2. Rumah (revisi)

5.2K 277 15
                                    

Kini Haifa, Hanif dan juga Arya sudah berada di dalam mobil. Mereka sedang menuju pulang ke rumah, padahal hari sudah menunjukkan pukul 16.30 WI,B namun mereka baru selesai rapat. Sungguh hari yang melelahkan, ditambah lagi jalanan yang macet karena jam pulang kerja. Sungguh menambah kepenatan bagi diri mereka bertiga.

Mereka memang berangkat dan pulang bersama menggunakan mobil milik Arya, terkadang Arya yang akan menebeng di mobil Hanif. Itulah mereka dimana ada salah satu pasti ada yang lainnya, sungguh persahabatan yang harmonis.

"Gila macet parah nih! Capek banget gue"keluh Arya yang berada di balik kemudi, lalu di sampingnya terdapat Hanif yang kini sudah tertidur dengan pulasnya, dan di belakang ada Haifa yang tengah membaca novelnya

"Lo nggak capek apa Fa?"tanya Arya sambil menengok sekilas ke arah Haifa, karena jalanan yang macet parah, jadilah ia Bisa menengok, karena mobilnya berhenti.

"Capek lah" jawab Haifa hanya melirikkan matanya, lalu kembali fokus dengan novelnya.

"Ya tidur atuh!"suruh Arya sambil menjalankan mobilnya sedikit demi sedikit

"Males"acuh Haifa.

Itulah Haifa yang selalu bersikap acuh, ia tidak mau jika ada yang tahu tentang perasaannya, biarlah itu menjadi rahasia antara dia dan juga Tuhan.

Tak lama kemudian, mobil berhenti tepat di pelataran rumah keluarga Haifa. Haifa dan Arya turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah keluarga Haifa, tanpa memperdulikan Hanif yang masih saja tertidur.

Sampai di ruang keluarga rumah Haifa, Arya merebahkan tubuhnya di atas sofa dan memejamkan matanya, sedangkan Haifa menyerjitkan dahi saat tidak mendapat ibundanya yang biasanya akan menyambut kedatangan dirinya saat pulang sekolah.

Ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur dan mendapati Mbak Ima, asisten rumah tangganya yang tengah berkutat dengan masakan makan malamnya

"Bunda mana, mbak?"tanya Haifa sambil membuka pintu lemari es dan mengambil sebotol air dingin

"Aduhh, si non mah, bikin kaget aja deh. Itu loh non mereka lagi pada kondangan"ucap Mbak Ima terkejut, karena ia membelakangi pintu sehingga tidak menyadari kehadiran Haifa.

"Lagian, mbak Ima serius banget sih. Ya udah Haifa mau bersih-bersih dulu ya Mbak"ucap Haifa lalu pergi setelah tadi meminum air dingin nya. Mbak Ima hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan memasaknya.

"Ish, gila lo pada, masa gue ditinggalin!"kesal Hanif Saat memasuki rumah dan sampai di ruang keluarga mendapati Arya yang tidur di atas sofa, dan Haifa yang hendak menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai atas.

"Salah siapa lo tidur!"cuek Haifa melanjutkan langkahnya ke lantai atas dimana kamarnya berada.

Hanif hanya mendengus, menjatuhkan dirinya di dekat Arya dan memejamkan matanya. Arya yang merasa terganggu pun mengerang dan menendang kan kakinya hingga Hanif yang posisi tubuhnya tepat di dekat kaki Arya pun terjatuh ke lantai.

Bruukkk

"Aduhh! Sakit nih, lo apaan sih!"kesel Hanif sambil berdiri dan mengusap-usap pinggang dan juga pantatnya yang terasa sakit

"Siapa suruh lo tidur di situ!"cuek Arya lalu melenggang pergi ke lantai atas, lebih tepatnya ke kamar Hanif.

Ia memang sudah terbiasa, sudah seperti rumahnya sendiri begitupun Hanif di rumahnya.

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang