Hai!! DamarWulan dateng lagi..😁
Kasih 🌟vote nya dulu sebelum baca!
Part ini panjaaaaang, semoga sukak!😄
Happy reading!
🍁🍁🍁
Waktu menunjukkan pukul setengah lima sore ketika Wulan tengah memasukkan beberapa chocochips cookies buatannya ke dalam sebuah kotak makanan berukuran sedang. Sore ini dirinya berniat untuk menjenguk Damar meskipun dengan tekad seadanya.
"Non, kenapa gemeter gitu sih tangannya?" tanya Bik Ros yang sejak tadi duduk di samping Wulan memperhatikan tingkah nonanya yang terlihat gugup.
Wulan menghentikan pergerakan tangannya sambil menghembuskan napasnya beberapa kali. Wulan juga merasa aneh dengan dirinya sendiri. Sejak kapan ia menjadi gugup begini hanya untuk bertemu dengan cowok itu?
"Damar bakal maafin Wulan enggak ya, Bik?" tanya Wulan lesu sambil menutup kotak yang sudah terisi penuh.
"Tenang aja. Mas Damar pasti maafin Non Wulan kok," jawab Bik Ros dengan yakinnya.
Wulan mendengkus kesal. "Bik Ros enggak tau sih gimana Damar. Dia itu cowok rese, usil, nyebelin yang pendendam. Damar itu pasti bakal bales kalo Wulan ngerjain cowok itu. Wulan yakin Damar enggak akan maafin Wulan gitu aja!" tutur Wulan panjang lebar, tanpa tahu ucapannya malam membuat Bik Ros menahan senyuman gelinya.
"Cie... tahu banget tentang Mas Damar, kayanya udah kenal banget nih!" goda Bik Ros sambil menaik turunkan alisnya.
"Apaan sih Bik! Malah gagal fokus!" seru Wulan dengan kesalnya sambil bangkit dari duduknya dan meninggalkan Bik Ros yang sudah tertawa geli di tempatnya.
"Udah, Non ke sana aja. Siapa tau kalo Non yang jenguk secara langsung Mas Damar bisa maafin Non Wulan," ucap Bik Ros ketika Wulan sudah kembali sambil membawa paper bag di tangannya.
Wulan hanya terdiam sambil menatap Bik Ros tidak yakin. Tapi akhirnya ia pun memilih untuk memasukkan kotak berisi kue ke dalam paper bag dan segera beranjak dari sana. Mungkin bik Ros benar, siapa tahu dengan itikad baiknya untuk menjenguk Damar, cowok itu akan memaafkannya.
Dan di sinilah Wulan, di depan rumah Damar yang pintunya masih tertutup karena memang ia belum mengetuknya sama sekali. Wulan masih bolak-balik di depan pintu dengan gugupnya sambil menghela napasnya berkali-kali.
Setelah merasa yakin, tangan Wulan pun terangkat dan mengetuk pintu itu dengan sedikit keras.
"Assalamualaikum!" serunya sambil terus mengetuk pintu.
Hingga tidak lama kemudian pintu itu terbuka dan terlihatlah bude Yeni sedikit terkejut melihat kedatangan Wulan.
"Waalaikumsalam! Loh! Nak Wulan? Tumben mampir?" tanya bude Yeni menyambut Wulan dengan senyuman lembutnya.
Wulan mengulurkan tangannya dan menyalami tangan bude dengan sopan, dan entah kenapa kegugupannya makin menjadi saja.
"I-itu Bude..., Damar."
"Oh... kamu mau jenguk Damar?" tebak Bude Yeni langsung, sedangkan tatapannya tertuju pada paper bag yang dibawa Wulan membuatnya mengerti akan maksud kedatangan gadis muda ini.
Wulan menganggukkan kepalanya cepat sambil menggaruk tengkuknya sendiri yang tidak gatal.
"Ya udah masuk aja enggak usah malu-malu gitu." Bude Yeni sedikit bergeser untuk membuka ruang agar Wulan segera masuk.
Wulan pun berjalan masuk sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah. Rumah Damar penuh dengan dekorasi barang-barang antik yang membuatnya terlihat unik. Jika diingat-ingat ini pertama kalinya ia masuk ke rumah Damar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DamarWulan (Completed✔)
Teen FictionIni bukan kisah seorang kesatria dari Majapahit atau sejenisnya. Ini kisah absurd tentang dua anak manusia yang tidak pernah akur seperti kucing dan tikus, seperti Upin ipin dan Kak Ros yang selalu meributkan hal sepele, memiliki sifat keras kepala...