Extra Part 2 - Parangtritis dan Alun-Alun

1.5K 123 28
                                    

Hai! Hai! DamarWulan datang lagi! 😄😄 Ada yang nungguin? 😆

cuss! langsung aja.

Pencet Vote ☆ nya sebelum baca! yang banyak! 😚

Happy reading!

🍁🍁🍁

Pantai Parangtritis ....

Langit sudah menunjukkan semburat kemerahan ketika Damar dan Wulan sampai di pantai Parangtritis.

Pantai Parangtritis. Pantai yang paling banyak dikunjungi wisatawan jika singgah di Yogyakarta. Pantai yang terkenal akan keindahannya. Pantai yang juga terkenal akan mitosnya. Menurut penduduk setempat, setiap pengunjung yang datang ke pantai ini dilarang memakai pakaian berwarna hijau jika tidak mau terjadi sesuatu. Well, Seperti kebanyakan mitos yang lain, ada yang mempercayainya, ada juga yang menganggapnya hanya angin lalu.

"Nih dipake jaket kamu!" Wulan menyerahkan jaket yang ia ambil di ransel milik Damar, membuat Damar yang baru saja memarkirkan motornya mengernyit bingung.

"Buat apa?" tanyanya bingung.

"Buat nutupin kaos kamu. Di sini enggak boleh pake baju ijo, Damar!"

Damar melirik kaos berwarna hijau yang ia pakai, lalu memutar bola matanya. Tak menyangka Wulan percaya akan mitos tersebut.

"Itu kan cuma mitos, Wulan."

"Iya cuma mitos. Tapi 'kan enggak ada salahnya buat jaga-jaga. Ntar kalo penghuni laut tertarik sama kamu terus kamu diculik enggak balik lagi gimana?"

Damar terkekeh geli, melihat ekspresi Wulan yang bergidik ngeri. "Penghuni laut yang mana? Dugong?"

Wulan memukul bahu Damar dengan kesal. "Udah sih! Nurut aja." Wulan lalu berpindah di belakang Damar, membentangkan jaket tersebut agar Damar mau memakainya.

"Lagian nih ya, kalo kata orang tua. Di mana pun kita berkunjung, di situlah kita harus menaati peraturan atau adat tempat itu sendiri. Meskipun itu cuma mitos, seenggaknya kita menghormati, ngerti!" omel Wulan lagi.

Di sisi lain, Damar hanya mengangguk, berusaha menahan senyum gelinya. Memilih menuruti ucapan Wulan, dan membiarkan gadis itu memakaikan jaket di tubuhnya.

"Iya deh iya! Senengnya punya pacar perhatian!" selorohnya.

Wulan hanya mendengkus saja.

Setelah perdebatan kecil itu, mereka pun mulai melangkah ke area pantai. Terlebih Wulan yang sudah berlari dengan antusias mendekati pantai. Tanpa lupa gadis itu sudah melepaskan sepatunya, dan membiarkan kakinya menjajaki lembutnya pasir pantai, dan merasakan deburan ombak yang sesekali menyapu kakinya.

"Udah lama enggak maen di pantai kaya gini," gumam Wulan, menutup matanya menikmati aroma pantai.

"Oh ya? Kapan terakhir kamu maen ke pantai?"

"Dulu, waktu masih study tour SMP sebelum aku pindah. Waktu kita masih musuhan deh kayanya!"

Damar yang ada di belakang Wulan menganggukkan kepalanya. Tahu kapan waktu yang Wulan maksud.

"Oh yang waktu kamu aku dorong sampe kecebur terus nangis itu?" seloroh Damar, menahan senyumnya tanpa rasa bersalah.

Wulan yang mendengar itu pun mendengkus. Melirik Damar dengan tatapan sinisnya. Beraninya Damar mengungkit hal yang menurut Wulan memalukan. Pasalnya saat itu ia sudah rapi berganti pakaian setelah ia bermain air, tapi dengan resenya Damar malah mendorongnya sampai jatuh di tepi pantai. Alhasil bajunya pun basah kembali.

DamarWulan (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang