35. Jadian, Yuk!

1.9K 152 76
                                    

Hai!! DamarWulan datang lagi!

Monggo kasih Vote ☆ sebelum baca, yang banyak ya!! 😄😄

Happy reading!

🍁🍁🍁🍁

"Tumben lo nyepi di sini?"

Kean berjalan menghampiri Damar yang tengah berbaring sendirian di sebuah bangku yang terletak di atap sekolah. Tumben, karena sebelumnya Damar tidak pernah nongkrong di tempat ini.

Damar yang sejak tadi memejamkan mata pun akhirnya menoleh. Hanya sesaat, karena setelah itu Damar malah menutupi wajahnya menggunakan lengan.

"Lagi enggak pengen diganggu aja," jawab Damar cuek setengah menyindir.

Mengerti akan sindiran tersebut membuat Kean terkekeh geli. Damar masih saja bersikap anti pati terhadapnya, dan ia tahu apa penyebabnya. Sepupu begonya ini masih saja salah paham tanpa ada niat mencari tahu. Mungkin sudah saatnya ia berhenti mengerjai Damar. Karena dari yang Kean lihat, Damar bersikap seperti ini bukan hanya padanya, tapi pada Wulan juga. Terbukti dengan seminggu ini Damar dan Wulan yang sudah kembali seperti semula. Tidak akur, bahkan mereka sudah seperti tak saling peduli satu sama lain.

"Lo kenapa sih sama Wulan?" tanya Kean masih pura-pura tak tahu.

"Bukan urusan lo." Damar menjawab dengan nada ketusnya.

"Tapi lo udah keterlaluan, Damar. Mau sampai kapan lo kaya gini? Lo enggak kasian apa sama Wulan?" Kean mengambil duduk di samping Damar setelah sebelumnya ia menyingkirkan kaki Damar yang terselonjor begitu saja, membuat Damar hampir saja terjatuh dari kursi panjang itu.

Damar mendesis kesal sambil berdiri dari tempatnya.

"Kasian? Buat apa gue kasian sama Wulan? Udah ada lo 'kan? Udah ada lo yang jaga Wulan. Udah ada lo yang bisa temenin Wulan. Lo bisa ngelakuin apa aja yang Wulan mau. Wulan enggak butuh gue! Emang lo mau kalo gue deket-deket terus sama pacar lo itu? Enggak 'kan?"

Kean hanya terdiam saja memperhatikan Damar kini sudah berdiri membelakanginya. Di satu sisi ia menikmati kebegoan sepupunya ini yang membuatnya harus mati-matian menahan tawanya. Tapi di sisi lain ia juga kasihan melihat Damar yang terlihat begitu frustrasi saat ini, bahkan sejak kemarin.

Sepertinya Damar benar-benar menyukai Wulan, tapi Damar tidak tahu harus berbuat apa, karena sepupunya itu masih mengira bahwa dirinya dan Wulan memang sedang berpacaran saat ini. Satu hal yang Kean sadari, Damar mencoba untuk mengalah terhadapnya, dan itu berhasil membuatnya cukup tersentuh.

"Siapa yang lo maksud pacar gue?" tanya Kean dengan kalemnya.

Mendengar itu membuat Damar segera menoleh dan melayangkan tatapan tak sukanya pada Kean. Entah kenapa perasaan ingin menghajar Kean muncul begitu saja dalam benaknya. Ucapan Kean seolah cowok itu tak mengakui Wulan sebagai pacarnya.

"Lo—"

"Wulan? Wulan bukan pacar gue!"

Cukup sudah. Damar langsung menghampiri Kean, dan mencengkeram kerah seragamnya. Satu tangannya yang terkepal sudah melayang hendak memberi pelajaran.

"Maksud lo apa? Tega banget lo enggak ngakuin pacar lo sendiri? Oh ... atau lo emang cuma main-main sama Wulan? Lo enggak pernah serius sama Wulan? Kalo iya, gue enggak akan segan buat hajar lo saat ini, bang!" desis Damar dengan tatapan marahnya. Ia menganggap Kean hanya mempermainkan Wulan saja, dan itu berhasil membuatnya marah tak terkira.

Bukannya takut, Kean malah justru sudah tertawa dengan puasnya. Ia menatap Damar dengan tatapan gelinya. "Sejak kapan lo jadi bego gini, Dam?" tanya Kean, mengejek.

DamarWulan (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang