Selamat malem minggu, guys!DamarWulan datang membawa malam minggu kalian yang suram lebih berwarna..😂😂
Kuy langsung aja, jangan lupa kasih 🌟 kecilnya.. 😉
Semoga sukaa! 😄
Happy reading!
🍁🍁🍁
Mungkin memang sudah nasib Wulan yang harus berakhir naik angkot lagi... naik angkot lagi. Sekalinya ada yang berbaik hati, eh... malah gagal. Tapi ah... sudahlah Wulan sudah terbiasa.
Wulan tengah berjalan ketika pendengarannya menangkap suara berisik dari dalam lapangan futsal in door. Wulan lalu melongokkan kepalanya lewat pintu dan mengedarkan pandangannya. Dan senyum Wulan mengembang begitu saja melihat di sana sudah ada Kean dan tim futsalnya tengah berlatih.
Tanpa sadar Wulan memasuki area lapangan dan duduk di salah satu kursi penonton. Ia memperhatikan setiap gerak tubuh Kean yang membuat Wulan enggan mengalihkan tatapannya. Bagaimana tidak? Kean terlihat lebih keren berkali-kali lipat saat bermain futsal, dengan keringat yang membasahi rambut dan tubuh Kean yang membuat seragam futsalnya menempel pas di tubuh Kean, Wulan pun semakin terpesona dibuatnya.
"Wulan!"
Wulan tersadar dari lamunannya ketika ia mendengar seseorang memanggilnya. Terlihat Bayu yang sudah menyadari keberadaannya.
"Lo ngapain di sini?" tanya cowok itu ketika sudah berdiri di hadapan Wulan.
"Oh itu... tadi gue enggak sengaja lewat terus liat kalian lagi latihan, ya udah gue mampir."
"Oh. Terus lo sama Damar abis ke mana tadi pas diusir Pak Gandi?" tanya Bayu lagi sambil mengelap leher dan wajahnya yang berkeringat, lalu duduk di samping Wulan.
Wulan mendengus. "Enggak enak banget diusir," gerutunya.
Bayu terkekeh geli. "Ya terus apa dong? Lagian gue heran, kompak banget lo berdua bisa enggak bawa tugas bareng-bareng gitu."
Ah... Wulan pun jadi teringat nasib tugasnya yang teronggok di dalam sampah. "Sembarangan kalo ngomong, kita bawa kok. Cuma enggak tau kenapa buku kita malah ada di tong sampah."
Mata Bayu terbelalak karena terkejut. "Eh buset! Ngapain itu tugas maen-maen di tong sampah? Kek kucing aja!"
"Siapa yang kaya kucing?" sahut Kean yang baru saja bergabung membuat Bayu dan Wulan menoleh.
"Itu, Ke. Tugasnya Damar sama Wulan maen ke tong sampah!" sambar Bayu dengan semangatnya yang membuat Kean menyengitkan dahinya tak paham.
"Lo kalo ngomong yang jelas kek!"
Kean lalu menatap Wulan guna memastikan informasi aneh dari Bayu."Maksud si tokek apaan, Lan?" tanyanya.
Wulan menghela nafasnya. Ia pun menjelaskan apa yang terjadi pada Kean tanpa di tutup-tutupi. Tentang buku miliknya dan Damar yang tiba-tiba berada di tong sampah tanpa sebab.
"Kok bisa?" tanya Kean setelah Wulan menceritakan apa yang terjadi.
"Makanya gue bingung, kenapa buku kita ada di tong sampah yang sama. Aneh kan?"
Kean terdiam dengan raut seriusnya. Memikirkan kejanggalan yang Wulan ceritakan. "Kayanya ada yang sengaja buang buku kalian."
"Damar juga bilang gitu."
"Gue baru inget, btw. Tadi pagi gue masih sempet pinjem tugasnya Damar loh!"
"Jangan-jangan lo yang buang bukunya Damar?" tuduh Kean seenaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DamarWulan (Completed✔)
Roman pour AdolescentsIni bukan kisah seorang kesatria dari Majapahit atau sejenisnya. Ini kisah absurd tentang dua anak manusia yang tidak pernah akur seperti kucing dan tikus, seperti Upin ipin dan Kak Ros yang selalu meributkan hal sepele, memiliki sifat keras kepala...