30. Bangun Tidur (revisi)

5.2K 267 22
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Arya dan rombongannya berada di Bali. Namun karena terlalu lelah dengan acara resepsi kemarin, hingga malam tadi, Arya dan Haifa sampai sekarang masih asyik bergelung dengan selimut  hotel yang begitu tebal, nan menghangatkan. Padahal hari sudah beranjak siang, sudah sekitar pukul 11.00.

Seharusnya hari ini mereka habiskan untuk bersenang senang, menghabiskan waktu bersama keluarga yang lainnya, untuk menjelajah segala wisata yang ada di Bali yang belum sempat mereka kunjungi.

Namun ternyata Arya dan Haifa malah asyik tidur hingga siang hari begini, padahal nanti sekitar jam delapan malam, mereka harus sudah check in ke bandara.

Akhirnya dengan rasa tega yang teramat dalam untuk meninggalkan mereka berjalan jalan, juga rasa tidak tega membangunkan, para rombongan baik keluarga, kerabat, sahabat dan lain lain pergi begitu saja, tanpa mengajak Arya dan Haifa, untuk pergi menyambangi beberapa wisata yang ingin mereka kunjungi.

"Ya udah lah, kita jalan aja, biarin mereka istirahat, nanti kalo mereka udah bangun suruh nyusul, atau suruh jalan sendiri aja!"begitulah kira kira keputusan yang di ajukan oleh papa Arya-Hendra tadi pagi sekitar pukul 07.30.

Dan sekarang mungkin mereka sudah berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel penginapan mereka.

◎◎◎◎◎

Sinar matahari yang masuk dari sela gorden yang cukup terik membuat Arya perlahan mengerjapkan matanya dan terbangun.

Ia menoleh ke arah Haifa yang tertidur lelap di sampingnya, menghadap ke arahnya sambil memeluk bantal guling.

Ia ingat malam tadi, dimana Haifa ingin tidur di atas sofa, namun dia cegah dan memaksa Haifa untuk tidur bersama nya di ranjang.

Awalnya Haifa menolak, namun dengan segala paksaan dan juga perjanjian untuk tidak menyentuh satu sama lain, baru lah Haifa mau tidur di samping Arya, walaupun dengan sedikit rasa ragu.

Setelah itu, ia mengalihkan pandangan ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas lebih, itu artinya hari sudah sangat siang.

Untung saja mereka sudah salat subuh tadi pagi, lalu setelah subuh mereka kembali tertidur, sehingga mereka jadi kesiangan bangun.

Arya bangkit dari posisi tidrunya, dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa saat, ia keluar sudah dengan wajah segarnya, dan rambut basahnya, sudah mengenakan pakaian santai, hanya kaos pendek berwarna merah, dan juga celana denim pendek berwarna coklat.

Arya berjalan ke arah ranjang, untuk membangunkan Haifa. Ia duduk di sisi ranjang tempat tidurnya, lalu memandang wajah damai Haifa yang tidur menghadapnya, dengan rambut yang acak acakan, mata terpejam, dan mulut yang sedikit terbuka, juga mengeluarkan dengkuran halus, itu artinya Haifa tidur dengan sangat pulas.

Mungkin efek lelah, karena tadi malam acara selesai sekitar pukul satu dini hari, dan merekabtidur sekitar pukul dua dini hari atau bahkan lebih karena sebelum tidur mereka membersihkan diri terlebih dahulu.

Arya menggerakan tangannya untuk mengusap rambut Haufa perlahan, membuka untaian rambut yang menutupi separuh wajahnya.

"Haifa?"ucap Arya lirih sambil terus mengusap rambut Haifa.

Haifa masih bergeming, dan masih tertidur pulas, karena nafasnya yang begitu teratur.

"Ifa? Hey, bangun!"ucap Arya lagi sambil mengusap kedua mata Haifa dengan ibu jarinya dengan lembut.

Haifa menggeliatkan tubuhnya, lalu menepis tangan Arya lemah. Namun belum juga membuka matanya, melainkan nafasnya yang kembali teratur.

"Haifa?!"panggil Arya lagi sambil mengusap pipi Haifa, dan lagi lagi Haifa menepis tangan itu tanpa tenaga, dan kembali menghela nafas teratur.

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang