Epilog

1.9K 45 6
                                    

"Tak ada yang bisa mengubah takdir Tuhan"

***

Rumah besar milik keluarga Alm. Pradito kini terisi penuh oleh manusia-manusia bahagia. Bagaimana tidak? Seluruh penghuni nya tengah asik bercerita dan bercanda disana.

"Umma. Adek Arza nya nakal!" adu gadis kecil berhijab frozen itu. Ia berjalan menuju pangkuan sang Umma.

"Adek Arza nakal? Sini, sama Umma" ucap nya seraya menggendong putri sulung nya itu.

"Kayla kenapa? Kok murung gitu?" tanya sang Abi saat melihat putri kesayangannya merajuk.

"Ini, nih Bi. Habis berantem sama Arza" ucap Umma memberitahu.

"Uluh-uluh, putri Abi sedih. Sini, sama Abi" gadis kecil bernama Kayla itu segera berpindah ke gendongan sang Abi.

"Arza nakal yah, sama kakak kayla? Ayok minta maaf" ucap wanita yang merupakan ibu Arza.

"Arza nggak nakal, ibu" ucap nya membela diri. "Kalau Arza nggak nakal kenapa kakak kayla nya murung gitu?" tanya nya lebih jelas.

"Udahlah, Cel. Nggak apa-apa. Namanya juga anak kecil. Kayla nya terlalu perasa, jadi gitu" ucap Umma nya Kayla.

"Tapi, tetep aja. Kalau Arza nakal, Arza salah, harus minta maaf" ucap Celine pada Putra nya.

Kedua wanita itu adalah Syabilla dan Celine. Perempuan-perempuan yang menikah muda dan kini masing-masing dari mereka sudah memiliki anak.

Setelah hampir delapan tahun mereka berumah tangga. Dan hampir sekali mereka jarang bertemu, dan sekali nya bertemu, malah anak-anak mereka yang bertengkar.

"Ayok, Arza minta maaf. Nanti, di marahin ayah kalau Arza nggak mau minta maaf"

Anak laki-laki itu menunduk sambil menggulung ujung baju nya. "Arza minta maaf yah, Umma" ucap nya dengan suara lirih.

Syabil tersenyum. Ia mengangkat dan mendudukan Arza ke pangkuan nya dan menciumi pipi gembulnya, "iya, sayang. Umma maafin. Kita samperin kakak Kayla, yuk" Arza mengangguk.

Dalam gendongan Syabil, Arza hanya mampu diam. Sampai akhirnya, mereka tiba menghadap Kayla dan sang Abi. Prosesi maaf-memaafkan antara Kayla dan Arza berjalan sebagaimana menstinya. Nama nya juga anak kecil, gampang berantem, gampang baikan.

Ahkirnya, dua anak manusia berbeda jenis itu sudah berteman kembali dan kini tengah bermain bersama membangun benteng-benteng kastil mainan nya.

Syabil merasa kalau Fariz dan Celine terlalu keras mendidik Arza. Namun, tujuan mereka hanya satu, agar Arza menjadi anak berani dan bertanggungjawab.

"Syabil, ini Kazen nya tidur. Kakak pindahin ke kamar yah?"

Syabil menghampiri Adam yang tengah menggendong putra nya. Adik nya Kayla. "Sini, biar aku aja. Kakak kan capek, baru pulang kerja malah main sama Kazen" ucap nya mengambil alih Kazen dari gendongan Adam.

"Gapapa kali, Bil. Biar kakak mu ini terbiasa gendong anak nya nanti" ucap Aurel, istri Adam yang tengah hamil tua.

Syabil hanya tertawa menanggapi. "Dia udah gak sabar mau jadi bapak" goda Aurel pada Adam.

[DCRe-2] Senja KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang