Saat Haifa dan Arya sudah sampai di halaman mall, hendak menuju area parkir, tiba tiba seseorang mengenakan pakaian yang begitu tertutup menabrak Haifa.
Entah bagaimana, hingga membuat Haifa mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya, wajahnya pun berubah menjadi pucat pasi, dahinya mengeluarkan keringat.
Brukkk
Haifa ambruk masih memegangi perutnya, membuat Arya menengok kearahnya, dan terlihat begitu panik dan khawatir. Tanpa sadar Arya berteriak
"Haifa?!"pekik Arya keras, lalu dengan spontan dia menurunkan kakinya dan berdiri berjalan tertatih menuju Haifa.
"Haifa sayang?! Kamu kenapa?"tanya Arya yang dengan susah payah menggerakan kakinya yang terasa begitu kaku dan juga sakit. Arya terduduk di dekat kepala Haifa dan membawa kepala Haifa ke pangkuannya.
Wajah Haifa begitu pucat, keringat dingin mengucur deras di dahinya, keningnya mengkerut menahan rasa sakit, air sudah mulai membasahi mata indahnya yang terpejam erat, tangannya terus memegang perutnya yang terasa begitu sakit.
"Sayang kamu kenapa?"tanya Arya dengan air mata yang mulai menetes, ia begitu khawatir dengan istrinya yang terlihat begitu kesakitan
"Sayang?"ucap Arya mengusap usap wajah Haifa.
"Toloonggg!!!!"teriak Arya seraya mengedarkan pandangan, mencari bantuan.
Kondisi di sana tidak terlalu ramai, sehingga sulit untuk meminta bantuan.
Karena sudah terlalu khawatir dengan Haifa, Arya mencoba untuk berdiri kembali setelah sebelumnya ia memindahkan kepala Haifa agar tidak lagi di atas pangkuannya.
Arya berdiri dan berjalan tertatih kearah kursi rodanya, mendekatkan kearah Haifa. Arya mengumpulkan kekuatan kakinya, agar bisa berjongkok mengangkat Haifa dengan susah payah keatas kursi rodanya.
Cukup lama, dengan usaha yang besar dari Arya, akhirnya ia bisa memindahkan Haifa keatas kursi rodanya.
Sebenarnya ada beberapa orang yang lewat di sekitar mereka, namun mungkin mereka mengira Arya tidak sedang sakit, karena mereka melihat saat Arya sudah tidak berada di atas kursi rodanya, sehingga mengira bahwa yang sakit bukan Arya melainkan Haifa, dan mereka paham jika Arya pasti kuat membopong tubuh Haifa.
"Sakit!!"ringis Haifa pelan dan begitu lemas saat Arya membopongnya dan memindahkannya keatas kursi roda
"Sabar ya sayang, kita ke rumah sakit sekarang!"ucap Arya meneteskan air matanya, lalu ia menyerjitkan keningnya ketika merasakan salah satu tangannya yang tadi berada di bawah paha Haifa terasa basah.
Arya menarik tangannya dan begitu terkejut ketika tangannya basah dan berwarna merah. Darah?!, pekik Arya dalam hati dan merasa begitu panik
"Astaghfirullahaladzim!"pekik Arya sesegera mungkin mendorong kursi roda itu ke parkiran meskipun masih dengan kaki yang tertatih, namun ia masih mampu dengan bertumpu pada tangannya yang memegang erat kursi roda agar ia tidak terjatuh.
"Pak Arya?! Ada apa pak?!"panik supir yang menjemput Arya dan Haifa, saar melihat kedua majikannya berpindah posisi, dengan Arya yang terlihat meneteskan air matanya, dan Haifa yang kini masih terlihat menahan sakit
"Cepet kita bawa ke rumah sakit, Haifa pendarahan!"ucap Arya lemah, ia merasa kakinya begitu lemas, entah karena telalu lelah berjalan, atau lemas karena melihat keadaan Haifa, ia sangat takut akan terjaid sesuatu pada Haifa dan juga calon anak mereka.
Supirnya yang di ketahui bernama Indra itu segera membantu Arya untuk masuk ke dalam mobil, lalu setelah itu ia membopong Haifa dan membaringkannya di samping Arya. Arya memangku kembali kepala Haifa, dengan air mata yang masih mengalir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempurnaan Cinta #4✔
Novela JuvenilSEQUEL MY WIFE Apa sih definisi kesempurnaan cinta menurut kalian? Cinta yang selalu menghadirkan kebahagiaan? Atau cinta yang dikelilingi banyak ujian namun tetap bertahan? Atau cinta yang selalu ada, baik suka maupun duka? Dari pada penasaran, lan...