25. Senyuman Wulan

1.8K 179 50
                                    


Hai selamat malam minggu! 😄

DamarWulan datang buat nemenin malam minggu kalian..

Kuy! Kasih vote ☆ dulu sebelum baca. Yang banyak! 😀

Semoga suka.

Happy reading!

🍁🍁🍁

Damar dan Wulan berjalan berdampingan dengan saling berdiam diri. Suasana penuh kecanggungan sangat kental terasa di antara keduanya setelah insiden kecil di kolam beberapa saat yang lalu. Bukan tanpa alasan memang. Keadaan canggung itu terjadi setelah mereka sadar akan posisi mereka yang begitu dekat, sangat dekat.

Wulan yang terkejut pun langsung melepaskan lengannya yang masih terkalung di leher Damar saat itu. Seketika saja ia menjadi salah tingkah di buatnya. Apa lagi ketika ia merasakan perasaan aneh yang menyambanginya.

Tidak berbeda jauh dengan Damar yang juga turut terkejut akan refleksnya. Ia benar-benar tidak sadar telah memeluk Wulan dengan begitu eratnya ketika ia melihat Wulan yang hendak tenggelam, dan lagi ... Ah! Perasaan macam apa ini? Kenapa kerja jantungnya berdebar berkali-kali lipat ketika ia ada di posisi sedekat itu dengan Wulan. Damar mengacak rambutnya sendiri sambil melirik Wulan yang sejak tadi mendiamkannya.

Saat ini, mereka berniat mencari teman-temannya yang lain entah di mana.

"Bol!" panggil Damar yang tidak betah berdiam diri.

"Heum," gumam Wulan sedikit tersentak. Cewek itu pun akhirnya menoleh ke arah Damar.

"Kenapa diem aja sih, sepi tau!" ujar Damar asal.

Wulan mengernyitkan dahinya. "Sepi apanya? Lo enggak liat banyak orang bejibun gitu?" tanya Wulan heran sambil menunjuk banyaknya orang yang semakin memadati waterpark ini, mengingat hari ini adalah hari libur.

Damar berdecap kesal. "Bukan itu maksud gue. Lo kan biasanya cerewet banget, sekarang lo malah diemin gue kaya gini."

"Siapa yang diemin elo? Gue ... gue cuma masih deg-degan aja tadi hampir tenggelem," ujar Wulan terbata-bata.

Tapi tingkah Wulan yang kembali menghindari tatapannya ketika menjawab justru malas malah membuat Damar menyipitkan matanya curiga. Ia lalu sedikit mendekat memperhatikan wajah Wulan. "Yakin? Lo deg-degan cuma karena hampir tenggelam? Bukan karena hal lain?" tanya Damar penuh arti.

"I-iya lah! Menurut lo karena apaan?"

Damar menahan senyumnya. "Ya, gue kira lo deg-degan karena pelukan kita tadi."

Celetukan Damar berhasil membuat Wulan menatap Damar kesal. Bukan, bukan karena Damar salah bicara. Justru karena ucapan Damar yang jujur saja benar adanya. Wulan sadar rasa debaran aneh yang tengah ia rasakan saat ini bukan karena ia hampir tenggelam, tapi memang karena apa yang terjadi beberapa saat yang lalu. Ah ... mengingat itu membuat pipi Wulan terasa memanas. Tanpa menanggapi ucapan Damar, Wulan pun segera beranjak dari hadapan cowok itu. Jangan sampai Damar melihat wajahnya yang ia yakini sudah semerah cabai keriting sekarang.

Damar terkekeh geli melihatnya, ia pun sedikit berlari menyusul Wulan. "Kalo iya juga enggak apa-apa. Karena gue juga iya." Setelah mengatakan itu Damar malah meninggalkan Wulan yang sudah menghentikan langkahnya mendengar ucapan ambigu dari cowok itu.

Wulan menatap punggung Damar dengan ekspresi bingung. "Apa maksudnya?" lirihnya.

Tak merasa akan mendapatkan jawaban, Wulan pun akhirnya kembali melanjutkan langkahnya guna mencari teman-temannya yang lain. Hingga tidak lama kemudian, Wulan pun sampai di area kolam dengan ember raksasanya. Dan Wulan pun dapat melihat Pipit dan yang lainnya sudah ada di sana. Bahkan Damar pun ada di sana.

DamarWulan (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang