8. Malaikat (revisi)

4.3K 254 28
                                    

Haifa terus berjalan dengan pelan, tanpa kenal lelah. Tubuh nya sudah basah kuyup terkena air hujan, bahkan kini ia sudah merasa kedinginan. Langit semakin gelap, karena sudah memasuki waktu maghrib. Jalanan pun semakin sepi, tidak ada orang maupun kendaraan yang berlalu lalang.

Haifa terus berjalan walaupun tubuhnya terasa menggigil, dan kakinya terasa pegal.

Ditengah perjalanan, ia melihat sebuah halte. Disana terdapat dua orang laki laki bertubuh kurus tinggi, wajahnya masih terlihat muda, mungkin seusia dirinya. Haifa menghampiri halte itu, untuk mengistirahatakan tubuhnya sejenak disana.

Haifa mendudukan dirinya di bangku halte, sambil memeluk tubuhnya sendiri dengan tangan yang melipat didepan dada, tanpa memperdulikan dua laki laki yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak biasa, melainkan tatapan mesum.

Haifa memperhatikan di sekeliling dirinya, ia melihat suasana yang begitu sepi, gelap, begitu menakutkan menurutnya. Tak lama kemudian sebuah cahaya berkilat lalu diikuti suara menggelegar yang begitu mengejutkan Haifa dan membuatnya teriak ketakutan

Jedaarrrr


"Aaaaaakkkkkkk"teriak Haifa bersamaan dengan genderang petir itu, sambil menutup kedua  telinganya, kepalanya menunduk dan tangannya menutup erat kedua telinganya.

Haifa terus menunduk, dengan tangan yang setia menutupi kedua telinganya. Tak lama kemudian, sesuatu mencengkeram kedua tangannya, membuatnya terkejut dan segera membuka mata.

Ia mendongak, menatap dua orang laki laki yang berdiri tepat dihadapannya, dengan tangan mereka yang masing masing memegang kedua tangan Haifa, satu sebelah kanan dan satu lagi sebelah kiri.

Cengkeraman itu begitu kuat ditangannya, membuatnya meringis kesakitan, sambil menatap dua orang laki laki itu, laki laki yang sejak tadi berada di halte yang sama dengannya, kini tengah mencengkeram kedua tangannya, sambil menatapnya dengan tatapan yang begitu mengerikan, ada seringai jahat di kedua bibir mereka, sungguh mengerikan

"Lepasin!"ucap Haifa seraya berusaha melepaskan kedua tangannya dari cengkeraman itu.

Di dalam hatinya ia berdoa, semoga Allah senantiasa melindunginya, menjauhkannya dari segala mara bahaya, dari segala hal hal negatif yang mungkin saja menimpanya, semoga Allah segera memberinya pertolongan.

"Udah deh, lo butuh kehangatan kan, sini gue angetin"ucap salah satu dari laki laki itu dengan seringai jahatnya, mencoba untuk menyentuh permukaan kulit paha Haifa dengan perlahan.

Haifa terus meronta, bahkan kini ia sudah meneteskan air matanya, ia begitu takut.

"Ya Allah, bantu hamba ya Allah, jauhkan lah hamba, dari segala mara bahaya. Aamiin"doa Haifa dalam hati sambil terus meronta, mencoba menghindari sentuhan dari kedua laki laki itu sambil menendang nendangkan kedua kakinya

Sebuah cahaya kembali berkilat, dan sebuah petir kembali terdengar sangat keras membuat Haifa kembali berteriak

Jedaaarrrr

"Aaaaaaaaakkkkkkkkkkk!"teriak Haifa memejamkan matanya erat erat, karena kedua tangannya masih dalam cengkeraman erat itu, membuatnya tidak bisa menutupi kedua telinganya.

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang