bonus 6 *END

10K 343 11
                                    

Dua orang anak kecil kini tengah berlarian di lorong sebuah rumah sakit di daerah Yogyakarta, dengan diikuti seorang laki laki muda yang mengenakan pakaian khas seorang pegawai kantor.

Anak laki laki yang kira kira berusia 7 tahun, berada di posisi paling depan, lalu di belakangnya seorang anak perempuan yang di perkirakan berusia lima tahun lebih, tengah berusaha mengejar anak laki laki di hadapannya, berniat untuk mendahuluinya. Sedangkan laki laki yang mengikuti mereka terlihat kewalahan mengejar keduanya.

"Kak Vian tunggu! Icha duluan!"teriak si anak perempuan dengan suara cempreng juga imutnya

"Aku duluan, dadaah!"ucap anak laki laki yang di panggil Vian tadi seraya tertawa, sambil terus berlari, tanpa memperdulikan teriakan anak perempuan itu.

"Kak Vian, ih, tungguin!"rengek Anak perempuan itu lagi, terus berlari mengejar Vian

Tiba tiba Vian berhenti, lalu menengok ke arah belakangnya, membuat anak perempuan yang tadi berlari pun tersenyum, mengira bahwa Vian menunggunya

"Hehehe, dadahh kak Vian. Icha duluan!"kini giliran Icha yang sudah berlari terlebih dahulu hendak meninggalkan Vian.

Icha berlari namun sesekali ia menengok melihat Vian yang justru mengabaikannya

"Dadah kak Vian, Icha duluan!"teriak Icha lagi, namun lagi lagi di abaikan oleh Vian.

"Ihh, kak Vian!"teriak Icha menghentikan larinya, sambil menatap Vian yang hanya diam.

Icha yang posisinya masih cukup dekat dengan Vian, akhirnya kembali mendekatinya

"Kak Vian kenapa sih? Kok malah diem aja!"ucap Icha kesal, seraya menggoyang goyangkan lengan Vian

"Emang kamu tau, ruangannya umi ada dimana?"tanya Vian tiba tiba membuat Icha terdiam

Icha pun menengok, kekanan dan kekiri, sambil berfikir, dimanakah ruangan yang akan mereka tuju saat ini?

"Oh iya ya, terus gimana dong kak?"tanya Icha polos

"Ya nanti, tungguin om Tino dulu!"ucap Vian menengok ke arah belakangnya, dimana Tino-sekertaris Arya yang tengah berlari ke arah mereka

"Huh.. huh..huh.. kalian kok larinya cepet banget sih?"ucap Tino ketika sudah sampai di dekat Vian dan Icha dengan nafas ngos ngosan, sambil menunduk memegang lututnya layaknya orang rukuk.

"Tuh kan, kasian tuh om Tino nya, udah tua, di suruh kejar kita. Kecapekan deh!"ucap Vian pada Icha

"Heh, sembarangan aja, om Tino tuh masih muda ya. Belum juga nikah!"ucap Tino tak tetima dengan ucapan Vian yang selalu saja menjelekan dirinya

"Berarti gak laku!"jawab Vian dan Icha bersamaan lalu di lanjutkan dengan tawa mereka yang begitu menggelegar

"Bukannya gak laku, tapi gak ada yang mau!"ucap Tino seraya menuntun tangan kedua anak iyu satu persatu, lalu mulai berjalan ke arah sebuah ruangan yang sejak tadi menjadi tempat tujuan mereka.

"Sama aja!"jawab Vian dan Icha dengan ekspresi kesalnya menatap wajah Tino yang kini hanya menyengir.

Hingga sampai lah mereka di depan pintu sebuah ruang rawat yang cukup besar. Tino melepaskan tangan kedua anak itu, lalu bergerak membuka pintu, dan terlihatlah seorang perempuan berhijab, dengan selimut menutupi setengah tubuhnya, dengan seorang bayi di sampingnya di atas ranjang, lalu seorang laki laki juga tengah duduk di atas kursi dekat dengan ranjang itu.

"Umi! Abi!"ucap Vian dan Icha berlari kearah ranjang itu, sedangkan Tino masuk dengab santai dan menutup kembali pintunya

"Eh, putra putri abi udah dateng! Sini sayang!"ucap Arya merentangkan kedua tangannya memberi kode agar kedua anaknya memleuk dirinya

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang