Pagi harinya, Haifa dan juga Hanif menuju ke rumah Arya, untuk menemani Arya mempersiapkan acara lamarannya bersama kekasihnya, Nafa.
Saat Haifa dan Hanif memasuki gerbang rumah Arya, di teras sudah terdapat ayah Rafel dan juga papa Hendra, yang tengah duduk santai di kursi yang tepat menghadap ke arah gerbang, dengan sebuah meja bundar yang terdapat di tengah tengah mereka, di atasnya terdapat dua cangkir kopi yang terlihat masih mengepulkan asap, mereka terlihat tengah mengobrolkan sesuatu, sambil sesekali menyesap kopinya.
"Assalamualaikum!"ucap Haifa dan Hanif sambil mendekat ke arah dua orang pria setengah baya itu, lalu duduk di kursi yang memang tersisa dua.
"Waalaikumsalam, kalian mau kemana? Kok udah rapi gitu?"tanya Hendra menatap dua anak kembar itu.
"Mau nemenin anak papa, yang katanya mau beli cincin buat tunangannya"jawab Hanif cuek
"Oh gitu. Oh iya, mumpung kalian disini nih. Papa mau nanya boleh?"tanya Hendra, menatap Hanif dan Haifa bergantian
"Boleh lah pah, mau nanya apa?"tanya Haifa menatap Hendra.
Hendra menatap sekilas kearah Rafel untuk meminta persetujuan, dan hanya di angguki oleh Rafel.
"Gini.... tapi kalian harus jujur ya, jujur sejujur jujurnya!"ucap Hendra
"Ya tergantung lah, kalo bohong demi kebaikan gak apapa kan?"ucap Hanif yang langsung kendapat satu tinjuan di tangan kirinya oleh Haifa
"Lo tuh ya, papa tuh lagi serius tau! Liat tuh mukanya!"ucap Haifa
"Mukanya kenapa?"tanya Hendra
"Zheremm!"jawab Haifa sambil menampilkan cengir kudanya
"Kamu tuh, udah deh papa serius ini"ucap Hendra
"Iya papa, mau nanya apa?"tanya Haifa lagi
"Papa mau tanya masalah perempuan yang mau dinikahin Arya!"ucap Hendra
"Nafa?!"tanya Haifa
"Iya itu. Papa mau tanya, dia itu perempuan baik baik gak sih?"tanya Hendra serius menatap Hanif dan Haifa bergantian
Mendengar pertanyaan itu, Haifa yang awalnya duduk tegak tanpa menyender, kini menghela nafas dan menyenderkan punggungnya di senderan kursi.
Hanif pun melakukan hal yang sama, ia menoleh kearah Haifa lalu menghela nafas dan menyenderkan punggungnya di senderan kursi.
"Kalian kenapa? Kok gak jawab?"tanya Rafel menatap kedua anaknya, begitupun Hendra.
"Ifa? Hanif?"tanya Hendra menatap keduanya
"Hanif jawab!"ucap Haifa menoleh kearah Hanif
"Kakak aja!"jawab Hanif
"Lo kan cowok, lo bisa menilai mana cewek baik dan mana yang gak. Kalo gue kan sama sama cewek, gue gak bisa menilai"ucap Haifa beralasan
"Gue juga lupa"jawab Hanif yang juga beralasan
"Lupa apaan?"tanya Haifa
"Ya lupa sifat baiknya yang mana"jawab Hanif
"Ih lo tuh, cepetan jelasin!"ucap Haifa lagi
"Kok malah pada ribut sendiri? Gimana sih ini?"tanya Hendra melerai dua anak kembar itu
"Hanif tuh!"ucap Haifa
"Kok Hanif, kak Haifa tuh!"sengit Hanif
"Ih....."
"Sssttt udah udah udah, kenapa jadi pada ribut? Kan cuma ditanya, Nafa itu perempuan baik baik apa bukan? Kalian gak lagi di introgasi, cuma ditanya doang!"ucap Rafel melerai kembali
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempurnaan Cinta #4✔
Teen FictionSEQUEL MY WIFE Apa sih definisi kesempurnaan cinta menurut kalian? Cinta yang selalu menghadirkan kebahagiaan? Atau cinta yang dikelilingi banyak ujian namun tetap bertahan? Atau cinta yang selalu ada, baik suka maupun duka? Dari pada penasaran, lan...