16. Kesalahfahaman

762 38 0
                                    

"Maaf, bukan maksud ku untuk melukai mu. Tapi, sebuah keadaan memaksa ku begitu"

-Syabilla Ashilla Rahma-

***

Bel pulang sekolah sejak tadi sudah terdengar. Syabil dan Celine berkemas setelah selesai mencatat materi biologi di papan tulis.

"Cel, maaf yah. Aku nggak bisa nemenin kamu buat les musik hari ini" ucap Syabil sedikit tidak enak,

"Gak apa-apa kali, Bil. Lo kan, tiap gue ada les biola pasti nemenin"

"Maaf banget yah. Soalnya, kak Devan tiba-tiba ngabarin mau jemput" Celine tersenyum ramah, "it's okay. Mungkin kak Devan mau ngajak lo jalan. Udah sana keluar, gue mau ke gedung musik"

Syabil meraih tas gendong nya dan membenarkan tali sepatu nya sebelum melangkah pergi, "aku duluan yah, pulang nya hati-hati" pesan Syabil setelah mencium sekilas pipi Celine. Gadis itu hanya mengacungkan jempol dengan semangat.

Langkah nya terus saja melebar menyusuri lorong sekolah. Berniat menuruni tangga agar sampai ke lantai bawah, namun niat nya terhenti. Laki-laki yang sejak tadi pagi ia hindari kini berada tepat dihadapannya.

"Byan?"

"Udah mau pulang?"

"I--iya" Bodoh! Kenapa gagap gitu sih, Syabil?

"Oh, yaudah. Ati-ati" ucap Byan dingin kemudian berlalu melewati nya.

Belum jauh langkahnya menjauhi Syabilla. Panggilan dari gadis itu menghentikannya. Tanpa menoleh menatap sahabat nya, Byan masih setia menunggu. Kata apa yang akan Syabil ucapkan.

"Kamu marah sama aku?" tanya nya dengan hati-hati. Pandangannya melemah saat ia menatap punggung lebar Byan.

"Marah? Enggak"

"Terus?"

Byan berbalik badan dan menatap lekat mata hazel Syabilla. "Gue cuma nggak mau jadi pengganggu dalam hidup lo"

"Byan?" panggilnya lirih dengan air mata yang menggenang.

"Tadi pagi, gue denger jelas soal permintaan Devan. Dan setelah itu, dengan drastis lo menjauh. Lo nggak mau gue tolongin pas kaki lo memar. Itu karena omongan Devan tadi pagi kan?" Syabil tersentak. Bukan! Bukan itu. Syabilla buru-buru karena dia belum mengerjakan rangkuman dari tugas tambahannya minggu lalu. Bukan senantiasa menghindar dari Byan.

"By, kamu salah paham. Aku---"

"Nggak ada yang salah paham, Bil. Semua nya jelas. Apapun yang Devan bilang, mau seberapa banyak Devan nyuruh gue menjauh dari lo. Sampai kapanpun, gue nggak akan pernah ngelakuin itu" ucap Byan penuh penekanan tegas

Belum sempat Syabil menjelaskan yang sebenarnya, Albyan telah melangkah pergi lebih dulu dari hadapannya. Menghilang di balik tikungan menuju kelas internasional.

"Bukan gitu, By. Maaf, aku minta maaf" ucap Syabil parau dengan hati yang berkecamuk.

Celine yang awal nya berniat ingin turun menuju gedung musik seketika menghentikan pijakan kaki nya di sepanjang lantai. Ia segera mencari tempat sembunyi dan mendengarkan apa yang kedua sahabatnya bicarakan. Jadi ini, yang membuat Byan seakan frustasi tadi pagi?

[DCRe-2] Senja KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang