Hai! Malam minggu dateng lagi. Waktunya DamarWulan Up dong ya..😂
Langsung baca aja deh! Pencet 🌟dulu tetep 😆 yang banyak!
Happy reading!
🍁🍁🍁
Acara sudah dimulai. Para peserta kejuaraan pun sudah berdiri dibalik podium masing-masing yang memang sudah disediakan. Satu persatu pertanyaan dilontarkan oleh juri secara bergantian kepada masing-masing peserta secara acak.
Babak demi babak sudah mereka lewati, dan selama itu pula Damar dan Wulan sudah berhasil melewati itu semua dengan baik dan lancar tanpa ada kesulitan yang berarti. Berkat kekompakan dan kerja sama yang baik membuat mereka kini mampu sampai di babak grand final dan berhasil menyingkirkan lawan-lawannya dari berbagai daerah. Hingga kini hanya tersisa tiga peserta yang tersisa untuk merebut juara.
Sebelum babak grand final dimulai, para peserta diperbolehkan untuk istirahat sejenak guna mempersiapkan diri. Termasuk Damar dan Wulan yang kini sudah bergabung dengan guru dan teman-temannya yang lain.
"Bangga gue punya sahabat sepinter lo, Dam!" kekeh Bayu yang kini sudah merangkul bahu Damar dengan bangganya.
Damar terkekeh kecil mendengarnya. "Oh ya harus dong! Tapi sayangnya, gue justru malu punya sahabat bobrok kaya lo, Bay!" celetuknya kejam, dan jangan lupa tatapan songongnya yang membuat Bayu mendesis kesal dibuatnya.
"Kejam sekali mulut manismu, Dam. Bobrok gini gue enggak pernah nikung temen sendiri," ucap Bayu dengan nada sinisnya.
Damar memicingkan matanya. Merasa aneh dengan ucapan Bayu yang entah kenapa sedikit menyentilnya. "Maksud lo?"
"Enggak-enggak! Bukan apa-apa! Lupain! Pokoknya gue bangga punya sahabat pinter yang bisa jadi sumber contekan buat gue."
Plak!
Satu pukulan kecil mendarat di kepala Bayu tepat ketika ia menyelesaikan ucapannya. Bayu menoleh ke belakang siap memberikan sumpah serapahnya, tapi nyalinya seketika menciut ketika ia melihat siapa gerangan yang sudah memukulnya. Terlihat pak Yono yang sudah menatapnya tajam.
"Nyontek kok bangga! Mau jadi apa kamu! Kamu pikir Damar itu kertas lipetan yang kamu selipin di kaos kaki, huh!"
Bayu menunjukkan cengiran lebarnya. "Ya elah, Pak. Suka lucu deh kalo ngomong. Mumpung punya temen pinter dimanfaatin dikit 'kan boleh."
Damar hanya menggelengkan kepalanya saja mendengar itu. Kini tatapannya teralihkan pada Kean tengah duduk di salah satu kursi. Ia pun berjalan mendekat dan duduk di sampingnya.
"Bude enggak dateng, Bang?" tanyanya.
Kean menyimpan ponselnya ke dalam saku seragamnya. Ia lalu menoleh ke barisan kursi paling belakang. "Dateng kok. Tuh! Di belakang. Lo tau sendiri bunda antusias banget pengen liat, jadi enggak mungkin kalo enggak dateng."
Damar mengikuti arah pandangan Kean, dan benar saja, di sana sudah ada Bude dan juga bik Ros yang ternyata juga datang tengah duduk sambil mengobrol. Melihat kehadiran bik Ros membuat Damar menghela napasnya tanpa sadar. Karena itu berarti mama dan papa Wulan tak hadir untuk sekedar melihat. Wulan pasti akan kecewa jika tahu.
Tapi, sepertinya Wulan memang sudah tahu. Itu terbukti ketika ia melihat Wulan yang terlihat menghampiri bik Ros dan bude di belakang, dan seperti biasa, Wulan akan tetap ceria di hadapan orang.
"Puas sama hasilnya?"
Damar menoleh ketika ia mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Kean. Ia yang mengerti arah pembicaraan pun menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DamarWulan (Completed✔)
Teen FictionIni bukan kisah seorang kesatria dari Majapahit atau sejenisnya. Ini kisah absurd tentang dua anak manusia yang tidak pernah akur seperti kucing dan tikus, seperti Upin ipin dan Kak Ros yang selalu meributkan hal sepele, memiliki sifat keras kepala...