15. Yes or No?! (revisi)

4.1K 224 11
                                    

Hari hari telah berlalu, siswa dan siswi kelas dua belas telah menempuh ujian sejak hari senin yang lalu. Dan hari ini adalah hari kamis, hari terakhir mereka menempuh ujian Nasional.

Kini Haifa, Hanif, Arya, Nafa dan juga Salma tengah berkumpul di kantin sebelum masuk ke ruang ujian.

"Semangat semuanya!! Hari terakhir kita ujian semoga lancar ya guys!"ucap Hanif seraya memasukan buku materi yang sempat ia gunakan untuk belajar tadi, kedalam tas nya.

"Harus dong, pokoknya kita semua harus semangat biar dapet nilai yang memuaskan, biar bisa masuk universitas yang kita inginkan!"timpal Haifa seraya berdiri dari duduknya dikursi kantin dan menggendong tas punggungnya.

"Yoii!! Yaudah, yuk masuk, takut telat nanti malah gak boleh masuk lagi, gak jadi ujian kita!"ucap Arya

Mereka berjalan beriringan ke ruang ujian masing masing, Arya Hanif dan Haifa berada dalam ruangan yang sama, sedangkan Nafa dan Salma berada di ruangan yang lain.

"Haifa?!"panggil seseorang seraya mencekal pergelangan tangan Haifa yang hendak memasuki ruang ujiannya bersama Arya dan Hanif yang sudah berada di depannya.

"Iya? Kenapa?"jawab Haifa seraya menengok dan menatap orang yang memanggilnya tadi.

Dia adalah Vino, Ravino Aldian Fahreza, seorang most wented dan juga badboy di sekolah itu, dan jangan lupakan pula sifat playboy nya yang sering berganti ganti pasangan.

"Selesai ujian bisa ketemuan gak?"tanya Vino seraya tersenyum kearah Haifa

"Ketemu? Mau apa?"tanya Haifa

"Ada yang mau aku omongin!"ucap Vino

"Yaudah boleh, mau dimana?"tanya Haifa

"Em, di taman belakang sekolah bisa?"tanya Vino

"Yaudah, nanti gue kesana!"ucap Haifa

"Oke, gue tunggu ya!"ucap Vino melenggang pergi. Setelah sebelumnya ia sempatkan untuk tersenyum dan mengerlingkan sebelah matanya ke arah Haifa, genit.

Haifa memasuki ruang ujian, disana baru ada beberapa siswa dan siswi yang asyik mengobrol dan ada juga yang mematangkan persiapannya untuk ujian mata pelajaran terakhir ini. Belum ada guru disana karena ujian baru akan di mulai beberapa menit lagi.

Haifa berjalan ke tempat duduknya yang tepat berada disamping kanan Hanif, dan Arya berada didepan Hanif.

"Vino ngomong apaan?"tanya Hanif menoleh kearah Haifa, begitupun Arya

"Gak ngomong apa apa, cuma ngajak ketemuan aja"jawab Haifa membuat Hanif dan Arya saling berpandangan,

"Tumben?!"tanya Arya menatap Haifa yang hanya dibalas dengan mengangkat kedua bahu oleh Haifa

Arya dan Hanif kembali saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya mereka mengeluarkan suara dengan sangat kompak

"Kita ikut!"ucap Arya dan Hanif bersamaan

Perlu kalian tahu, Arya dan Hanif memang over protektif terhadap Haifa. Mereka begitu melindungi Haifa, bahkan jika ada yang mendekati Haifa pun mereka harus mengetahuinya, apa motif dari kedekatan itu, terutama jika yang mendekati Haifa adalah seorang laki laki.

Dari dulu, jika ada yang mendekati Haifa, pasti mereka selalu ikut campur. Makannya tak jarang pula laki laki yang mendekati Haifa, mundur secara perlahan atau bahkan secara terang terangan, karena jengah dengan ke ikut campuran mereka berdua.

Kalau Haifa itu cenderung tidak perduli dan acuh saja. Lagian dia juga tidak butuh pacar. Dia hanya membutuhkan seorang jodoh. Dan ia yakin jodoh itu akan datang dengan sendirinya. Jika memang jodoh pastilah mereka akan bertemu.

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang