5. Keluarga (revisi)

4.3K 247 11
                                    

"Loh, anak-anak Ayah ini baru pada pulang?"tanya Rafel-sang ayah yang tiba-tiba saja muncul di hadapan mereka dengan segelas jus di tangannya

"Loh, Ayah gak kerja?"tanya Haifa bingung sambil menatap ayahnya, namun posisi tubuhnya masih menyender di pundak Bundanya, sedangkan Hanif duduk di single sofa sambil memainkan ponselnya

"Kamu lupa ini hari apa?"tanya Rafal mendudukkan dirinya di samping kanan sang istri, sedangkan Haifa berada di samping kiri

"Ini kan hari..... Oh iya, ini kan hari Minggu ya!"cengir Haifa ketika mengingat bahwa hari ini hari Minggu, sehingga semuanya berada di rumah tak terkecuali sang ayah

"Hm Anak ayah mikirin apa sih nih? sampai lupa hari? mikirin cowok ya?"selidik Rafel

"gak lah, ayah apaan sih? punya cowok aja nggak"sanggah Haifa

"Masa sih kamu nggak punya cowok?" tanya Rafel lagi

"gak ayah"jawab Haifa

"Lah itu, Arya cowok kan?"canda Rafel

"Loh kok jadi Arya?"tanya Haifa bingung, namun dihatinya ia was was, ia takut jika saja ayahnya mengetahui bahwa ia mencintai Arya

"Emang dia bukan cowok? dia cowok kan?"ucap Rafel yang membuat hati Haifa mendesah lega

"Ya cowok yah, tapi bukan cowoknya Haifa!"

"Ya Siapa juga yang bilang Arya cowok kamu?? kan Ayah cuma bilang Arya cowok, iya kan?"

"Ish ayah mah"kesal Haifa memanyunkan bibirnya

"Emangnya kenapa sih? Anak ayah yang cantik ini, kok belum punya cowok? Hanif aja yang jelek udah punya Salma tuh!" ucap Rafel santai membuat Hanif yang sejak tadi memainkan ponsel namun mendengarkan, mendelik sebal ke arahnya yang kini menampilkan senyum polos.

"Kenapa nif?" tanya Rafel pura-pura polos

"Ish ayah mah, masa orang ganteng gini dibilang jelek sih?"kesal Hanif menatap sengit ke arah ayahnya

"Ya kan ayah masih normal Hanif, kalau ayah bilang kamu ganteng nanti dikira ayah nggak normal, lagi. Kan bahaya!"sanggah Rafel membuat Hanif semakin sebal, sedangkan Haifa sudah menampilkan tawa jahat nya

"Bunda Ayah tuh Bun!" rengek Hanif pada bundanya yang sejak tadi hanya diam memperhatikan sambil tersenyum

"Udah udah Hanif ganteng kok, tapi......" ucap Fira menggantung sambil tersenyum penuh misteri

"Tapi apa Bun?" tanya Hanif penasaran sedangkan Rafel dan Haifa hanya diam sambil menatap Fira.

"Kalau dilihat dari puncak Monas, pakai sedotan, pasti ganteng banget!" lanjut Fira yang diikuti tawa Haifa dan juga Rafel, lalu dibalas muka sebal oleh Hanif

"Hehehe enggak kok Hanif, anak bunda sama ayah ya pasti ganteng dan cantik, walaupun wajahnya jelek yang penting hatinya, hatinya yang selalu tampan dan juga cantik, ya kan?"jelas Fira sambil tersenyum

"Uluh bundaku, ayahku sayang!" ucap Hanif dan Haifa bersamaan Seraya memeluk ayah dan bunda mereka

"Tetap jadi Hanif dan Haifa kecilnya Ayah Bunda, Ya nak. yang selalu berbakti sama orang tua, yang selalu patuh dengan perintah agama bangsa dan negara, serta menjauhi segala larangannya. Yang selalu ingat Allah, baik dalam keadaan suka maupun duka. Jangan pernah sekalipun, kalian melupakan kewajiban sebagai umat beragama!"ucap Fira mencium satu persatu kening kedua anaknya

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang