10. Bersamamu (revisi)

4.6K 245 19
                                    

Haifa masih terbaring lemah diatas ranjangnya. Kini hari sudah beranjak siang, jam sudah menunjukkan pukul 12.30 WIB.

Sejak tadi pagi, Haifa tidak sedikitpun bangkit dari tidurannya, ia hanya akan membuka mata, mengecek ponselnya, menonton televisi, dalam keadaan berbaring diatas tempat tidurnya.

Ia hanya akan bangkit ketika disuruh makan oleh bundanya, itupun harus disuapi karena ia tidak mau makan jika tidak dipaksa.

Pintu terbuka dan menampilkan bundanya yang datang dengan sebuah nampan berisi semangkuk bubur, segelas air putih, dan beberapa butir obat.

"Sayang, makan dulu yuk, nanti minum obat, ya?"ucap Fira seraya mendekati Haifa, lalu meletakkan nampan yang tadi ia bawa diatas nakas, lalu mendudukan dirinya disamping tubuh Haifa.

"Bunda, kenapa sih harus minum obat"rengek Haifa cemberut, sambil mendudukan dirinya lalu bersandar di kepala ranjang.

"Kan biar cepet sembuh, sayang"ucap Fira lembut seraya tersenyum manis kearah Haifa, lalu tangannya terulur untuk mengambil mangkuk bubur diatas nakas.

"Gak mau bunda, pahit"rengek Haifa

"Harus mau dong. Nanti kalo udah sembuh, kita nginep dirumah oma"bujuk Fira seraya menyodorkan sendok berisi bubur dihadapan mulut Haifa.

"Gak mau, mulutnya pahit bun, gak enak"ucap Haifa lemah

"Dipaksa sayang, nanti kamu tambah sakit loh"bujuk Fira lagi.

Fira sudah paham dengan sikap Haifa yang manja. Memang selalu begitu, jika kedua anak kembarnya sakit, pasti akan bersikap manja bagaikan seorang anak yang baru berusia tiga tahunan. Baik Hanif ataupun Haifa, sama saja sikapnya, tidak pernah berubah, dari dulu selalu begitu, jika sakit akan menjadi anak yang manja.

"Gak mau bunda"ucap Haifa menutup mulutnya rapat rapat, ketika sendok ditangan Fira semakin dekat dengan mulutnya.

"Ayo dong sayang, dimakan, biar cepet sembuh"bujuk Fira dengan penuh kesabaran.

"Assalamualaikum!"salam seseorang seraya membuka pintu.

Dan munculah seorang pemuda tampan berambut acak acakan, masih mengenakan seragan sekolahnya lengkap dengan tas punggung yang masih menempel di bahu sebelah kanannya, satu tangannya memegangi tali tas itu.

"Waalaikumsalam! Loh, Arya kok udah pulang?"jawab Fira menatap pemuda yang kini berjalan kearahnya

"Iya dong bun, hehe"jawab Arya seraya mencium punggung tangan Fira

"Kamu bolos ya?"selidik Fira masih menatap Arya yang kini berjalan kearah sofa yang berada dipojok kamar itu, dan meletakkan tas nya disana, lalu berjalan kembali mendekati ranjang dan duduk bersandar tepat disamping Haifa yang hanya diam

"Iya bun, tadi loncat lewat tembok belakang sekolah"jawab Arya asal

"Yang bener kamu?! Kamu udah berani bolos ya?! Udah kelas dua belas juga, udah mau ujian?!"ucap Fira dengan mata menatap tajam kearah Arya yang hanya menampilkan senyum tanpa dosa, begitupun haifa yang menatap Arya dengan tatapan bertanya.

"Ehehe gak kok bun, becanda. Ini emang udah pada pulang semua, aku gak bolos"ucap Arya menampilkan cengir kuda

"Kamu bohong, awas kamu ya?!"ancam Fira

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang