Haiii, DamarWulan datang lagi di malam minggu pertama di bulan Ramadan...😄😄
Sebelumnya, saya mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan bagi kalian yang menjalankannya! Semoga puasa kalian berkah. Amiin...😇
Cus! Langsung baca aja...
Seperti biasa pencet bintang kecilnya 🌟 sebelum baca 😄
Happy reading!
🍁🍁🍁
Pagi telah menjelang dengan cuaca yang sedikit mendung, dan sejuk. Dan jika sudah seperti itu, rasa malas untuk sekedar bangkit dari ranjang pun bisa mendera siapa saja.
Hal itu pun terjadi pada Damar yang kini tengah memasukkan beberapa buku-buku pelajaran ke dalam tas dengan terburu-buru, akibat dari rasa malas yang menderanya untuk sekedar mandi. Dan sekarang ia pun harus siap-siap jika harus terlambat sampai di sekolah.
"Perasaan gue baru tidur berapa jam dah! Udah pagi aja sih! Heran gue!" gumam Damar yang tak habis pikir. Memang, semalam Damar sempat kesusahan untuk sekedar memejamkan mata, ia gelisah entah karena apa.
Damar menuruni anak tangga dengan langkah cepatnya. Hingga sebuah deruan suara motor terdengar di pendengarannya, suara motor Kean. Damar segera berlari menuju sebuah jendela, ia sedikit membuka tirainya dan mengintip. Terlihat Kean yang sudah siap berangkat dengan Wulan yang sudah ada di boncengan belakang. Pemandangan pagi yang sangat mengesankan bagi Damar yang membuatnya hanya bisa mendengkus kesal tanpa bisa berbuat apa pun. Damar yang merasa panas entah karena apa kini lebih memilih segera menuju meja makan, mengambil roti dengan sedikit selai coklatnya, dan memakannya dengan terburu-buru tanpa ada niatan untuk sekedar duduk.
"Terlambat bangun lagi kan kamu?"
Damar hanya menunjukkan senyuman lebarnya tanpa menjawab dengan mulut yang penuh dengan roti.
"Ya udah bude! Damar berangkat dulu!" pamitnya sambil meraih tangan bude dan menciumnya.
"Minum dulu susu kamu!"
Damar pun melakukannya saja, setelah itu barulah ia melenggang pergi meninggalkan bude Yeni yang sudah menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
🍁🍁
Untunglah keberuntungan masih berpihak pada Damar. Ternyata dirinya belum terlambat sampai sekolah, masih ada sedikit waktu untuk bel masuk berbunyi. Meskipun ia sedikit mempertaruhkan nyawanya karena ia mengendarai motor dengan kecepatan setan.
"Damar!"
Damar begitu terkejut ketika ia baru saja melepaskan helmnya tiba-tiba saja terdengar pekikan nyaring tepat di telinganya. Tanpa menoleh pun Damar sudah tahu siapa pelakunya. Damar menutup matanya sesaat guna meredakan kekesalannya sekaligus menyiapkan hatinya.
"Bersikap seperti biasa, Damar!" batinnya. Damar pun menoleh dan menatap Wulan dengan kesalnya.
"Ngagetin tau!" semburnya.
Tapi tampaknya Wulan tak terpengaruh oleh kekesalan Damar. Cewek itu justru kini sudah menatap Damar dengan tatapan garangnya.
"Ke mana aja lo kemarin? Gue telpon enggak diangkat, chat juga cuma di read tanpa dibales. Di tungguin juga enggak pulang-pulang! Ngeselin banget sih jadi cowok!"
Wulan menyemburkan semua kekesalannya dengan berapi-api. Ia begitu kesal karena semalam ia menunggu Damar memberinya kabar, tapi bahkan sampai malam pun Damar tak menghubunginya juga.
Damar menggaruk-garuk telinganya yang sedikit berdenging karena suara Wulan yang begitu nyaringnya. Damar bahkan sempat melihat beberapa orang melihat ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DamarWulan (Completed✔)
Fiksi RemajaIni bukan kisah seorang kesatria dari Majapahit atau sejenisnya. Ini kisah absurd tentang dua anak manusia yang tidak pernah akur seperti kucing dan tikus, seperti Upin ipin dan Kak Ros yang selalu meributkan hal sepele, memiliki sifat keras kepala...