45. Insiden

5.6K 312 52
                                    

Tiga hari berlalu, Haifa dan Arya nampaknya masih belum bertemu kembali semenjak perpisahan mereka itu. Arya sama sekali tidak tahu keberadaan Haifa dimana. Sudah berkali kali dia menghubungi Haifa, namun ponselnya sama sekali tidak aktif.

Sudah tiga hari ini ia tidak pernah bertemu dengan Nafa juga. Sering Nafa memintanya untuk ke rumah dia, namun Arya menolak dengan alasan sibuk.

Arya tengah di pusingkan dengan keberadaan istri tercintanya yang kini entah berada dimana, bagaimana kondisinya. Namun di sisi lain dia juga memiliki tanggung jawab pekerjaan yang selama beberapa hari ini mengalami sedikit masalah di kantornya, membuatnya semakin merasa sangat pusing.

Tak jarang Arya melewatkan jadwalnya untuk memberikan lambungnya makanan, dan melewatkan untuk istirahat meskipun hanya sejenak. Ia sama sekali tidak bisa istirahat dengan tenang, pikirannya selalu saja di penuhi oleh istrinya yang kini benar benar membuatnya begitu mengkhwatirkan keadaanya.

Mungkin jika Arya tahu dimana keberadaan Haifa, dan bagaimana kondisinya, dia mungkin bisa lebih tenang, meskipun dia masih harus berada jauh dari istrinya, namun setidaknya pikirannya bisa lebih merasa tenang dengan mengetahui keberadaan dan kondisi Haifa.

Namun mau bagaimana lagi, dia bingung harus bagaimana, sejak awal Haifa memang sudah mematikan telfonnya, padahal Arya sudah meminta Haifa agar tidak mematikannya.

Ah, sudahlah, semoga saja Arya bisa cepat bertemu lagi dengan istrinya itu, dan segera menyelesaikan masalah meteka baik baik.

Arya hanya mampu berpasrah, setiap setelah shalat, ia selalu berdoa agar Allah senantiasa melindungi Haifa kapanpun dan dimana pun dia berada. Setiap malam pun Arya tidak pernah melewatkan shalat malamnya, jujur saat ini ia sangat khawatir dengan Haifa. Dimana dia? Dan apa dia baik baik saja? Itu lah pertanyaan yang selalu memenuhi pikiran Arya.

Hari ini Arya dlada janji bersama Nafa untuk bertemu. Tadi pagi saat Arya baru saja bangun dari tidurnya, Nafa sudah menelfonnya dan memintanya untuk datang ke rumah, dan Arya hanya mengiyakan saja.

Sesungguhnya Arya ingin sekali menolak permintaan Nafa, karena bisa saja seseorang meluhatnya dan dapat menimbulkan kesalah pahaman yang berkepanjangan. Namun ia juga sempat berfikir, mungkin ini saatnya ia berbicara serius dengan nafa, untuk tidak lagi mengganggu kehidupannya dengan Haifa, iya Arya harus membicarakan itu secepatnya, dan ia akan mencari Haifa dan membawanya kembali ke rumah

Dan sekarang Arya tengah berada di perjalanan menuju rumah Nafa. Ia pulang dari kantor langsung menuju kesana, dengan menggunakan mobilnya, karena hari sudah cukup sore sekitar pukul dua siang, tapi lebih baik dia langsung kesana saja, meskipun mereka janjian pukul tiga sore.

◎◎◎◎◎

Di lain tempat seorang perempuan yang mengenakan baju rumahannya dengan mengenakan hijab instannya tengah duduk santai di teras sebuah rumah sederhana bermodel joglo, sambil menikmati pemandangan di depannya yang penuh dengan berbagai tanaman hias dan juga buah buahan

"Assalamualaikum!"salam seorang wanita baya dengan senyum lembutnya menghampiri Haifa

"Eh, mbok baru pulang?"tanya perempuan itu seraya berdiri dari duduknya dan menyalami wanita yang di sebutnya 'mbok' tadi.

"Iya nak, nak Haifa kok gak istirahat?"tanya mbok seraya duduk di kursi kosong di samping kursi Haifa, ya Haifa.

"Udah mbok Uni, tadi Haifa udah istirahat sama Ani juga!"jawab Haifa seraya mendudukan dirinya kembali di samping mbok Uni, asisten rumah tangganya.

Ya, jadi sebenarnya yang mencegar Haifa saat itu adalah mbok Uni yang bersama tukang ojek. Mbok Uni awalnya memang sempat melihat lerdebatan Arya dan Haifa di rumah, dan ia juga melihat Haifa pergi, jadi ia sesegera mungkin mencari tukan ojek untuk mengejar taksi yang di tumpangi Haifa.

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang