Hai! Hai! DamarWulan datang membawa kebaperan yang tiada tara..😄
Seperti biasa kasih 🌟kecilnya..😉
Semoga sukak..😙
Happy reading..
🍁🍁🍁🍁
Wulan baru saja menginjakkan kakinya di sekolah ketika tiba-tiba saja Uun datang menghadang langkahnya dan menariknya tangannya sembarangan.
"Apaan sih, Un?" tanya Wulan kesal sekaligus bingung dengan tingkah cewek satu ini yang masih menariknya dengan langkah terburu-buru.
"Lo harus ikut gue ke mading, Lan! Ada informasi terbaru dan gue yakin lo pasti kaget liatnya!"
"Informasi apaan?"
"Hasil tes seleksi udah keluar! Lo enggak penasaran apa! Hasilnya bener-bener di luar dugaan!"
Wulan yang sejak tadi ogah-ogahan pun mulai tertarik dan menurut saja ketika Uun semakin menariknya menuju ke area mading sekolah.
Sudah satu minggu sejak tes seleksi di laksanakan, dan Wulan tidak menyangka hasilnya akan keluar secepat ini. Berbagai harapan terbaik Wulan harapkan dalam hatinya. Ia berdoa agar hasilnya sesuai dengan harapannya.
"Misi! Misi! Cewek cantik mo lewat!" Uun melewati begitu saja para siswa yang sudah berkerumun di depan mading dengan serampangan yang membuat beberapa siswa mengumpatinya, sedangkan Wulan hanya meringis saja sedikit malu dengan kelakuan sahabatnya ini.
"Noh lo liat sendiri hasilnya." Uun baru benar-benar melepaskan tangannya ketika mereka sudah sampai di depan mading dan menunjuk sebuah lembar kertas pengumuman hasil seleksi.
Wulan yang penasaran pun mengikuti arah telunjuk Uun. Wulan terdiam membaca Daftar nama-nama siswa beserta nilai yang sudah terakumulasi. Dan tatapan Wulan terhenti ketika ia melihat namanya sendiri.
Senyuman puas Wulan muncul begitu saja ketika ia melihat nilainya yang bisa di bilang hampir sempurna. "98% jawaban benar," gumamnya dengan senyum yang semakin lebar saja. Namun, tunggu. . ..
Wulan mencari nama lain yang juga membuatnya penasaran, ia hanya ingin memastikan sesuatu dan memastikan posisinya aman.
Di saat Wulan sudah menemukan nama itu senyum Wulan luntur seketika dengan mata yang terbelalak.
"Demi dasternya Bik Ros yang enggak dicuci satu minggu! ini. . ini beneran hasilnya? Kok bisa sih!" gumam Wulan dengan nada kesal yang terselip di sana. Wulan benar-benar tidak menyangka hasilnya bisa seperti ini.
Wulan kira dirinyalah yang mendapatkan nilai paling tinggi. Tapi ternyata nama itu justru memiliki nilai yang sama dengannya.
Damar. Iya, si cowok kampret yang menjadi saingannya ini justru memiliki hasil yang sama 98%, dengan kata lain dirinya dan Damar memiliki nilai seimbang alias seri. Astaga! Wulan hampir kehilangan kata-katanya saat ini. Kalau sudah seperti ini lalu siapa yang akan mewakili sekolah.
"Nah! Bener-bener di luar dugaan 'kan? Enggak usah repot-repot mikirin siapa yang jadi wakil sekolah! Mendingan lo langsung liat hasilnya." Uun kembali menunjukkan kertas lain yang letaknya tepat di samping kertas sebelumnya.
Wulan pun mengalihkan tatapannya pada kertas tersebut. Namun, belum sempat ia membaca seseorang terlebih dahulu mencabut kertas tersebut dari mading dan membacanya dengan suara lantang.
"Setelah berbagai pertimbangan dan sesuai dengan hasil akumulasi nilai yang sudah tersedia, Kami dari perwakilan komite sekolah dan para staf sudah menetapkan siapa yang akan menjadi wakil sekolah dalam ajang kejuaraan cerdas cermat tahun 2018. Dan siswa tersebut adalah. . ."
KAMU SEDANG MEMBACA
DamarWulan (Completed✔)
Fiksi RemajaIni bukan kisah seorang kesatria dari Majapahit atau sejenisnya. Ini kisah absurd tentang dua anak manusia yang tidak pernah akur seperti kucing dan tikus, seperti Upin ipin dan Kak Ros yang selalu meributkan hal sepele, memiliki sifat keras kepala...