42. Diam

5.7K 305 57
                                    

Tanpa terasa pandangan mata Haifa mulai mengabur, matanya berair, dan air itu mulai menetes membasahi pipinya.

Haifa menutup mulut, berusaha untuk menahan isak tangisnya. Ia berlari meninggalkan area rumah sakit sambil menahan air  yang semakin lama semakin deras. Mbok Uni pun segera mengejar langkah Haifa, takut takut jika Haifa akan melakukan hal hal yang mungkin membahayakan dirinya Tanpa terasa pandangan mata Haifa mulai mengabur, matanya berair, dan air itu mulai menetes membasahi pipinya. maupun janin yang berada di dalam kandungannya.

Sedangkan di lain tempat, Arya yang baru saja keluar dari dalam mobilnya setelah tadi ia memarkirkan mobil di area parkir rumah sakit dimana ia berjanji akan menjemput istrinya-Haifa.

Saat ia baru saja berjalan beberapa meter meninggalkan mobilnya, untuk masuk ke rumah sakit itu, seseorang menepuk punggungnya, membiatnya berbalik dan membelakangi pintu masuk dan kaluar rumah sakit.

Dan saat ia berbalik, ia begitu terkejut melihat seorang perempuan yang sangat ia kenali, dengan mengenakan sebuah dress ketat yang mempertontonkan lekuk tubuhnya yang tidak lagi ramping, melainkan sedikit gemuk, dengan perut yang membuncit tengah menatap kearahnya dengan senyum manis yang mampu membuat Arya terpikat dulu, namun tidak dengan sekarang, karena menurut Arya senyum manis Haifa lah yang mampu memikatnya, tidak dengan perempuan lain.

"Na.. nafa?"gumam Arya masih dengan wajahnya yang penuh dengan keterkejutan, bagaimana bisa mereka di pertemukan kembali? Bagaimana bisa Nafa berada di Jogja, tempat tinggal Arya yang baru? Apakah ini hanya sebuah kebetulan? Atau memang Nafa sengaja pindah ke Jogja untuk mengganggunya?

Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikiran Arya, Arya menggelengkan kepalanya berusaha membuang pikiran negatifnya tentang mantan pacarnya itu

"Hai, apa kabar?"tanya Nafa seolah tengah menggoda Arya melalui tatapannya yang terlihat sendu, namun Arya tidak menyadari jika Nafa tengah menggodanya

"Ba.. baik, kamu apa kabar?"tanya Arya balik sedikit canggung

"Aku baik juga"jawab Nafa dengan suara yang sedikit mengecil di akhir kalimatnya, karena ia melihat dua orang di belakang Arya yang baru saja keluar dari loby rumah sakit, salah satunya Nafa sangat mengenal perempuan itu, seorang perempuan berhijab, namun yang satunya lagi ia tidak mengenalnya, seorang wanita baya yang terlihat seperti seorang pembantu, karena dari pakaiannya yang begitu sederhana, dan terkesan kampungan menurut Nafa.

Reflek Nafa memeluk tubuh Arya dengan begitu erat sambil berucap

"Aku kangen sama kamu!"ucap Nafa memeluk Arya dengan kepala yang ia letakkan di atas bahu Arya, pandangannya menatap ke arah perempuan yang ia kenal di belakang Arya, posisi nya cukup jauh, namun Nafa dapat melihat ekspresi perempuan itu yang terlihat sedih, dan mulai meneteskan air matanya.

Nafa tersenyum sinis kearah perempuan itu. Perempuan yang berada di belakang Arya hanya mampu menangis dalam diam, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pergi, menjauhi pemandangan yang begitu mengiris iris hatinya, bersama perempuan baya yang menemaninya, siapa lagi kalau bukan Haifa dan Mbok Uni.

Posisi Arya yang membelakangi gedung rumah sakit, mmebuatnya tidak melihat Haifa yang merasa begitu kecewa dengan dirinya.

Arya yang tersadar, setelah sebelumnya ia sempat terkejut dengan pelukan yang di berikan oleh Nafa secara tiba tiba, segera melepaskan pelukan Nafa dengan cukup kasar.

"Maaf Nafa! Kalo gitu aku permisi ya, aku buru buru"ucap Arya hendak meninggalkan Nafa dan menghampiri istrinya yabg menurutnya masih menunggu di dalam rumah sakit.

"Kamu mau kemana?"tanya Nafa mencekal pergelangan tangan Arya, dan menatap Arya dengan tatapan yang begitu sendu, seolah ia tidak mau Arya pergi meninggalkannya.

Kesempurnaan Cinta #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang