Hai! Hai! DamarWulan datang lagi menyapa kalian!
kuy! langsung baca aja!
Kasih Vote ☆ sebelum baca! Yang banyak! 😄😄Happy reading!
🍁🍁🍁
Candi Borobudur, Magelang ....
Damar dan Wulan menikmati pemandangan kota Magelang dari ketinggian. Keduanya kini tengah berada di bagian paling atas candi Borobudur. Mereka berada di sini karena Wulan yang meminta.
"Turun, Yuk!" ajak Wulan, menarik lengan Damar.
"Lah kenapa? Udah puas?" tanya Damar heran. Sejak tadi Wulan memang begitu antusias, tidak bisa diam menyusuri salah satu tempat bersejarah favorit wisatawan di Daerah istimewa Yogyakarta.
"Panas!" Wulan menyengir, menunjukkan giginya, membuat Damar terkekeh geli. Wulan benar, cuaca sedikit panas memang hari ini.
"Ya udah. Ke mana lagi kita?"
"Jalan-jalan di sekitar sini aja dulu."
Damar pun menuruti. Mereka berjalan-jalan di sekitar candi Borobudur yang hari itu lumayan ramai. Seperti saat ini, keduanya tengah berjalan di area taman yang tidak jauh dari area candi. Taman yang cukup teduh untuk cuaca panas seperti ini.
Tatapan Wulan lalu tertuju pada sekelompok anak-anak di tengah taman. Tengah duduk berkerumun di atas rerumputan. Di depannya ada sebuah meja kecil lengkap dengan peralatan lukisnya. Sepertinya mereka tengah melakukan lomba melukis atau sejenisnya.
Wulan menghentikan langkahnya, memperhatikan mereka dengan tingkah lucunya. Di sampingnya, Damar tak lupa memotret mereka.
Hingga entah apa yang terjadi, dua anak laki-laki dan perempuan merebutkan sesuatu, keduanya bertengkar, hingga tak sengaja salah satu lukisan rusak, terkena noda.
Dan entah kenapa, itu membuat Damar dan Wulan terdiam, merasa familier dengan kejadian tersebut.
"Lan, kamu inget sesuatu enggak sih?" tanya Damar tak yakin.
Wulan menahan senyumnya, lalu mengangguk.
"Aku inget!"
Lalu ingatan Wulan pun berputar pada kejadian beberapa tahun lalu. Ingatan yang membuat Wulan merasa geli sekaligus aneh. Ingatannya dengan Damar semasa di bangku SMP yang Wulan anggap sebagai awal dari semuanya.
🍁🍁
Beberapa tahun yang lalu ...
Siang itu, terdengar dentingan bell sekolah berbunyi. Bertanda proses belajar mengajar di sebuah SMP negeri itu berakhir. Sontak saja hal itu membuat para siswa yang memang sudah menantikannya pun menghela napas lega.
"Baiklah anak-anak, pelajaran seni hari ini ibu akhiri. Bagi yang belum menyelesaikan tugas melukisnya, harap diteruskan di rumah lalu kumpulkan besok. Mengerti?"
"Mengerti, Bu!"
Semua siswa menjawab serempak, sambil mengemasi meja mereka yang penuh dengan alat melukis. Dari mulai kuas kotor, cat air pada tempatnya, kertas gambar, dan segelas air kotor yang sudah tercampur dengan berbagai warna. Well, intinya berantakan.
"Bisa selesai enggak ya besok?"
Terdengar gumaman dari seorang gadis berambut kuncir kuda dengan poni manisnya. Menatap hasil goresan cat airnya yang ... ya ... bisa dibilang lumayan, tidak terlalu buruk juga. Itu pun dengan perjuangan sehati-hati mungkin agar tak meleber ke mana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DamarWulan (Completed✔)
Teen FictionIni bukan kisah seorang kesatria dari Majapahit atau sejenisnya. Ini kisah absurd tentang dua anak manusia yang tidak pernah akur seperti kucing dan tikus, seperti Upin ipin dan Kak Ros yang selalu meributkan hal sepele, memiliki sifat keras kepala...