DamarWulan Up!Iya, enggak salah liat kok! 😂
Tumben?
Mumpung udah selesai ketik, jadi cus aja Up..Pencet ☆ votenya sebelum baca. Yang banyak! 😄
Happy reading!
🍁🍁🍁
Beberapa tahun yang lalu ....
Hari itu, Damar, adiknya Wulan, beserta sang Papa tengah dalam perjalanan pulang usai menghabiskan waktu yang menyenangkan di pasar malam.
Suasana di dalam mobil terasa hidup dikarenakan ocehan Wulan yang tidak bisa diam menyanyikan lagu anak-anak kesukaannya di kursi depan samping papanya. Begitu pun dengan sang papa yang sesekali akan ikut bernyanyi sembari menyetir.
Sedangkan Damar, yang duduk di kursi belakang hanya bisa cemberut, menyilangkan kedua lengannya di dada. Dirinya tengah merajuk saat ini.
"Abang masih ngambek juga?" tanya Papa Damar, menoleh sedikit ke belakang.
"Enggak tau. Damar kesel sama papa!" ketus Damar enggan menatap sang papa.
Di usianya yang sudah menginjak sepuluh tahun, Damar termasuk bocah yang manja, sedikit nakal, dan keras kepala. Apa pun yang bocah itu inginkan harus terkabul saat itu juga, bagaimana pun caranya.
Bukannya marah, papa Damar justru terkekeh kecil. "Kan papa bilang besok. Besok papa anter lagi Damar ke pasar malem. Kalau sekarang udah tanggung kita hampir sampe rumah."
"Tapi kan tadi papa udah janji. Kenapa papa lupa?"
"Damar juga lupa 'kan?" tanya sang Papa menahan senyuman gelinya.
"Iiih! Ya papa ingetin dong!" seru Damar kesal sendiri.
"Damar enggak mau tau. Pokoknya Damar mau mainan kereta-kerataan itu sekarang. Enggak mau besok!"
"Ih! Bang Damar manja banget sih! Enggak boleh galak-galak loh sama Papa. Nanti kena hukuman! Mau?" celetuk Wulan dengan polosnya.
"Diem kamu!"
Damar semakin kesal saja. Apa lagi ketika ia melihat sang papa yang sepertinya tidak ada niatan untuk mengabulkan permintaannya. Damar bangkit dari duduknya, berdiri di belakang papanya yang sedang menyetir.
"Papa! Ayo putar balik mobilnya. Kita ke sana sekarang!" seru Damar mulai tak sabar.
"Besok aja, Damar udah malem! Damar nurut dong sama Papa!" ujar sang papa dengan nada tegasnya.
"Damar enggak mau! Ayo pah, kita ke sana lagi! Puter balik mobilnya!"
Bukannya menurut perkataan papanya, Damar malah semakin menjadi. Dengan tiba-tiba, Damar memegang setir mobilnya dengan cepat dan sedikit memutarnya agar si mobil mau berbelok.
Papa Damar yang melihat itu pun terkejut. Segera saja, ia pun menarik tangan Damar dari kemudi mobil
"Damar! Bahaya!" sentaknya sambil tetap mengendalikan mobil yang sudah sedikit menepi akibat ulah Damar.
"Bodo! Ayo puter balik mobilnya. Pah!" Sekali lagi Damar meraih setir mobil itu.
"Damar dengerin papa! Kita enggak boleh belok sembarangan di jalan tol kota! Bahaya! Lepas tangan kamu, ya?" bujuk papa Damar yang mulai panik. Ia bahkan sudah menurunkan sedikit laju mobilnya. Papa Damar berusaha melepas cengkeraman tangan Damar yang kali ini lebih kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DamarWulan (Completed✔)
Novela JuvenilIni bukan kisah seorang kesatria dari Majapahit atau sejenisnya. Ini kisah absurd tentang dua anak manusia yang tidak pernah akur seperti kucing dan tikus, seperti Upin ipin dan Kak Ros yang selalu meributkan hal sepele, memiliki sifat keras kepala...