13. Pertunangan

876 37 0
                                    

"Kini, kau telah menjadi milik orang lain, semoga kau bahagia dan hati ku baik-baik saja"

-Albyanor Daniswara-

***

Adam dan Devan sudah sampai lebih dulu ketimbang keluarga Artha. Segala sesuatu, seperti jamuan makan siang, hidangan istimewa sudah siap di depan mata. Tinggal menunggu pemilik acara datang menyambut calon besan.

"Kita cuma pertemuan keluarga kan, Ma?" tanya Syabil yang masih heran kenapa ada banyak makanan resmi.

"Iya"

"Terus, kenapa makanan nya banyak banget?" tanya nya lagi

"Orang padang itu, kalau dijamu makan harus banyak, jadi mereka bisa milih makanan mana yang mereka suka" bukan sang mama yang menjawab melainkan kakak nya, Adam.

"Sok tau"

"Ih, nggak percaya. Oma juga kalau masak banyak banget. Makanya, kalau liburan main ke padang, biar bisa liat makanan apa aja yang Oma masak tiap hari" saran Adam

"Udah-udah, Kalian ini kok malah berantem. Bener kata Adam, ini memang sudah tradisi mereka" Syabil hanya manggut-manggut paham

"Kayaknya mereka udah dateng, deh" Adam yang mendengar suara mesin mobil memasuki halaman rumah nya pun segera berjalan ke depan. Memastikan apakah benar keluarga Artha sudah datang.

"Silahkan masuk, mas mbak" sapa Dito pada Artha dan Mayang, "terimakasih"

Dua mobil putih kini berjejer rapi di halaman rumah. Satu mobil berisikan keluarga inti Artha dan yang lain adalah saudara sepupu mereka.

"Perkenal, mas. Ini ibu saya, Ibu Ety Lestari. Dan ini adik-adik saya, Farah dan Vera. Lah yang kecil-kecil ini putri mereka" ucap Artha memperkenalkan sanak saudaranya

"Wah, rame yah" ucap Dito menimbrung. "Biasalah, mas. Namanya juga keluarga besar" canda tawa serta basa-basi ringan mengawali pertemuan pagi ini.

"Maksud kedatangan kami sekeluarga kemari, ingin mempercepat hubungan Devan dengan Syabil" jelas Artha

"Bukan nya bulan depan? Kemarin Devan bilang begitu" kata Dito sambil menatap calon menantunya

"Benar. Tapi, karena sesuatu yang mendesak, bukan kah lebih baik di percepat? Setidaknya, tunangan lebih dulu, tidak apa"

"Kami tau maksud, mas Artha. Kami malah senang jika dari keluarga mas mau melanjutkan hal ini lebih serius. Tapi saya juga kembalikan lagi pada Syabil. Bagaimana baiknya" ucap Dito menatap Syabil yang hanya mampu menunduk di samping sang istri

"Syabil" panggil Rahma lembut, "bagaimana?"

Syabil hanya mampu diam tanpa berkutik. Ada sebuah ragu yang membuat nya urung menjawab, tapi sudah satu tahun ini hati nya berlabuh pada seorang Devano Artharajaya. Syabilla hanya mengangguk, memberikan jawaban pasti bahwa lebih baik disegerakan.

"Devan? Bagaimana?"

***

Tepuk tangan kian bergemuruh bersamaan dengan ledakan kembang api yang sengaja menyala diatas dua insan yang sedang berbahagia.

[DCRe-2] Senja KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang