[DCRe-2] Senja Kelabu

36. Memulai Baru °B

"Tuhan, ijinkan aku untuk menjaga nya selama aku hidup. Ijinkan aku membahagiakan nya bersama segala ridho-Mu."

***

Kau yang terbaik

yang pernah aku dapatkan

Dan terbaik yang slalu ku dengar

Aku tau kini tak kan mudah

Tuk bisa terus bersama mu

Karena malam ini

Saat yang terindah bagi hidup ku

Oh, Tuhan jangan hilangkan dia

Dari hidup ku selama nya

Sungguh ku tak ingin

Hati ku jadi milik yang lain

Ku bersumpah

Kau sosok yang tak mungkin

Ku temukan lagi

Apa jadi nya jika tanpa mu di sini

Lebih baik aku mati saja

Bila harus melihat mu

Bersanding tapi bukan dengan aku

Karena malam ini

Saat yang terindah bagi hidup ku

Oh, Tuhan jangan hilangkan dia

Dari hidup ku selama nya

By: Rossa

***

Entah sudah berapa jauh ia berlari. Entah sudah sepegal apa kaki nya. Syabil tak akan pernah peduli itu. Langkah kaki nya pelan-pelan berhenti setelah di rasa puas berlari menjauh dari Byan. Nafas nya tersenggal bersamaan dengan air mata yang sejak tadi mengalir.

Handphone di tas nya terus saja berdering. Itu, pasti dari Byan. Dan benar saja, saat Syabil mengecek nya layar itu memperlihatkan nama 'Albyan'.

Syabil segera menolak panggilan itu dan menonaktifkan handphone nya. Ia kemudian menuju ke salah satu cafeshop di sana. Memesan satu minuman untuk diri nya. Sambil menunggu, Syabil kembali melanjutkan tangisnya secara terisak.

Seharusnya, kamu nggak nyusulin Byan ke Jerman, Syabil! Bodoh!

Syabilla terus saja meremas ujung baju nya. Meluapkan segala emosi nya di sana. Sampai teguran dari pelayan cafe menghentikan aktivitas nya,

"You okay?" tanya nya,

"Ah, yes. I'm okay"  ucap Syabil sambil menghapus air mata nya.

Pelayan itu akhir nya pergi setelah meletakkan secangkir kopi di hadapan Syabil.

Hingga malam datang, Syabil masih setia duduk di sana tanpa mau beranjak. Malam semakin larut, ia tak tahu harus kemana. Mau mencari penginapan di mana, Syabil tidak tau Jerman, apalagi daerah Berlin.