Sinar matahari pagi menyelinap masuk ke dalam kamar seorang gadis yang tengah tertidur pulas diatas ranjangnya, melewati celah gorden.
Tubuh gadis itu terlihat menggigil didalam dekapan hangat selimutnya, wajahnya pucat, suhunya badannya sangat tinggi. Gadis itu adalah Haifa, dia mengalami demam tinggi setelah kejadian yang menimpanya hari kemarin.
Pintu kamarnya terbuka dan menampilkan Fira, sang bunda dengan wajah khawatirnya. Ia mendekati raga anak perempuannya yang terbaring lemah diatas tempat tidur.
Ia meletakkan punggung tangannya di kening Haifa, yang terasa begitu panas, sedangkan Haifa masih setia memejamkan matanya.
"Ya allah sayang, badan kamu panas banget nak? Kita ke rumah sakit aja ya?"ucap Fira seraya mengusap kepala anaknya dengan tangan lembutnya.
Haifa tidak menyahuti ucapan ibunya, ia masih setia memejamkan mata, dengan tubuh yang menggigil
"Haifa? Kita ke rumah sakit ya nak? Badan kamu panas"ucap Fira kembali, masih mengusap usap kepala Haifa
Tubuh Haifa menggeliat pelan karena merasa terganggu, lalu perlahan matanya mengerjap dan membuka.
"Bunda?"ucap Haifa dengan nada yang lemah dan bergetar
"Iya sayang? Kita kerumah sakit ya?"ucap Fira lagi
Haifa menggelengkan kepalanya lemah sambil menampilkan sedikit senyum tipisnya
"Tapi badan kamu panas banget sayang!"ucap Fira lagi
Saat Haifa hendak menjawab, pintu kamar kembali terbuka dan menampilkan Rafel, lalu diikuti Hanif dan juga Arya dibelakangnya, yang sudah memakai seragam sekolah mereka.
"Gimana? Udah enakan?"tanya Rafel mendekat, lalu merebahkan tubuhnya disamping Haifa seraya mengulurkan tangannya untuk memegang kening Haifa.
"Ya ampun sayang! Badan kamu panas banget nak, kita ke rumah sakit aja ya?"ucap Rafel panik, pasalnya suhu tubuh Haifa bukannya turun malah semakin panas, dibandingkan dengan tadi malam.
"Gak mau ayah"ucap Haifa lirih sambil memeluk perut ayahnya, menyembunyikan wajahnya didada bidang sang ayah.
"Tapi badan kamu panas banget, kamu demam tinggi, kalo gak ke dokter bahaya loh kak!"ucap Rafel seraya mengusap punggung Haifa, bibirnya sesekali mengecup puncak kepala anak perempuannya itu.
"Iya kak Ifa, ke dokter aja!"ucap Hanif menimpali seraya memandang Haifa dari ujung ranjang.
"Gak mau, lemes, males jalan!"rengek Haifa masih dengan posisi yang sama
"Yaudah kalo gak mau ke rumah sakit, undangin dokter aja suruh kesini"saran Arya yang sejak tadi hanya diam memperhatikan
"Oh iya bun, bener tuh kata Arya. Coba bun telfon dokter Candra, nomornya ada di HP ayah!"suruh Rafel
"Dokter Candra siapa yah?"tanya Fira dengan alis mengangkat
"Sahabat ayah bun, dia kan udah deket banget sama Ayah, jadi pasti mau disuruh ke sini!"ucap Rafel
"Emang dokter Kayra udah pensiun yah?"tanya Fira menatap sang suami
"Dokter Kayra? Siapa dokter Kayra?"tanya Rafel dengan dahi menyerjit, membuat yang lain menatap kearahnya bingung.
"Dokter Kayra yah! KAYRA! Masa ayah lupa?"tanya Fira seraya mengambil ponsel yang ada disaku celananya lalu memanggil seseorang
Tuttt...tuuttt...tuuttt.....
Setelah panggilannya menyabung, Fira segera me-lauspeaker
"Hallo Assalamualaikum!"salam seseorang diseberang telfon Fira
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempurnaan Cinta #4✔
Fiksi RemajaSEQUEL MY WIFE Apa sih definisi kesempurnaan cinta menurut kalian? Cinta yang selalu menghadirkan kebahagiaan? Atau cinta yang dikelilingi banyak ujian namun tetap bertahan? Atau cinta yang selalu ada, baik suka maupun duka? Dari pada penasaran, lan...