Satu minggu berlalu sejak kejadian di rumah sakit, yang membuat Haifa merasakan hatinya yang terasa di cabik cabik.
Sudah satu minggu ini Haifa menjadi sosok yang begitu pendiam, ia hanya akan menjawab jika di tanya, dan akan tetap diam jika tidak di perhatikan
Selama satu minggu ini, Haifa selalu menunggu moment dimana Arya akan menjelaskan semua atas kejadian yang terjadi di rumah sakit saat itu, saat Arya berpelukan dengan mantan pacarnya. Namun hingga sekarang pun belum ada tanda tanda bahwa Arya akan menjelaskan tentang kejadian itu.
Hal itu jujur membuat Haifa merasa sangat kecewa, terutama pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjadi seorang istri yang baik, yang mampu menjaga suaminya, yang mampu menjadi tempat keluh kesah suaminya, yang mampu menjadi tempat Arya bersandar dikala lelah menyergapnya, ia benar benar merasa kecewa pada dirinya sendiri.
Haifa juga merasa kecewa pada Arya, namun rasa kecewa itu tak sebanding dengan rasa bersalah dirinya yang mungkin saja tidak mampu menjadi istri yang baik untuk Arya sehingga Arya memilih perempuan lain sebagai tempatnya untuk bersandar.
Selama seminggu, setiap ada waktu kebersamaan, Haifa selalu berharap agar Arya menjelaskan kejadian itu kepadanya, menceritakan semua, dan menjelaskan bahwa itu hanya salah paham, dan ia meminta maaf. Namun itu semua hanya angan di hati Haifa yang mungkin tidak akan pernah terjadi. Atau bahkan mungkin suaminya itu sudah mulai kembali menumbuhkan benih benih cintanya kepada mantannya itu, bisa jadi.
Seringkali Haifa melamun, melamunkan sesuatu hal yang mungkin akan terjadi ke depannya, kemungkinan dia akan di tinggalkan oleh Arya, atau bahkan di ceraikan. Tidak, dia tidak mau hal itu terjadi. Jika dia di beri pilihan, dia lebih baik di madu dari pada harus di ceraikan oleh Arya, tidak dia tidak mau kehilangan suami tercintanya itu.
Di tambah lagi dengan adanya janin di kandungannya, mmebuat Haifa semakin merasa sedih jika mengingat kemungkinan kemungkinan itu.
Bagaimana jika dia di ceraikan Arya? Bagaimana nasib dirinya, juga anak di kandungannya? Bagaimana jika anaknya nanti bertanya tentang ayahnya? Tidak Haifa tidak mau itu terjadi
Haifa pun seringkali menangis, menangis dalam diamnya, menangis dalam kesendirian. Tak jarang pula kondisinya sering drop, yang mengharuskannya untuk berbaring diatas tempat tidur, sehingga dirinya tidak berangkat bekerja.
Selama satu minggu ini, ia hanya berangkat kerja dua hari, selebihnya ia berada di rumah, karena dilarang oleh Arya agar jangan dulu berangkat kerja, karna menurut Arya, sakitnya Haifa di sebabkan karena kecapaian.
Sehingga selama satu minggu hanya Arya yang berangkat kerja dan meninggalkan Haifa di rumah yang seringkali berfikir negatif tentang dirinya yang mungkin saja membawa mantan kekasihnya ke kantor dan saling beradu mesra.
Haifa selalu beristigfar dan berusaha untuk selalu ber huznudzan pada suaminya meskipun itu sulit.
Haifa tahu jika malam tiba, saat Haifa sudah tertidur, seringkali Arya mendapatkan telefon dari seseorang, dan seseorang itu dapat di pastikan Nafa, karena seringkali Haifa membuka ponsel milik Arya, dan mendapati beberapa riwayat telefon antara Arya bersama Nafa.
Bukan Haifa tidak sopan, namun memang sejak mereka menikah, mereka sudah biasa saling membuka ponsel milik pasangan masing masing, Arya pun tahu jika Haifa sering membuka ponselnya. Namun dia sama sekali tidak peka. Haifa pun sama, dia bingung harus bertanya bagaimana kepada Arya, dan ia juga ingin mengetes seberapa jujur Arya kepadanya.
Namun Arya justru acuh, seolah tidak ada apa apa di antara dirinya dan Haifa. Dia bahkan seringkali bertanya mengapa Haifa menjadi pendiam, namun lagi lagi Arya terlalu kaku dan tidak peka, sehingga tidak mengetahui bahwa dia adalah akar masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempurnaan Cinta #4✔
Teen FictionSEQUEL MY WIFE Apa sih definisi kesempurnaan cinta menurut kalian? Cinta yang selalu menghadirkan kebahagiaan? Atau cinta yang dikelilingi banyak ujian namun tetap bertahan? Atau cinta yang selalu ada, baik suka maupun duka? Dari pada penasaran, lan...