dengan emosi tertahan.

Cengkaraman tangan nya terlepas, "jadi karena itu kamu sekarang kaya gini sama Aku?"

"Nggak seharusnya kakak ngomong kaya tadi pagi. Nggak seharusnya kakak larang Byan buat deket sama aku. Dia sababat aku dari kecil, Kak. Dia bahkan jauh lebih kenal aku sebelum kakak. Dan seharusnya kakak juga nggak ngelarang aku buat deket sama Byan, cuma demi perasaan kakak" ucap Syabil menunjuk dada Devan dengan airmata yang menggenang.

"Jangan ikut campur dalam persahabatan aku" lanjut nya

Devan memejamkan mata mendengar semua kata yang keluar dari mulut gadisnya. Tangan nya dengan sengaja menekan kunci otomatis pada mobil. Devan mau masalah ini selesai sekarang juga.

"Salah? Kamu bilang aku salah? Jadi, semua yang aku lakukan hari ini salah? Iya?. Terus aku harus gimana waktu liat kamu deket sama Byan, yang bikin hati aku terluka? Aku harus gimana?" ucap nya menatap Syabil dengan mencengkram kedua bahu wanita itu.

"Aku deket sama Byan cuma sebatas sahabat, nggak lebih."

"Itu kamu. Tapi, apa Byan demikian?" Syabil menggeleng tak mengerti dengan ucapan Devan dan kemana arah pemikiran tunangannya ini?

"Aku laki-laki, Bil. Aku tau sorot mata Byan yang beda ke kamu. Dia suka sama kamu. Dan aku, nggak mau kamu berpaling dari aku." ucap Devan melepaskan cengkramannya dan bersandar pada jok mobil nya.

Syabil tersentak. Byan suka Aku?

"Aku tunangan kamu sekarang. Wajar kalau aku ngelarang kamu buat sesuatu hal yang mengancam hubungan kita"

Syabil diam tertunduk. Airmata nya tumpah tanpa di aba-aba. "Aku cemburu, Bil"

Bagus! Airmata Syabil kian deras membasahi rok abu-abu miliknya. Byan sakit hati karena ulah Devan. Syabil sakit karena Byan menjauh. Dan Devan seakan menjadi orang ketiga diantara hubungan Syabil dan Byan, setelah penuturan terus terang dari Syabil.

[DCRe-2] Senja KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang