Prolog (revisi)

21.4K 480 23
                                    

Seorang perempuan bersama dua orang laki laki tengah bersantai di area kolam renang dekat rumah mereka. Haifa, si perempuan itu, bersama Hanif saudara kembarnya, juga Arya sahabat mereka, yang menjabat pula sebagai tetangga rumahnya.

Kini Haifa duduk di tepi kolam dengan kaki yang dimasukkan ke dalam air, hingga setengah betisnya.

Pandangan mata Haifa begitu fokus melihat air yang menyeruak karena pergerakan kakinya, hingga ia tidak sadar bahwa Arya sudah duduk tepat di sampingnya, hanya berjarak beberapa centimeter saja.

"Fa!"panggil Arya seraya memasukan kakinya ke dalam air kolam, mengikuti kegiatan Haifa.

Haifa menoleh sekilas kearah Arya, sebelum akhirnya ia kembali melakukan kegiatannya tadi.

"Apa?"jawab Haifa singkat

"Gue, boleh nanya gak?"tanya Arya menatap Haifa, dengan kaki yang masih ia ayun ayunkan pelan di dalam air.

"Nanya apa?"tanya Haifa tanpa menatap Arya, ia masih sibuk memperhatikan pergerakan air yang di akibatkan oleh kakinya sendiri

"Kalo misalkan gue suka sama cewek, tapi gue takut nyakitin cewek itu, gue harus gimana?"tanya Arya terus menatap Haifa, kali ini ia merubah posisi menjadi bersila di tepi kolam menghadap Haifa yang masih tetap dengan posisi awalnya.

"Maksudnya?"tanya Haifa menoleh kearah Arya sekilas, lalu kembali lagi melihat air kolam, yang kini sudah tenang karena ia tidak lagi menggerakan kakinya

"Misalkan gue suka sama cewek, gue pengen nembak dia, tapi gue takut, kalo suatu saat nanti, gue nyakitin dia, dan malah bikin kita jadi jauh, gitu. Gue harus gimana?"tanya Arya memperjelas ucapannya, terus menatap Haifa dari arah samping

"Emang, lo sekarang deket sama dia?"tanya Haifa tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Arya, ia masih menunduk menatap air kolam itu.

"Deket, banget malah!"jawab Arya mantap

"Posisi lo sekarang buat dia apa?"tanya Haifa

"Gue, sahabatnya!"jawab Arya

"Lo sahabatan sama dia, dan lo cinta sama dia?"tanya Haifa, kali ini ia bertanya sambil menatap Arya

"Iya!"jawab Arya membalas tatapan Haifa

"Dan lo takut nyakitin dia?"tanya Haifa lagi

"Iya!"jawab Arya

"Pengecut banget sih?"sindir Haifa yang tanpa ia sadari hingga masuk ke relung hati Arya.

Arya terdiam memikirkan apa yang baru saja Haifa katakan tadi. Memang benar ia terlalu pengecut. Ia laki laki, seharusnya berani untuk mengambil resiko, sebesar apapun itu. Seharusnya dia bisa berusaha, jangan malah merasa takut seperti ini.

"Ya, kalo menurut gue, mending lo jangan dulu nembak dia deh. Dari pada nantinya malah merusak hubungan lo sama dia cuma gara gara lo nyakitin dia, mendingan lo pendam dulu aja rasa cinta lo itu!"ucap Haifa masih menatap Arya

"Tapi kalo gue udah gak bisa lagi, gimana?"tanya Arya lagi

"Gak bisa apa?"tanya Haifa

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang