44. Janji

1.3K 117 30
                                    

Hai! Hai! DamarWulan dateng lagi membawa kebaperan yang tiada tara! 😄

Cus ah langsung pencet 🌟kecilnya sebelum baca. Yang banyak! 😁

Happy reading!

🍁🍁🍁

"Kayanya gue kecepetan, dah!"

Wulan mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah yang masih tampak sepi, hanya ada beberapa siswa yang baru terlihat. Biasanya ia baru sampai di sekolah ketika sekolah sudah mulai ramai, karena Damar memang tidak bisa berangkat cepat.

Tangan Wulan membuka ponselnya guna membalas satu pesan Damar yang katanya sudah menunggu di depan rumah. Ia pun membalas, "Aku udah berangkat di antar sopir, kamu berangkat aja langsung."

Wulan mengembalikan ponselnya ke saku seragam. Wulan mendongak, dan saat itulah ia melihat seseorang yang baru saja keluar dari kelasnya yang memang jaraknya sudah dekat.

Seorang perempuan dengan hoodie hitam dengan kepala yang tertutup oleh tudung dari hoodie itu sendiri. Sosok itu membelakanginya, menjauh dengan terburu-buru, kepalanya menunduk seolah sengaja menghindarinya, sehingga Wulan tidak melihat wajah itu dengan jelas.

"Aneh banget," gumam Wulan. Memasuki kelasnya yang masih sepi. Ia duduk, dan langsung meletakkan tasnya di meja. Seolah sudah menjadi kebiasaannya, tangan Wulan terulur di bawah meja, dan saat itulah ia kembali menemukan sesuatu. Kertas itu lagi.

"Tunggu kejutan dari gue! Dan gue pastikan, Damar yang bakal ninggalin lo!"

Wulan meremas kertas tersebut. Menghela napasnya yang tiba-tiba saja sesak. Wulan sudah mencoba untuk tidak peduli, tapi begitu membaca ancaman tersebut mau tidak mau membuat Wulan merasa takut juga. Entah apa lagi yang akan dilakukan orang itu hingga membuat Damar meninggalkannya.

Hingga tiba-tiba saja, ia kembali teringat sosok yang baru saja keluar dari kelasnya beberapa saat yang lalu. Mungkinkah sosok itu pelakunya?

Tanpa buang waktu, Wulan segera bangkit dari duduknya dan berlari keluar kelas. Melihat gerak-gerik aneh dari cewek itu membuat Wulan yakin jika memang asumsinya itu benar.

Wulan terus berlari menyusuri tiap lorong kelas. Seharusnya sosok ber-hoodie hitam itu belum jauh dari sini, kecuali jika orang itu bersembunyi seperti pengecut. Wulan harus menemui sosok itu sekarang juga, dan bertanya akan maksud dia melakukan semua ini padanya.

Wulan mengedarkan pandangannya dengan putus asa. Sosok itu benar-benar sudah tak terlihat di mana pun.

"Jon!"

Wulan berteriak memanggil Jono yang kebetulan lewat di hadapannya.

"Apa?"

"Lo ... liat cewek pake hoodie item lewat sini enggak, atau lo liat di sekitar sekolah tadi?" tanya Wulan dengan napas yang sedikit tersengal.

Untuk sesaat, Jono terdiam seolah tengah berpikir.

"Kayaknya gue liat, tadi-"

"Di mana? Lo liat di mana? Cepet bilang sama gue!" sergah Wulan dengan nada tingginya tanpa sadar.

"Itu ... gue enggak tau itu cewek yang lo maksud apa bukan, tapi ... gue liat cewek hoodie hitam ke arah toilet cewek," jawab Jono terbata-bata, sambil sesekali membenarkan letak kaca mata tebalnya.

"Thanks!"

Wulan kembali berlari dengan cepatnya guna menuju toilet cewek. Sayangnya, langkah Wulan perlahan melambat ketika ia melihat lorong yang menuju ke dua arah. Wulan lupa menanyakan toilet mana yang dimaksud oleh Jono. Pasalnya, di sekolah ini toilet cewek tidak hanya satu tempat. Sekarang Wulan bingung harus ke toilet mana dulu.

DamarWulan (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang