11. Pertemuan

821 37 0
                                    

"Seperti inilah orang tua. Meminta, menyerahkan, namun hasilnya memaksa"

-Celine Pracha Elanor-

***

Tumben sekali, dalam waktu tiga hari lalu hingga saat ini, rumah nya selalu ramai dikunjungi wanita-wanita sholehah. Ada apa? Pertanyaan itu sering sekali muncul dalam benak Celine. Tapi ia tak berani bertanya, mungkin mereka hanya langganan resto sang bunda.

"Celine" suara lembut itu berhasil membuatnya menoleh. Kanaya duduk di samping nya dengan raut wajah, bahagia.

"Kenapa, bunda?"

"Bunda mau ngomong sesuatu" katanya dengan serius. Novel remaja yang sedari tadi ia baca, terpaksa harus di letakkan diatas meja kaca, "ngomong apa?"

Kanaya menghela nafas. Sambil berdoa dalam hati, semoga apa yang diucapkan ini tak menyinggung hati putrinya, "bunda, ingin menjodohkan kamu dengan seseorang"

Deg! "Bunda?" tanya nya kaget bukan main. "Bunda dan ayah sudah sejak lama mengenal keluarga nya. Besok malam mereka akan kesini"

"Tapi, bund. Celine kan masih sekolah. Celine mau kuliah, mau kerja, mau nyenengin bunda. Celine gak mau nikah dulu" katanya. Naya memegang tangan Celine dengan lembut, "nak, bunda tau. Bunda sangat paham kalau kamu punya cita-cita itu. Bunda nggak ngelarang. Bunda cuma mau, kalau nanti kamu kuliah jauh, kamu ada yang njagain"

Celine kecewa. Kenapa bunda nya malah ingin menjodohkannya. Apa motif nya? "Besok, Eyang bakal dateng kesini naik mobil. Jadi, pulang sekolah kamu sama Ero pergi ke stasiun dulu jemput Tante Zahra, yah" pinta nya

Ero yang sejak tadi mendengar pembicaraan bunda dan kakak nya hanya diam. Dia tidak ingin mencampuri urusan perempuan. Mengurusi shasa saja dia kewalahan. Celine mengira jika Ero dan shasa sudah putus dan hanya berakhir menjadi teman. Tapi salah, pertemuannya dengan shasa lima hari lalu membahas jika mereka memutuskan kembali bersama.

"Ngapain, lo?"

"Berdirilah. Lo nggak liat?"

"Bukan itu. Maksudnya lo ngapain disini? Lo nguping omongan gue sama bunda, yah? Ngaku!"

 "Astagfirullah. Enggak! Ngapain? Bikin dosa."

"Terus ngapain?"

"Kepo!"

Ero pergi meninggalkan Celine sendirian disana. Dengan wajah kesal nya, Celine memasuki kamar nya. "Gimana nih?" tanyanya frustasi.

***

 Di waktu yang sama

Pradito, Rahma, dan Syabil tengah menyatap makan malam bersama. Di hidangkan lauk pauk dengan beberapa jenis dan sayur. "Mau yang mana, pa?" tanya rahma pada pradito.

"Ikan aja, ma" diambilkan lauk pilihan suaminya itu dan diletakkan di piring kosong samping gelas minum.

 "Oh iya, ma. Tadi papa di telfon Artha, katanya lusa mereka sekeluarga akan datang kesini buat bahas kelanjutan hubungan Syabil sama Devan"

[DCRe-2] Senja KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang