Halo! Selamat malam minggu! 😁
Damar Wulan datang lagi membawa kebaperan tidada tara.Cus! Langsung baca aja.
Pencet ☆ kecilnya sebelum baca! 😄
Semoga suka!
Happy reading!
🍁🍁🍁
"Gue suka sama Wulan. Gimana menurut lo?"
Damar masih terdiam membeku mendengar pertanyaan yang lebih terdengar seperti pernyataan dari Kean. Damar menatap mata sepupunya itu guna mencari candaan di sana, tapi ia tak menemukannya yang berarti bahwa ucapan Kean memang serius.
"Ck! Ditanyain juga!"
Mata Damar mengerjap tersadar dari lamunannya ketika ia mendengar gumaman dari Kean. Ia lalu bangkit dari tidurannya sambil mengacak rambutnya tak nyaman.
"Y-ya gimana apanya? Kenapa lo malah tanya sama gue?"
Kean menutup komiknya dan mulai fokus untuk mendengar pendapat Damar. "Menurut lo Wulan juga suka enggak sama gue? Gue takut kalo gue ngomong langsung ternyata zonk. Lo 'kan sekarang deket sama Wulan. Siapa tau Wulan pernah ngomong atau curhat apa pun tentang gue."
Damar terdiam. Bukan karena ia tidak tahu jawabannya, tapi justru karena ia tahu jawaban atas pertanyaan Kean tentang perasaan Wulan. Damar tahu betul perasaan Wulan terhadap Kean, tapi ....
"Ya mana gue tau. Wulan enggak pernah ngomong apa-apa sama gue," jawab Damar akhirnya. Tak sepenuhnya bohong memang. Karena nyatanya Wulan tidak pernah berbicara secara langsung kepadanya bahwa gadis itu menyukai Kean. Ia hanya menyimpulkan saja dari sikap Wulan jika sudah berhadapan dengan Kean.
"Lo enggak bohong 'kan?" tanya Kean sambil menatap Damar datar, tak percaya begitu saja akan ucapan sepupunya.
"Ck! Kenapa lo enggak tanya langsung sama Wulan!" kesal Damar sambil berdiri dari ranjang Kean. "Udah ah! Gue cape!" Damar pun segera berlalu dari hadapan Kean.
"Woi! Dimintain solusi juga! Atau gue langsung tembak Wulan aja?!"
Langkah Damar yang baru sampai di ambang pintu terhenti mendengar seruan Kean. Ia mengepalkan kedua tangannya erat. Entah kenapa ia tidak suka mendengar kata-kata itu. Ia pun berbalik badan dan menjawab, "Terserah!"
Setelah itu Damar pun benar-benar menutup pintu kamar meninggalkan Kean yang sudah terdiam di tempatnya. Kean menghembuskan napasnya menatap pintu yang sudah tertutup. Meskipun hanya sekilas, tapi Kean dapat melihat jelas tatapan tidak terima dari Damar saat ia mengucapkan keinginannya untuk menyatakan perasaannya terhadap Wulan.
Dugaannya benar. Damar memang memiliki perasaan itu terhadap Wulan dan sepertinya sepupu begonya itu belum menyadari itu. Haruskah ia memanfaatkan kesempatan ini, sebelum Damar sadar akan perasaannya sendiri?
🍁🍁
Damar sendiri tengah duduk terdiam di meja belajarnya. Ia masih memikirkan pengakuan Kean yang jujur saja membuatnya sedikit terkejut. Karena biasanya Kean tidak pernah mengatakan apa pun padanya jika Kean menyukai seseorang, termasuk tentang Vanes.
Iya. Damar tahu perasaan Kean terhadap Vanesa dulu, tapi dengan egoisnya dirinya malah mengabaikan itu dan terus saja mendekati Vanes hingga berujung pada Kean yang akhirnya mengalah padanya. Jujur saja ia merasa bersalah karena itu. Dan sekarang di saat dirinya sudah mulai terlepas dari Vanes dan mendekati Wulan, Damar malah mengetahui fakta bahwa Kean pun memiliki perasaan sama pada Wulan.
Damar mengaku dirinya mulai merasakan hal lain pada Wulan. Perasaan nyaman dan bahagia saat melihat tawa Wulan. Perasaan ingin melindungi ketika ia melihat air mata Wulan, dan perasaan tak asing lainnya yang pernah Damar rasakan dulu terhadap Vanes kini semua itu berpusat pada Wulan. Damar sempat menampik itu, tapi semakin ia mencoba semakin ia merasakan perasaan itu. Ah ... apa lagi hampir setiap hari dirinya bertemu dan berdekatan dengan Wulan membuat Damar tak lagi bisa mengelak. Damar menyayangi Wulan, dan mungkin rasa suka itu juga sudah ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
DamarWulan (Completed✔)
Teen FictionIni bukan kisah seorang kesatria dari Majapahit atau sejenisnya. Ini kisah absurd tentang dua anak manusia yang tidak pernah akur seperti kucing dan tikus, seperti Upin ipin dan Kak Ros yang selalu meributkan hal sepele, memiliki sifat keras kepala...